
parenting
9 Ciri-ciri Flu Singapura pada Bayi, Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
HaiBunda
Jumat, 22 Mar 2024 17:30 WIB

Daftar Isi
Flu Singapura merupakan salah satu penyakit yang sering menimpa bayi. Meski namanya menyerupai flu biasa, tetapi flu Singapura sebetulnya disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan.
Infeksi ini menimbulkan gejala yang mirip dengan flu biasa seperti hidung tersumbat, batuk, demam, dan sakit tenggorokan, namun seringkali disertai dengan gejala lain seperti konjungtivitis atau peradangan pada mata.
Penularan flu Singapura pada bayi umumnya terjadi melalui udara atau kontak langsung dengan cairan tubuh yang terinfeksi, seperti lendir hidung atau air liur. Bayi yang terinfeksi adenovirus juga dapat menularkannya kepada orang lain melalui percikan batuk atau bersin.
Hal ini disebabkan sistem kekebalan tubuh bayi belum sepenuhnya berkembang, mereka lebih rentan terhadap infeksi virus seperti flu Singapura sehingga perlu perhatian khusus dalam penanganan dan pencegahannya.
Apa itu Flu Singapura?
Flu singapura adalah salah satu infeksi virus ringan yang terjadi pada bayi. Gejala yang muncul biasanya berupa luka atau lecet di dalam mulut, serta ruam atau bintik-bintik merah yang muncul di tangan dan kaki. Penyakit ini seringkali disebabkan oleh virus coxsackie.
Penyebab Flu Singapura
Sebagian besar kasus flu singapura disebabkan oleh Coxsackievirus A tipe 16, meskipun infeksi ini juga dapat disebabkan oleh banyak jenis coxsackievirus lainnya. Pada beberapa wilayah, seperti Pasifik bagian barat, penyakit ini juga dikaitkan dengan enterovirus. Coxsackievirus termasuk dalam keluarga picornaviridae yang mencakup virus RNA beruntai tunggal yang tidak berselubung.
Penularan flu singapura terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh yang terinfeksi seperti air liur, lendir hidung, dan feses. Bayi yang berada di lingkungan dengan tingkat interaksi sosial yang tinggi, seperti tempat penitipan dan tempat berbelanja, memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi.
Meskipun gejalanya seringkali ringan dan penyakitnya bersifat mandiri, pada beberapa kasus, terutama jika gejala menjadi parah atau terjadi komplikasi, perawatan medis tambahan mungkin diperlukan.
Faktor Risiko Flu Singapura
Mengutip National Library of Medicine, meta-analisis besar yang dilakukan terhadap anak-anak yang menderita flu singapura (HFMD) menunjukkan bahwa kelesuan, pembengkakan paru-paru atau pendarahan paru, kejang, kesulitan bernapas, dan koma menjadi faktor risiko utama yang terkait dengan kematian pada HFMD.
Tingkat kematian kasus yang berkaitan dengan enterovirus 71, salah satu penyebab utama flu singapura ditemukan sebesar 1,7Â persen dalam tinjauan sistematis dan meta-analisis tersebut.
Meski tingkat kematian relatif rendah, tetap penting untuk diingat bahwa HFMD dapat menyebabkan komplikasi serius pada sebagian kecil kasus, terutama pada anak-anak yang rentan. Oleh sebab itu, pemantauan dan penanganan yang tepat sangat penting dalam mengelola kasus HFMD pada anak-anak.
Ciri-ciri gejala Flu Singapura
Menilik berbagai sumber, berikut ciri-ciri gejala dari flu singapura. Simak selengkapnya, Bunda untuk antisipasi kesehatan Si Kecil.
1. Terdapat ruam pada bagian kulit tubuh bayi
Gejala dari flu singapura (HFMD) biasanya muncul ruam berupa luka melepuh yang nyeri di telapak tangan, tangan, kaki, dan kadang-kadang di mulut atau area sekitarnya. Ruam ini sering kali muncul dalam bentuk bercak merah atau melepuh yang terasa nyeri atau tidak nyaman saat disentuh.
Karakteristik ruam dapat bervariasi tergantung pada warna kulit individu, di mana pada beberapa kasus ruam dapat tampak lebih gelap atau lebih terang pada orang dengan warna kulit yang berbeda-beda.
Meski gejala HFMD biasanya ringan dan tidak menyebabkan masalah serius, namun ruam dan gejala lainnya dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan gangguan pada aktivitas sehari-hari anak.
2. Demam
Demam merupakan salah satu gejala awal yang muncul dalam tiga sampai enam hari setelah terpapar virus penyebab HFMD. Gejala yang terjadi bisa bervariasi dalam tingkat keparahan.
Beberapa bayi mengalami demam ringan, sementara yang lain bisa mengalami demam yang lebih tinggi. Demam ini bisa disertai dengan gejala lain seperti sakit tenggorokan, kehilangan nafsu makan, dan rasa tidak enak badan.
Bunda perlu untuk memantau suhu tubuh bayi atau anak secara teratur ketika mereka mengalami demam. Jika demam tinggi atau berlangsung lebih dari beberapa hari, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi dan pengelolaan lebih lanjut.
Demam dapat diatasi dengan memberikan obat penurun demam yang direkomendasikan oleh dokter dan menjaga bayi agar tetap terhidrasi dan nyaman.
3. Muncul luka yang perih pada mulut dan tenggorokan
Setelah satu atau dua hari sejak dimulainya demam, gejala flu singapura (HFMD) akan semakin jelas. Salah satu gejala yang khas adalah munculnya luka yang menyakitkan di bagian depan mulut atau tenggorokan. Luka ini membuat Si Kecil merasa tidak nyaman saat makan atau minum, dan terkadang membuat kesulitan dalam menelan makanan.
Selain itu, ruam juga dapat muncul di tangan dan kaki terkadang muncul di area bokong. Ruam ini sering kali berbentuk bintik-bintik merah kecil atau melepuh yang terasa nyeri atau gatal.Â
4. Kelepuhan pada bagian kulit bayi
Kelepuhan seringkali menjadi salah satu gejala flu singapura dan biasanya muncul beberapa hari setelah fase demam. Biasanya berwarna abu-abu atau lebih terang dari kulit di sekitarnya. Penting untuk menjaga area yang terkena tetap bersih dan kering untuk mencegah infeksi sekunder.
Jika Si Kecil mengalami kelepuhan terbuka atau pecah, Bunda dapat memberikan salep antibiotik atau perawatan luka lainnya yang direkomendasikan oleh dokter. Ketika Bunda memiliki kekhawatiran tentang gejala yang dialami Si Kecil seperti ini, segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi dan perawatan yang tepat.Â
5. Rewel dalam waktu yang lama
Saat bayi atau balita mengalami flu singapura (HFMD), mereka menjadi lebih rewel dan tidak nyaman. Hal ini disebabkan oleh gejala seperti luka yang menyakitkan di mulut atau tenggorokan, serta ruam yang muncul di tangan, kaki, dan bokong.
Si Kecil akan merasa tidak nyaman saat makan atau minum karena luka di dalam mulutnya, sehingga membuat mereka rewel dan menolak makanan atau minuman.
6. Nafsu makan menurun
Bayi atau balita cenderung mengalami penurunan nafsu makan kala mengalami flu singapura (HFMD). Hal ini umum terjadi karena terdapat luka yang menyakitkan di dalam mulut atau tenggorokan sehingga membuat makanan dan minuman terasa tidak nyaman untuk dikonsumsi.
Bunda perlu menghindari makanan padat atau pedas karena dapat memperburuk rasa sakit di dalam mulut.Â
7. Dehidrasi pada bayi
Kehilangan cairan tubuh pada bayi termasuk gejala dari flu singapura (HFMD). Hal ini terjadi karena bayi merasakan tidak nyaman untuk makan dan minum akibat luka pada dinding mulut dan tenggorokan. Kehilangan cairan tubuh pada bayi terjadi secara cepat dan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Oleh sebab itu, Bunda perlu untuk memperhatikan gejala dehidrasi pada bayi, seperti mulut kering, penurunan nafsu makan dan minum, sedikit atau tidak ada air mata saat menangis, dan penurunan aktivitas atau responsivitas.Â
8. Kelelahan dan tidak enak badan
Kelelahan atau rasa lemah termasuk gejala yang dialami bayi saat flu singapura (HFMD) terjadi. Ketika tubuh melawan infeksi virus, sistem kekebalan tubuh bekerja keras untuk melawan virus tersebut, hal ini yang memicu rasa lelah atau kelelahan pada bayi.
Penting bagi orang tua untuk memberikan istirahat yang cukup kepada bayi saat mengalami HFMD. Pastikan mereka banyak minum agar tetap terhidrasi dan berikan makanan yang ringan dan mudah dicerna.
Jika kelelahan atau rasa lemah anak terlihat sangat mengkhawatirkan atau berkepanjangan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.Â
9. Nyeri perut pada bayi
Nyeri perut atau ketidaknyamanan perut menjadi gejala yang dialami bayi saat mengalami flu singapura (HFMD). Infeksi virus HFMD dapat mengakibatkan gangguan pencernaan pada bayi seperti mual, muntah, atau bentuk feses yang cair, sehingga gangguan tersebut yang dapat memicu nyeri perut dan ketidaknyamanan pada perut Si Kecil.
Jika Si Kecil mengalami nyeri perut yang berkelanjutan atau parah, penting untuk menghubungi dokter untuk evaluasi lebih lanjut dan saran pengobatan yang sesuai. Dokter akan merekomendasikan langkah-langkah untuk meredakan gejala dan mencegah dehidrasi, terutama jika anak mengalami muntah atau diare.
Diagnosis Flu Singapura
Diagnosis flu singapura sering kali diuji pada pemeriksaan klinis oleh dokter. Dengan tujuan untuk memastikan diagnosis dan mengidentifikasi jenis virus yang menyebabkan penyakit ini, beberapa tes laboratorium diperlukan. Salah satu cara untuk mendeteksi virus penyebab HFMD dengan menganalisis feses, hal ini dapat mendeteksi keberadaan virus sekitar enam minggu setelah infeksi. Namun, pelepasan virus dari mulut dan tenggorokan biasanya kurang dari empat minggu.
Dalam membedakan HFMD dari kondisi lain yang mirip seperti cacar air atau herpes, dokter akan melakukan mikroskopis pada biopsi atau sampel dari vesikel (kelepuhan) yang muncul pada kulit. Pemeriksaan ini membantu dalam membedakan HFMD dari penyakit lain yang memiliki gejala serupa.
Saat ini, tes reaksi berantai polimerase (PCR) telah tersedia di banyak pusat kesehatan untuk memastikan diagnosis coxsackievirus. Tes PCR dapat dilakukan menggunakan sampel usapan dari lesi kulit untuk mendeteksi keberadaan coxsackievirus atau enterovirus secara lebih cepat dan akurat menggunakan teknik PCRÂ secara real time.Â
Pengobatan Flu Singapura
Flu singapura (HFMD) umumnya akan sembuh dengan sendirinya dalam rentang waktu sekitar 7 hingga 10 hari tanpa perlu perawatan medis khusus.
Pada perawatan bayi untuk mencegah dehidrasi, Bunda perlu memastikan kebutuhan cairan anak dalam jumlah yang cukup. Selain itu, hindari memberikan minuman asam seperti jus buah, karena dapat memperburuk iritasi pada mulut dan tenggorokan. Sebaliknya, Bunda dapat memberikan minuman seperti air putih.
Selain itu, Bunda juga dapat memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi oleh Si Kecil. Jenis makanan lunak seperti yoghurt dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan pada mulut dan tenggorokan. Hindari makanan panas dan pedas yang dapat memperparah iritasi.
Jika Si Kecil merasa sakit pada mulut atau tenggorokan, Bunda bisa memberikan parasetamol atau ibuprofen sesuai dengan dosis yang disarankan untuk membantu meredakan rasa sakit. Terkait perawatan mulut, Bunda dapat berkonsultasi dan meminta nasihat apoteker mengenai produk yang cocok untuk bayi, seperti gel sariawan, obat semprot, atau obat kumur yang dapat membantu menghilangkan rasa sakit.
Di sisi lain, untuk menghentikan penyebaran flu singapura, penting untuk menjaga kebersihan pada bayi. Penyakit ini mudah menular melalui batuk, bersin, kotoran, dan cairan dalam lepuh.
Pastikan Si Kecil selalu mencuci tangan dengan sabun dan air bersih, dan hindari kontak dekat dengan orang-orang yang sedang sakit. Bunda juga perlu pastikan untuk membersihkan dan mendisinfeksi permukaan yang sering disentuh, seperti mainan dan permukaan meja. Dengan langkah-langkah ini, Bunda dapat membantu mencegah penyebaran flu singapura kepada anggota keluarga lainnya.
Pencegahan Flu Singapura
Dalam upaya mencegah flu singapura, Bunda dapat membiasakan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air, serta mengajarkan hal yang sama pada Si Kecil. Penggunaan tisu saat mereka batuk atau bersin, juga dapat membantu menjebak kuman dan mencegah penyebaran penyakit.
Bunda juga perlu menghindari berbagi handuk atau barang-barang rumah tangga seperti cangkir atau peralatan makan, dan pastikan untuk mencuci seprai dan pakaian kotor dengan air panas untuk membunuh kuman.
Jika Si Kecil sedang sakit, lebih baik menjauhkan mereka dari sekolah atau taman kanak-kanak untuk sementara waktu. Namun, begitu mereka merasa lebih baik, mereka dapat kembali ke sekolah atau taman kanak-kanak tanpa perlu menunggu semua lepuh sembuh.
Meski risikonya terhadap kehamilan atau bayi biasanya rendah, sebaiknya hindari kontak dekat dengan siapa pun yang menderita flu singapura. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Bunda dapat membantu mencegah penyebaran penyakit dan mempercepat pemulihan Si Kecil.
Komplikasi Flu Singapura
Flu singapura biasanya dapat mereda dengan sendirinya dalam waktu 7 sampai 10 hari. Tetapi ada beberapa kasus yang menimbulkan komplikasi serius. Mengutip berbagai sumber, berikut komplikasi yang disebabkan dari flu singapura. Simak selengkapnya, Bunda untuk antisipasi kondisi kesehatan Si Kecil.
- Stomatitis persisten merupakan salah satu komplikasi yang sering terjadi pada flu singapura. Luka yang menyakitkan di mulut dapat mengakibatkan rasa sakit yang parah, bahkan hingga membatasi asupan makanan, terutama pada Si Kecil. Hal ini dapat berpotensi menyebabkan dehidrasi jika tidak ditangani dengan baik.
- Meningitis aseptik adalah komplikasi serius yang bisa ditimbulkan pada penyakit flu singapura, meski lebih sering terjadi pada kasus yang disebabkan oleh enterovirus 71. Virus ini dapat menyebabkan tingkat keterlibatan neurologis yang lebih tinggi, seperti ataksia serebelar akut, sindrom mirip polio, ensefalitis, hipertensi intrakranial jinak, dan sindrom guillain-barre. Kerusakan pada materi abu-abu otak diyakini menjadi penyebab disfungsi motorik yang terjadi.
Meski jarang ditemukan, coxsackievirus juga dapat menyebabkan komplikasi lain seperti pneumonia interstisial, miokarditis, pankreatitis, dan edema paru. Beberapa penelitian juga mengindikasikan bahwa infeksi coxsackievirus dapat berhubungan dengan risiko aborsi spontan pada wanita hamil. Oleh sebab itu, penting untuk memahami potensi komplikasi yang dapat terjadi akibat infeksi virus ini dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat.
Demikian ulasan tentang ciri-ciri, penyebab dan cara mengatasi flu singapura pada bayi. Semoga bermanfaat untuk antisipasi kesehatan Si Kecil ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Â
Â
Â
(rap/rap)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Waspada Flu Singapura, Ini Cara Agar Anak Tak Tertular saat Liburan

Parenting
Waspada Penularan Flu Singapura pada Anak, Kini Tembus 5 Ribu Kasus di Indonesia

Parenting
Flu Singapura pada Anak: 9 Ciri, Penyebab & Cara Mengatasinya

Parenting
Waspada Flu Singapura pada Anak, Perhatikan 7 Gejala Awalnya

Parenting
Flu Singapura Merebak, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya agar Anak Tak Tertular


5 Foto
Parenting
Bikin Gemas! Ini 5 Potret Terbaru Hamish Daud dan Sang Putri Zalina
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda