Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Waspada Flu Singapura pada Anak, Perhatikan 7 Gejala Awalnya

Nanie Wardhani   |   HaiBunda

Sabtu, 28 May 2022 18:20 WIB

Fever, Close-up medical thermometer, Parent / Father measuring temperature of his ill kid, Asian 3 - 4 years old toddler boy gets high fever lying on bed with cold compress on forehead to cool a fever
Ilustrasi gejala flu Singapura/ Foto: Getty Images/iStockphoto/yaoinlove

Bunda tentu belakangan ini sering mendengar kabar mengenai flu Singapura ya. Kabarnya saat ini sedang banyak kasus flu Singapura yang terjadi pada anak-anak.

Hal ini tentu membuat Bunda menjadi khawatir, namun apa yang Bunda perlu tahu mengenai flu Singapura ini? Perlukah Bunda khawatir? Yuk simak lengkapnya mengenai flu Singapura berikut ini Bunda.

Flu Singapura adalah penyakit infeksi virus yang menyebabkan timbulnya sariawan di mulut dan luka lepuh di kulit. Dalam istilah medis, kondisi ini disebut sebagai penyakit tangan, kaki, dan mulut (hand, foot, and mouth disease).

Flu Singapura atau hand, foot, and mouth disease (HFMD) adalah penyakit yang mudah menular dan sering menyerang anak-anak usia 5–10 tahun. Walaupun lebih sering menyerang anak-anak, flu Singapura juga bisa menyerang orang dewasa.

Seperti dikutip dari situs resmi IDAI, Hand, foot, and mouth disease (HFMD) atau penyakit tangan kaki mulut adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari genus Enterovirus. Spesies Enterovirus yang paling sering menyebabkan HFMD adalah Coxsackievirus dan Human Enterovirus 71 (HEV 71).

Gejala penyakit flu Singapura pada anak

Ada beberapa gejala yang biasanya timbul pada penderita HFMD atau flu Singapura. Flu Singapura umumnya diawali dengan:

  • Demam
  • Nyeri tenggorokan/menelan
  • Nafsu makan yang menurun 
  • Nyeri/tidak enak badan
  • Setelah demam satu sampai dua hari, timbul bintik-bintik merah di rongga mulut (umumnya berawal di bagian belakang langit-langit mulut) yang kemudian pecah menjadi sariawan. 
  • Kemudian, 1-2 hari timbul juga ruam-ruam kulit dan bintik-bintik merah di telapak tangan dan kaki. 
  • Meskipun kelainan selaput lendir dan kulit pada HFMD terutama melibatkan rongga mulut, telapak tangan dan kaki, namun ruam dapat juga timbul di tungkai, lengan, bokong dan kulit sekitar kemaluan. 

Orang dewasa dan orang dengan sistem kekebalan tubuh baik mungkin saja terinfeksi virus HFMD namun tidak menunjukkan gejala sama sekali (asimtomatik). Kelompok ini bukanlah kelompok penderita namun potensial sebagai pembawa (carrier) virus HFMD dan menyebarkan virus ini.

Meskipun umumnya menunjukkan gejala yang ringan, namun pada beberapa kasus HFMD dapat menyebabkan komplikasi yang berat, di antaranya:

  • Lesi di daerah mulut dapat menyebabkan kesulitan minum dan makan sehingga anak mengalami dehidrasi. 
  • Beberapa laporan menyebutkan kasus HFMD berat seperti meningitis (radang selaput otak) dan ensefalitis yang mengakibatkan pasien harus dirawat intensif atau bahkan mengakibatkan kematian. 
  • Beberapa penelitian menunjukkan HEV 71 merupakan strain tersering penyebab HFMD berat. 
  • Beberapa laporan kasus lainnya menunjukkan HFMD dapat menyebabkan komplikasi berupa lepasnya kuku jari tangan dan kaki dan terjadi beberapa minggu setelah fase akut HFMD. Meski demikian, kelainan ini bersifat sementara dan kuku dapat tumbuh kembali.
ilustrasi anak demamIlustrasi flu Singapura pada anak/ Foto: iStock

Penyebaran virus Flu Singapura pada anak

Penderita Flu Singapura dapat menyebarkan virus HFMD melalui:

  • Sekret/cairan hidung (ingus)
  • Tenggorokan (ludah, dahak)
  • Lesi kulit yang pecah
  • Dari kotoran

Penyebaran ini mudah terjadi bila:

  • Terdapat kontak erat dengan penderita (berbicara, memeluk, mencium)
  • Melalui udara (bersin, batuk)
  • Kontak dengan kotoran pasien
  • Kontak dengan objek atau permukaan yang tercemar oleh virus HFMD (memegang gagang pintu, permukaan meja, perabotan yang tercemar virus tersebut, dll). 

Penderita HFMD umumnya sangat menularkan virus pada minggu pertama sakit. Beberapa pasien bahkan masih menularkan virus beberapa hari atau minggu setelah gejala dan tanda infeksi hilang.

Siapa yang berisiko terkena penyakit Flu Singapura?

Dilansir dari Healthline, anak kecil memiliki risiko tertinggi untuk mendapatkan HFMD. Risiko meningkat jika mereka menghadiri penitipan anak atau sekolah, karena virus dapat menyebar dengan cepat di fasilitas ini.

Anak-anak biasanya membangun kekebalan terhadap penyakit setelah terkena virus yang menyebabkannya. Inilah sebabnya mengapa kondisi ini jarang memengaruhi orang di atas usia 10 tahun.

Namun, masih mungkin bagi anak-anak dan orang dewasa yang lebih besar untuk mendapatkan infeksi, terutama jika mereka memiliki sistem kekebalan yang lemah.

Bagaimana pengobatan penyakit flu Singapura?

Dalam kebanyakan kasus, infeksi akan hilang tanpa pengobatan dalam 7 sampai 10 hari kok Bunda. Namun, dokter Bunda mungkin akan merekomendasikan perawatan tertentu untuk membantu meringankan gejala sampai nanti penyakitnya sembuh. Beberapa hal ini dapat mencakup:

  • Resep atau salep topikal yang dijual bebas untuk meredakan lepuh dan ruam
  • Obat pereda nyeri seperti acetaminophen atau ibuprofen untuk meredakan sakit kepala
  • Sirup obat atau pelega tenggorokan untuk meredakan sakit tenggorokan yang menyakitkan dan mengganggu

Bunda tidak boleh memberikan aspirin kepada anak-anak untuk infeksi virus. Hal ini karena Aspirin dapat menyebabkan sindrom Reye pada anak-anak.

Demikian berbagai gejala, cara penyebaran dan penanganan flu Singapura pada anak yang Bunda perlu tahu agar lebih waspada. Jika Si Kecil menunjukkan gejala-gejala seperti disebutkan di atas, jangan ragu untuk segera membawa Si Kecil ke dokter ya, Bunda.

Bunda, download juga aplikasi Allo Bank di sini.

 

[Gambas:Video Haibunda]



(som/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda