HaiBunda

PARENTING

Ketahui Tahapan Perkembangan Otak Anak dan Cara Melatih Kecerdasannya

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Senin, 29 Apr 2024 21:28 WIB
Tahapan Perkembangan Otak Anak/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Userba011d64_201

Otak adalah pusat komando tubuh manusia. Saat lahir, rata-rata ukuran otak bayi adalah seperempat dari ukuran rata-rata otak orang dewasa.

Hebatnya, jumlah ukuran menjadi dua kali lipat pada tahun pertama. Pertumbuhannya terus mencapai 80 persen dari ukuran orang dewasa pada usia 3 tahun dan 90 persen pada usia 5 tahun, Bunda.

Bayi yang baru lahir memiliki semua sel otak (neuron) yang akan membuat otak bekerja. Koneksi otak memungkinkan kita untuk bergerak, berpikir, berkomunikasi, dan melakukan apa saja.


Tahun-tahun awal masa kanak-kanak sangat penting untuk membuat sel-sel otak bekerja dengan baik. Mengutip laman First Thing First, setidaknya satu juta koneksi saraf baru (sinapsis) dibuat setiap detiknya.

Perlu diketahui juga, area otak yang berbeda bertanggung jawab atas kemampuan yang berbeda, seperti gerakan, bahasa, dan emosi. Kemampuan tersebut akan berkembang dengan sendirinya, ketika koneksi antar sel otak terhubung satu sama lain dengan cara yang lebih kompleks. Hal tersebut pada akhirnya memungkinkan anak untuk melakukan beragam aktivitas yang lebih kompleks.

Tahapan perkembangan otak anak

Berikut ini tahapan perkembangan otak anak sesuai usia yang perlu Bunda ketahui:

Masa bayi

Otak bayi ibarat spons yang menyerap segala jenis informasi dari lingkungan, terutama dari orang tua atau pengasuhnya. Pada tahun pertama, misalnya, bayi dapat belajar bahasa apa pun, namun kapasitas tersebut dengan cepat menyempit berdasarkan suara atau tanda yang mereka dengar atau lihat.

Penyempurnaan yang cepat tersebut menjadi alasan mengapa mempelajari bahasa baru di kemudian hari, terutama yang berbeda dari bahasa ibu, akan jauh lebih sulit. Hal itu sebagian juga disebabkan oleh banyaknya sinapsis, atau hubungan antar neuron, yang terbentuk selama beberapa tahun pertama kehidupan anak.

“Di awal kehidupan, kita memiliki banyak koneksi yang menarik, jadi ada banyak potensi pembelajaran,” kata profesor ilmu saraf dan psikolog di Barnard College, BJ Casey, dikutip dari Washington Post.

Proses seluler dan genetik yang penting juga sedang berlangsung selama masa bayi, Bunda. Meskipun sebagian besar neuron terbentuk pada saat lahir, jenis sel lain di otak seperti glia akan berkembang dan matang dengan cepat pada tahun-tahun pertama kehidupan. Sel glia merupakan sel yang membantu membentuk sinapsis, mengisolasi koneksi, menyediakan nutrisi dan menghancurkan patogen di otak. Sel ini akan terus berkembang selama beberapa dekade.

Masa kanak-kanak usia 2 hingga 10

Mulai sekitar usia 18 bulan hingga dua tahun, otak beralih ke arah pembelajaran, yang melibatkan penguatan dan pengurangan koneksi sel otak. Untuk membantu otak memprioritaskan pengalaman tertentu, koneksi akan dikurangi.

Setidaknya, bayi kehilangan sekitar setengah dari sinapsis yang baru mereka bentuk dalam proses yang disebut pemangkasan sinaptik. Sebaliknya, untuk memperkuat koneksi, mielinisasi atau proses dimana koneksi saraf dibungkus dan diisolasi dengan protein lemak, akan meningkat dengan cepat sepanjang masa kanak-kanak dan seterusnya.

Bisa dibilang, periode kritis perkembangan otak anak dimulai sekitar usia 2 tahun dan berakhir di usia 7 tahun. Dalam rantang periode tersebut, Bunda dapat memberikan dasar pendidikan holistik untuk anak-anak, mendorongnya belajar, dan fokus pada kecerdasan emosional.

Memasuki usia 8 hingga 10 tahun, otak anak sudah semakin berkembang. Mereka sudah memiliki kemampuan untuk menerapkan logika dan mampu memusatkan perhatian.

Masa remaja usia 10 hingga 19

Dari usia sekitar 10 hingga 19 tahun, terdapat perubahan dinamis dalam jaringan otak yang terlibat dalam pembelajaran, terutama dalam memproses emosi dan motivasi seputar pengalaman yang berbeda.

“Selama masa remaja, anak harus belajar mengurus diri sendiri karena mereka tidak akan mendapatkan perlindungan yang sama dari orang tua seperti saat mereka masih muda," kata Casey.

“Mempelajari batas-batas aturan masyarakat adalah inti dari masa remaja selain mempersiapkan anak untuk menjadi orang dewasa yang berfungsi.”

Sebagai orang tua, tentu kita ingin memberikan yang terbaik untuk anak. Guna melatih kecerdasan dan mengoptimalkan perkembangan otak mereka, ada cara yang bisa Bunda lakukan. Apa saja?

Selengkapnya dapat dibaca di halaman berikutnya ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(aci/ank)
CARA MELATIH KECERDASAN ANAK

CARA MELATIH KECERDASAN ANAK

Halaman Selanjutnya

Simak video di bawah ini, Bun:

5 Hal yang Menyebabkan Emosi Anak Tak Stabil, Termasuk Kelelahan & Lapar

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Hindari Ucapkan 5 Kalimat Toxic Ini pada Anak agar Tak Melukai Hatinya

Parenting Nadhifa Fitrina

Siti KDI Ungkap Alasan Cerai dari Pria Turki, Sebut Ada Perbedaan Budaya

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Kisah Bunda Ajukan Gugatan Usai Melahirkan Bayi Orang Lain, Pihak Klinik IVF Buka Suara

Kehamilan Annisa Karnesyia

5 Potret Artis Indonesia Blasteran Pulang Kampung ke Negara Ayah, Yuki Kato ke Jepang

Mom's Life Amira Salsabila

300 Nama Jerman Aesthetic untuk Anak Perempuan dan Artinya, Anggun & Elegan

Nama Bayi Annisya Asri Diarta

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Serba-serbi Bedong Bayi yang Perlu Diketahui Orang Tua

Keluarga Ini Pilih Tinggal di Hotel Selamanya daripada Beli Rumah Meski Berkecukupan, Alasannya...

Hindari Ucapkan 5 Kalimat Toxic Ini pada Anak agar Tak Melukai Hatinya

Kisah Bunda Ajukan Gugatan Usai Melahirkan Bayi Orang Lain, Pihak Klinik IVF Buka Suara

300 Nama Jerman Aesthetic untuk Anak Perempuan dan Artinya, Anggun & Elegan

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK