Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Anak Sering Buang Air Kecil tapi Tidak Merasakan Sakit, Perlukah Khawatir?

ZAHARA ARRAHMA   |   HaiBunda

Rabu, 08 May 2024 21:03 WIB

Buang air kecil
Buang air kecil anak/ Foto: Getty Images/rudi_suardi
Daftar Isi

Frekuensi buang air kecil anak yang terlalu sering, tentu menimbulkan pertanyaan tersendiri untuk orang tua. Apakah hal tersebut mengindikasikan penyakit tertentu?

Dalam kehidupan sehari-hari, tiap manusia tentunya akan melakukan proses pembuangan urine. Proses ini melibatkan berbagai organ dalam tubuh, seperti ginjal, kandung dan saluran kemih. Hal ini bertujuan untuk membuang sisa-sisa metabolisme di dalam tubuh.

Oleh karena itu, frekuensi buang air kecil perlu diperhatikan untuk membantu mengetahui apakah tubuh menerima asupan cairan dengan baik, dan organ-orang tersebut bekerja dengan baik. Frekuensi buang air kecil umumnya sangat bervariasi pada tiap orangnya, termasuk pada anak-anak. 

Nah, anak-anak seringkali mengalami kondisi buang air kecil yang tidak teratur, Bunda. Dalam kondisi tersebut, terkadang tidak ada rasa sakit yang mereka rasakan. Tentunya, hal ini bisa menjadi hal yang perlu perhatian lebih. 

Untuk mengetahui lebih lanjut dan jelas, Bunda dapat membaca artikel satu ini untuk membantu pemahaman mengenai kondisi anak-anak yang sering buang air kecil. Yuk, simak selengkapnya di sini.

Frekuensi anak buang air kecil yang normal sesuai usianya

Melansir dari laman K+31, beberapa ikatan dokter anak di berbagai negara telah menetapkan jumlah frekuensi buang air kecil yang normal pada anak-anak. Hal ini bergantung pada usia dan perkembangan fisik yang sudah dilewati. 

Apabila fisik Si Kecil sudah terbentuk sempurna, jarang jatuh sakit, serta rutin mengonsumsi cairan harian sesuai dengan aturan, maka tak ada yang perlu dikhawatirkan dari sistem urine.

Nah, untuk mengetahui lebih lengkap, berikut adalah detail frekuensi buang air kecil yang normal dari bayi hingga anak-anak:

  • Dari lahir hingga usia 6 bulan, normalnya bayi akan buang air kecil setidaknya 15–25 kali dalam sehari. Lalu jumlah urine yang dihasilkan berkisar dari 20–40 ml setiap kali buang air kecil.
  • Usia 6–12 bulan, bayi akan buang air kecil sebanyak 14–16 kali sehari dengan kisaran urine sebanyak 30–45 ml dalam tiap kali buang air.
  • Saat Si Kecil berumur 1–3 tahun, frekuensi ini akan berkurang menjadi 10–12 kali sehari dengan jumlah urine sebanyak 50–80 ml. 
  • Memasuki umur 3–5 tahun, periode buang air kecil ini normalnya sebanyak pada 6–8 kali dalam satu hari. Dan volume urine berkisar pad 60–90 ml tiap kali buang air kecil.
  • Di usia 5–7 tahun, frekuensi normal bagi anak seusia ini adalah 5–8 kali dalam sehari dengan jumlah urine sebanyak 100–150 ml.
  • Frekuensi normal buang air kecil pada anak-anak berusia 7 sampai 9 tahun yaitu sebanyak 7–8 kali sehari, sebanyak 140–180 ml.
  • Lalu saat mereka berumur 9 hingga 11 tahun, frekuensi membuang urine ini akan mengalami pengurangan jumlah menjadi 6–7 dalam sehari, dengan volume urine berkisar di 230–250 ml.
  • Dan di usia 11–13 tahun, anak-anak akan buang air kecil sebanyak 6–7 kali sehari dengan jumlah cairan urine yang meningkat, yaitu 250–270 ml.

Penyebab anak sering buang air kecil

Jumlah normal dari frekuensi buang air kecil pada anak-anak tergantung pada asupan cairan harian yang mereka konsumsi dan tingkat aktivitasnya dalam sehari. Oleh sebab itu, periode membuang urine akan mengalami pengurangan seiring anak-anak tumbuh dan bertambah usia.

Contohnya adalah anak berusia 5 tahun ke atas akan buang air sebanyak 5–8 kali sehari, dengan volume urine 100–150 ml per tiap buang air.

Anak-anak yang buang air melebihi batas normal bahkan hanya pada siang hari, maka dapat dikatakan mengalami kondisi buang air yang terlalu sering. Hal ini memiliki beberapa penyebab yang menjadikannya berada di kondisi tersebut.

Melansir dari laman Web MD, di bawah ini ada beberapa hal yang mengakibatkan anak-anak sering buang air kecil, yakni:

1. Konsumsi makanan dan minuman mengandung kafein

Penyebab utama anak menjadi sering buang air kecil salah satunya dikarenakan konsumsi makanan dan minuman kafein. Kandungan kafein memiliki efek samping untuk orang yang mengonsumsinya. 

Sebuah ulasan di Healthline mengatakan bahwa peningkatan konsumsi kafein akan memberikan efek stimulasi pada kandungan kemih. Hal ini dikarenakan makanan dan minuman, seperti cokelat, teh, dan kopi, dapat meningkatkan volume darah yang mengalir ke ginjal.

Alhasil, ginjal menyaring darah yang lebih banyak, sehingga cairan urine pun bertambah. Dengan begitu, anak bisa terus buang air kecil.

2. Konsumsi makanan pemicu alergi

Apabila anak-anak, baik sengaja maupun tak sengaja mengonsumsi makanan yang memicu alerginya, akan memicu produksi air seni yang meningkat. Ini merupakan reaksi alergi tersebut akan berdampak pada kantung kemih yang teriritasi. 

Sebagaimana respon iritasi yang diterima oleh kantung kemih, maka ia akan bekerja lebih aktif dan akan ada efek keinginan buang air kecil yang sering dan tiba-tiba, dilansir dari laman Cleveland Clinic.

3. Rasa cemas dan takut yang berlebihan

Penyebab anak sering buang air kecil adalah rasa cemas atau takut berlebihan. Ketika seorang anak menghadapi kondisi atau situasi yang menyebabkan merasa gelisah, cemas, hingga takut yang berlebihan, maka akan memicu kantung kemih memproduksi air seni lebih banyak. Dengan begitu, anak akan lebih sering buang air kecil.

4. Membuang air kecil tidak dengan tuntas

Saat asyik bermain dengan teman-temannya, anak-anak kerap kali terburu-buru ke toilet dan menyebabkan tidak tuntasnya kegiatan buang air kecil yang ia lakukan. Kondisi ini mengarahkan pada kandung kemih yang tak kosong sepenuhnya, sehingga anak-anak menjadi lebih sering merasa ingin buang air kecil secara terus menerus. 

5. Menahan buang air kecil di waktu yang lama

Selain tak tuntas dalam membuang air seni, menahan keinginan buang air kecil dalam jangka waktu lama juga bisa menyebabkan frekuensi menjadi lebih sering. Mengutip dari laman Ridgecrest Regional, ketika seseorang menahan air seninya dalam waktu berjam-jam, maka otot dari kantung kemih akan menegang dan berujung pada sulitnya untuk mengosongkan kantung kemih sepenuhnya. Alhasil, ia akan sering bolak-balik toilet untuk membuang air kecil.

6. Pollakiuria

Pollakiuria adalah sebuah kondisi di mana anak-anak menjadi lebih sering buang air kecil di tiap selang waktu 5–10 menit. Alhasil anak tersebut akan buang air 3–4 kali dalam satu jam, hingga 40 kali dalam satu harinya. 

Meskipun menjadi frekuensinya menjadi sering, anak-anak penderita Pollakiuria tidak merasa sakit ketika membuang air kecil. Selain itu, volume urine pun mengalami penurunan yang sangat signifikan dari jumlah normalnya.

7. Adanya gangguan pada saluran urineasi

Umumnya, gangguan urineasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu neurogenik dan non-neurogenik.

Gangguan urineasi neurogenik terjadi karena adanya malfungsi pada sistem saraf yang mengontrol kinerja kantung kemih. Sedangkan gangguan urineasi non-neurogenik adalah kondisi yang disebabkan oleh melemahnya otot di sekitar kantung kemih, aliran urine yang tersumbat, dan kebiasaan buang air yang tidak tuntas.

Efek dari gangguan satu ini bermacam-macam, mulai dari peningkatan frekuensi buang air kecil, tak tuntasnya pembuangan urine, hingga aliran air seni yang melambat.

Cara Mengatasi Anak Sering Buang Air Kecil

Dalam mengatasi kondisi seringnya buang air kecil pada anak-anak, diperlukan penanganan sesuai dengan penyebab kondisi tersebut terjadi. Oleh sebab itu, diperlukan pemeriksaan dokter untuk memberikan kepastian dalam diagnosis penyebab anak sering buang air kecil. Meskipun begitu, ada beberapa cara  yang bisa mengatasi kondisi satu bila berhubungan dengan penyebab selain kesehatan:

  1. Jauhkanlah anak dari situasi yang membuatnya merasa tertekan dan gelisah. Hal ini bisa dilakukan dengan berkomunikasi dengan efektif dan penuh rasa perhatian pada anak.
  2. Hindari konsumsi berbagai jenis cairan lebih dari dua gelas sebelum anak-anak pergi tidur. Hal ini bisa mengatasi anak dari sering pipis di malam hari.
  3. Aturlah jadwal anak selama ia pergi ke toilet, setidaknya 2 jam sekali. Hal ini dapat membantu anak mengenali sinyal tubuhnya kala ingin buang air kecil.
  4. Ajarkan anak untuk membuang air kecil secara tuntas sehingga kandung kemih benar-benar sudah kosong.

Kapan perlu ke dokter jika anak sering Buang Air Kecil meski tidak merasakan sakit?

Pada sebagian kasus, kondisi anak sering buang air kecil ini akan berhenti seiring ia bertambah usia. Namun, mengutip dari Medical News Today, apabila anak-anak masih menunjukkan tanda-tanda dari seringnya buang air seni hingga ia berumur tujuh tahun, maka penting untuk Bunda segera membawa Si Kecil pada dokter.

Pemeriksaan yang dilakukan dokter dapat berupa serangkaian tes untuk memeriksa penyebab yang mendasari gejala-gejala tersebut. Tes ini mungkin termasuk pada pemeriksaan sampel urine untuk mengetahui adanya infeksi dan USG untuk mencari kelainan pada kinerja kandung kemih atau sistem urinearia.

Bunda, demikian informasi seputar kondisi anak-anak yang seringkali membuang air kecil. Kondisi satu ini memiliki penyebab yang beragam, sehingga perlu cara mengatasi yang bermacam-macam juga. Semoga informasi ini bermanfaat dan membantu, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda