Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

7 Ciri-Ciri Kelebihan Protein pada Anak, Termasuk Mudah Marah

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Minggu, 10 Mar 2024 04:00 WIB

kindergarten children is scolded by school teacher
Ilustrasi 7 Ciri-Ciri Kelebihan Protein pada Anak, Termasuk Mudah Marah/Foto: Getty Images/iStockphoto/PRImageFactory
Daftar Isi
Jakarta -

Protein adalah salah satu dari tiga makronutrien yang dibutuhkan oleh tubuh, bersama dengan lemak dan karbohidrat. Ini penting untuk fungsi tubuh yang optimal.

Seperti yang Bunda ketahui, protein adalah bahan pembangun utama tubuh. Protein membantu membentuk otot, memproduksi hormon, memperkuat kulit dan tulang serta mengangkut nutrisi.

Secara keseluruhan, anak-anak harus mendapatkan cukup protein setiap hari dari makanannya. Namun, wajar jika orang tua khawatir saat anak tak mendapat cukup protein.

Tidak mendapatkan nutrisi penting ini dapat mengakibatkan kelelahan, konsentrasi buruk, pertumbuhan lambat, dan alan tubuh rendah.

Meski begitu, seperti pepatah yang umum didengar, sesuatu yang berlebihan itu tak baik, termasuk konsumsi protein. Terlalu banyak protein, terutama tanpa lemak atau karbohidrat, bisa berbahaya. Hal ini perlu diwaspadai mengingat maraknya pola makan tinggi protein.

Berapa Jumlah Asupan Protein yang Dibutuhkan Anak?

Jadi berapa jumlah asupan protein yang dibutuhkan anak? Menurut Food and Nutrition Board, Institute of Medicine, National Academy of Sciences, 10 hingga 30 persen asupan kalori harus berasal dari protein.

Mengutip dari laman Hindustan Times, kebutuhan protein tubuh berbeda-beda menurut usia, jenis kelamin, berat badan, dan tingkat aktivitas anak. Pada anak-anak, kebutuhan protein bergantung pada usia:

  • Anak-anak usia 2-3 tahun: 13 gram/hari;
  • Anak-anak usia 4-9 tahun: 19 gram/hari;
  • Anak 9-13 tahun: 34 gram/hari.

Bagi remaja, kebutuhan protein bergantung pada jenis kelamin:

  • Laki-laki 14-18 tahun: 52 gram/hari
  • Perempuan 14-18 tahun: 46 gram/hari.

Orang tua hendaknya menambah asupan protein pada anak setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dasar dan agar anak dapat berolahraga jika anak memiliki pola makan protein yang lebih tinggi dari biasanya.

Bagaimana jika Anak Kelebihan Protein?

Sebuah ulasan tahun 2022 yang diterbitkan dalam Journal of Cachexia, Sarcopenia and Muscle menemukan tidak ada manfaat mengonsumsi lebih banyak protein daripada yang direkomendasikan. Hal ini karena peningkatan konsumsi tidak memberikan peningkatan yang signifikan pada kinerja atletik tubuh.

Faktanya, mengonsumsi terlalu banyak protein akan lebih merugikan daripada menguntungkan bagi anak yang sehat. Bahkan hal ini sering kali mengorbankan serat, karbohidrat, atau nutrisi lain yang diperlukan.

Mengonsumsi terlalu banyak protein dalam jangka waktu lama dapat memberikan beban pada ginjal, hati, dan tulang, serta berpotensi meningkatkan risiko penyakit jantung dan kanker.

Ciri-Ciri Anak Kelebihan Protein

Anak marahIlustrasi anak marah/Foto: iStock

Ada pun ciri-ciri anak kelebihan protein, dikutip dari Vinmec dan MedicineNet adalah sebagai berikut:

1. Sering buang air kecil

Jika anak sering buang air kecil, itu mungkin pertanda terlalu banyak protein. Ginjal hanya mampu memecah protein sampai batas tertentu, kelebihan protein akan menumpuk dan menimbulkan lingkungan asam pada ginjal, sehingga menyebabkan anak sering buang air kecil.

Efek samping awalnya adalah dehidrasi ringan yang nantinya dapat menyebabkan batu ginjal.

2. Mudah marah

Hal ini terjadi pada anak yang banyak makan protein dengan sedikit pati karena pati berperan dalam merangsang pelepasan serotonin, hormon yang membantu merasa rileks dan optimis.

3. Gangguan usus dan gangguan pencernaan

Pola makan kaya protein seringkali kekurangan serat, terutama jika sumber utama protein berasal dari hewani, sehingga dapat merusak sistem pencernaan anak. Serat membantu melancarkan usus dengan lebih baik, dan serat sebagian besar ditemukan dalam makanan nabati.

Orang tua perlu menyeimbangkan pola makan, memperbanyak sayuran hijau dan buah-buahan untuk menjamin kesehatan Si Kecil.

4. Pertambahan berat badan

Kelebihan protein berarti kelebihan kalori. Jika anak tidak dapat membakar kalori, tubuh akan menyimpannya sebagai lemak dan menyebabkan penambahan berat badan pada anak karena kelebihan protein. Di saat yang sama, penumpukan lemak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

5. Selalu lelah

Meskipun anak sudah cukup tidur, ia tetap merasa lesu. Penyebabnya karena terlalu banyak mengonsumsi protein membuat ginjal dan hati bekerja terlalu keras.

Selain itu, makan banyak protein dan sedikit karbohidrat juga berdampak pada otak, sehingga kurang sensitif dan sulit berkonsentrasi. Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi otak, orang tua harus memberi anak lebih banyak biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran untuk mendapatkan kesehatan terbaik.

6. Bau mulut

Makan terlalu banyak protein menyebabkan bau mulut. Ini juga merupakan tanda bahwa anak-anak memiliki terlalu banyak protein, sehingga orang tua harus mempertimbangkan kembali pola makan bayinya. 

7. Munculnya batu ginjal

Untuk memproses kelebihan protein, ginjal menghasilkan lebih banyak asam ginjal. Seiring dengan bahan kimia lain yang dihasilkan oleh proses tersebut, anak mungkin saja terkena batu ginjal.

Batu ginjal dapat menyebabkan rasa sakit saat berpindah dari ginjal. Mereka menghalangi aliran urine dan menyebabkan rasa sakit di daerah pinggang, perut, atau selangkangan.

Berbagai Dampak saat Anak Kelebihan Protein

Terlalu banyak protein dalam makanan anak menyebabkan kelebihan protein dan dapat merusak kesehatan jangka panjang serta merusak organ. Sejumlah penyakit seperti diabetes tipe 2, kanker, dan osteoporosis telah diteliti hubungannya dengan mengonsumsi terlalu banyak protein dalam jangka waktu lama, Bunda.

Oleh karena itu, mengonsumsi terlalu banyak protein di atas tingkat yang disarankan justru tidak membantu anak berkembang lebih baik, tetapi juga membahayakan kesehatan.

Oleh karena itu, orang tua perlu membangun pola makan yang wajar untuk anaknya. Jika ada tanda-tanda kelebihan protein pada anak, sebaiknya orang tua menemui ahli gizi untuk menentukan pola makan yang wajar guna melindungi kesehatan Si Kecil secara menyeluruh, Bunda.

Cara Mengatasi Kelebihan Protein pada Anak

Mengobati kelebihan protein cukup sederhana. Hal ini melibatkan konsumsi lebih banyak lemak dan karbohidrat, dan mengurangi asupan protein. Anak dianjurkan untuk mengonsumsi makronutrien yang sehat dan seimbang.

Mengurangi asupan protein hingga tidak lebih dari 2,0 gram per kilogram berat badan, sekaligus memasukkan lemak sehat dan karbohidrat dalam jumlah sedang ke dalam makanan. Selain itu, Bunda dapat meningkatkan asupan serat dan nutrisi seimbang lainnya. Keseimbangan adalah kuncinya, Bunda.

Tips mencegah kelebihan protein

1. Hitung kebutuhan protein anak Anda dan perkiraan kasar berapa asupan proteinnya per hari. Konsultasikan dengan ahli gizi yang berkualifikasi jika diperlukan.

2. Fokus pada kualitas dan kuantitas protein per hari.

3. Jadikan protein sebagai bagian penting dari makanan sehari-hari.

4. Perencanaan menu membantu kita paham apakah anak mendapat cukup protein dalam sehari dan selama seminggu.

5. Penuhi kebutuhan protein anak dari berbagai sumber sehingga ia memperoleh berbagai macam asam amino esensial dan nutrisi lainnya.

6. Suplemen protein tidak diperlukan untuk anak-anak yang sehat. Diet seimbang harus memenuhi kebutuhan makanan. Dalam beberapa kasus, suplementasi protein mungkin diperlukan, namun hanya di bawah saran dokter anak.

7. Meskipun asupan protein yang cukup diperlukan, konsumsi protein yang berlebihan dapat menimbulkan potensi risiko kesehatan. Penting untuk mencapai keseimbangan dan menghindari diet protein tinggi secara berlebihan.

8. Baca label nutrisi.

9. Jangan berikan suplemen protein dewasa kepada anak-anak karena mungkin mengandung pemanis buatan, aflatoksin, pestisida, logam berat, dan steroid anabolik, yang tidak aman.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda