PARENTING
Alasan Mengapa Anak di Bawah Usia 2 Tahun Tak Boleh Diberi Screen Time
Asri Ediyati | HaiBunda
Senin, 13 May 2024 20:25 WIBMelihat anak di bawah umur menggunakan gadget seolah menjadi pemandangan yang normal di era teknologi seperti sekarang. Banyak bayi dan balita sangat suka bermain gadget layar sentuh karena dianggap memberikan kepuasan instan. Mereka tertarik dengan gambar, gerakan, dan suara yang berasal dari gadget.
Padahal, jika diberikan pada usia dini, gadget dapat berdampak buruk, Bunda. Ya, American Academy of Pediatrics (AAP) menyarankan untuk sepenuhnya menghilangkan screen time pada anak, terutama di bawah usia 2 tahun.
Kenapa screen time tidak boleh? Sebab, hal tersebut berkaitan dengan keterlambatan anak dalam pembelajaran bahasa. Selain itu, penggunaan gadget di usia dini juga bisa menimbulkan masalah perkembangan lain yang berdampak jangka panjang.
Bayi belajar paling banyak dari interaksi manusia
Menurut ilmuwan otak terkemuka di dunia, Patricia Kuhl, bayi paling banyak belajar bukan dari benda seperti gadget, melainkan dari manusia. Kuhl sendiri pernah menjalankan eksperimen dengan lebih dari 4.000 bayi setiap tahunnya, Bunda.
"Apa yang kami temukan adalah bayi kecil, di bawah satu tahun, tidak belajar dari mesin," katanya, dikutip dari laman resmi UNICEF.
"Bahkan, jika kita menunjukkan kepada mereka video yang menawan, perbedaan pembelajarannya luar biasa. Kita bisa mendapatkan pembelajaran yang jenius dari manusia, dan kita tidak mendapatkan pembelajaran apa pun dari mesin," sambungnya.
Dampak screen time pada anak di bawah 2 tahun
Berikut 3 alasan anak di bawah 2 tahun tak boleh diberi screen time, seperti melansir dari beberapa sumber:
1. Gadget membuat anak kurang fokus
Agar anak-anak sukses, mereka perlu belajar bagaimana berkonsentrasi dan fokus. Kemampuan tersebut mulai berkembang pada tahun-tahun awal ketika otak mereka lebih sensitif terhadap lingkungan di sekitar. Nah, agar otak dapat berkembang, diperlukan rangsangan penting dari dunia luar.
Lebih penting lagi, mereka memerlukan waktu untuk memproses rangsangan tersebut. Meskipun membaca buku cerita dengan suara keras bisa memberi anak-anak waktu untuk memproses kata, gambar, dan suara, akan tetapi, penyerapannya melalui media layar secara terus-menerus dapat memengaruhi rentang perhatian dan fokus mereka.
2. Bisa menyebabkan anak frustrasi dan menghambat imajinasi
Anak kecil membutuhkan kebosanan karena ini mengajarkan mereka bagaimana mengatasi frustrasi dan mengendalikan dorongan negatif dalam diri. Jika anak kecil terus-menerus dirangsang oleh layar, mereka akan lupa bagaimana mengandalkan diri sendiri atau orang lain untuk mendapatkan hiburan.
Penggunaan gadget terlalu sering pada akhirnya bisa membuat anak mudah frustrasi bila menemukan masalah. Screen time dari gadget juga dapat menghambat imajinasi dan motivasinya.
3. Mengurangi empati anak
Penelitian menunjukkan bahwa screen time dapat menghambat kemampuan anak kecil dalam membaca wajah dan mempelajari keterampilan sosial, yang merupakan dua faktor kunci penting untuk mengembangkan empati. Interaksi tatap muka adalah satu-satunya cara anak kecil belajar memahami isyarat non-verbal dan menafsirkannya.
Paparan layar bisa mengurangi kemampuan bayi membaca emosi manusia dan mengendalikan rasa frustrasinya. Hal tersebut juga dapat mengurangi aktivitas yang membantu meningkatkan kekuatan otak mereka, seperti bermain dan berinteraksi dengan anak-anak lain.
Namun jika harus mengandalkan layar pada saat-saat tertentu, pastikan Bunda mengontrol kualitas apa yang mereka lihat dan berinteraksilah dengannya saat mereka melakukan aktivitas di depan layar.
Tak sampai situ saja, screen time ternyata juga bisa berdampak hingga anak duduk di bangku sekolah. Bagaimana pengaruhnya? Baca di halaman berikutnya ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(aci/ank)
DAMPAK JANGKA PANJANG ANAK SERING SCREEN TIME DARI GADGET