
parenting
7 Cara Menanggapi Anak yang Sering Bercerita agar Merasa Didengar
HaiBunda
Kamis, 22 Aug 2024 08:00 WIB

Ketika sudah bisa berbicara, umumnya anak-anak akan menjadi lebih aktif dalam bercerita. Segala hal yang ia rasakan dan alami, akan diceritakan kepada Bunda atau anggota keluarga lain yang Si Kecil percaya.
Di masa-masa ini, penting sekali untuk memberikan tanggapan yang tepat terhadap cerita-cerita yang disampaikan agar Si Kecil merasa didengar. Jangan sampai memberikan tanggapan yang mengecewakan hati Si Kecil dan nantinya membuat anak menjadi malas untuk bercerita.
Lantas, bagaimana ya cara yang tepat untuk menanggapi anak yang sering bercerita? Simak sampai tuntas artikel ini untuk mengetahuinya, Bunda.
7 cara menanggapi anak yang sering bercerita agar merasa didengar
Untuk membantu anak merasa didengar dan dihargai, berikut adalah tujuh cara yang bisa Anda terapkan:
1. Letakan gadget saat anak sedang bercerita
Ketika anak sudah mulai bercerita usahakan untuk meletakkan gadget yang sedang digunakan ya, Bunda. Hal ini karena gadget seperti ponsel, laptop, dan tablet bisa menjadi distraksi besar saat anak sedang bercerita. Ketika Bunda terdistraksi dengan kehadiran gadget, maka fokus akan terganggu dan kesulitan mendengarkan cerita anak dengan baik.
Usahakan untuk meletakkan gadget dan memberikan perhatian penuh pada anak, dan hal yang sedang ia cerita. Seperti dilansir dari laman resmi Moms.com, meletakan gadget saat anak sedang bercerita bisa meningkatkan keterampilan mendengar orang tua, sehingga Si Kecil merasa didengarkan.
2. Jadwalkan waktu mengobrol
Di tengah kesibukan sebagai seorang ibu, pastikan Bunda tetap meluangkan waktu khusus untuk mengobrol dan mendengarkan cerita dari Si Kecil. Bunda bisa menggunakan beberapa menit sebelum waktu tidur untuk mengobrol dan bercerita bersama anak.
Jika rutinitas ini dilakukan terus menerus maka ini bisa menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh Si Kecil. Selain dinantikan momen seperti ini memberikan rasa percaya pada anak, bahwa Bunda selalu ada untuk mendengarkan.
3. Berikan pertanyaan seputar cerita yang disampaikan
Saat anak bercerita, tunjukkan minat dan rasa antusias dengan mengajukan pertanyaan yang relevan dengan cerita yang disampaikan. Ini tidak hanya menunjukkan bahwa Bunda sedang mendengarkan dengan baik, tetapi juga membantu anak mengembangkan kemampuan berbicara dan berpikir secara lebih terperinci.
4. Tunjukkan gestur tubuh yang bersemangat
Gestur tubuh yang bersemangat juga bisa menjadi cara yang sangat baik agar anak merasa selalu didegarkan saat bercerita. Bunda bisa menunjukkan gestur tubuh yang antusias seperti senyum, anggukan kepala, atau ekspresi wajah yang menunjukkan ketertarikan. Hal semacam ini akan sangat efektif untuk mendorong anak berani berbagi cerita dengan semangat.
5. Jangan memotong pembicaraan
Anak-anak terkadang juga suka mengulang-ngulang hal yang diceritakan, Bunda. Meskipun begitu, saat hal ini terjadi hindari memotong pembicaraan anak, meskipun Bunda mungkin sudah mengetahui akhir dari ceritanya.
Biarkan Si Kecil untuk menyelesaikan cerita dengan baik dan usahakan untuk tetap memberikan respon yang baik. Jangan sekali-kali memotong pembicaraan anak karena dapat menyebabkan rasa percaya dirinya menurun atau ia menjadi malas bercerita.
6. Tanyakan apakah Si Kecil hanya ingin didengarkan atau memerlukan tanggapan
Sama seperti orang dewasa, terkadang anak-anak hanya ingin cerita mereka didengarkan tanpa diberikan tanggapan atau saran. Maka dari itu, setelah anak selesai bercerita, tanyakan apakah ia hanya ingin didengarkan atau juga ingin mendengar pendapat atau tanggapan Bunda.
Tujuannya untuk membantu memperjelas apa yang anak harapkan dari proses bercerita dan meningkatkan komunikasi yang interaktif.
7. Coba untuk bercerita juga kepada Si Kecil
Setelah Si Kecil bercerita dan ingin tanggapan dari Bunda, tak ada salahnya untuk berbagi cerita yang juga Bunda miliki. Hal ini membuat waktu bercerita jadi lebih menyenangkan dan membangun rasa kepercayaan dan percaya diri anak. Namun, pastikan tetap memberikan tanggapan terlebih dahulu terhadap cerita anak ya.
"Bagikan contoh yang sesuai dengan usia dari pengalaman Anda sendiri. Misalnya, Anda bisa berbagi bahwa Anda menendang jari kaki Anda dan itu terasa sakit atau bahwa Anda merasa malu. Ini membantu membangun rasa kepercayaan,” tutur Deb Harrison, konsultan pembelajaran, perubahan, dan pertumbuhan, dikutip dari Parents.
Membagikan cerita yang Bunda miliki juga dapat menjadi cara yang efektif untuk mempererat hubungan antara Bunda dan Si Kecil karena anak akan merasa lebih dekat ketika diperlakukan sebagai teman dalam percakapan. Hal ini juga melatih anak untuk selalu berkomunikasi dua arah, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
20 Perbuatan Orang Tua yang Tanpa Disadari Menyakiti Hati Anak, Hindari ya Bun

Parenting
Pentingnya Mengatasi Inner Child agar Tak Pengaruhi Pola Asuh Bunda pada Si Kecil

Parenting
Kini Jadi Psikolog, Caca Tengker Tak Ingin Andalkan Teori dalam Mengasuh Anak

Parenting
5 Dampak Buruk Karakteristik Sindrom Anak Emas, Berprestasi tapi Takut Gagal

Parenting
Kunci Sukses Pola Asuh Ideal, Ini Saran Ahli


8 Foto
Parenting
Kocak! Ini Perbedaan antara Bunda dan Ayah Saat Mengasuh Anak
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda