Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Mengenal Eggshell Parenting yang Viral di TikTok dan Dampaknya untuk Mental Anak

Nurul Jasmine Fathia   |   HaiBunda

Rabu, 29 May 2024 20:25 WIB

Eggshell parenting
Eggshell parenting yang bahayakan mental anak/ Foto: Getty Images/iStockphoto/triloks
Daftar Isi

Beberapa waktu lalu, viral di TikTok mengenai eggshell parenting, sebuah gaya pengasuhan anak-anak yang disebut bisa membahayakan mental anak. Nah, pahami yuk apa saja tanda-tanda eggshell parenting atau pola asuh cangkang telur ini.

Istilah ini menjadi populer di jagat TikTok setelah seorang Psikiater dengan akun TikTok @drkimsage, membagikan pendapatnya tentang eggshell parenting. Video singkat tersebut sukses menarik perhatian banyak orang tua tak hanya di luar negeri, tapi juga di Indonesia.

Lantas, apa sebenarnya eggshell parenting itu dan apa dampaknya untuk mental anak? Simak artikel ini sampai tuntas untuk mengetahui jawabannya ya.

Mengenal lebih jauh eggshell parenting

Melansir dari laman Parents, eggshell parenting adalah gaya pengasuhan di mana orang tua menunjukkan respon emosional yang tidak dapat diprediksi, sering berubah-ubah, dan perilaku yang tidak konsisten. Hal ini, akhirnya membuat anak merasa harus berhati-hati dalam berinteraksi dengan orang tua. 

Situasi anak yang berada dalam pola asuh seperti itu, digambarkan seperti seolah sedang berjalan di atas kulit telur. Maksudnya adalah anak-anak harus senantiasa berhati-hati dalam berperilaku agar tidak memicu kemarahan atau reaksi negatif lainnya dari orang tua​. 

“Ketika seorang orang tua memiliki suasana hati yang tidak stabil, ledakan emosi, dan perilaku yang tidak konsisten yang menyebabkan anak-anak mereka merasa seperti berjalan di atas kulit telur di sekitar mereka, mereka menunjukkan pola asuh kulit telur,” jelas Anna Hindell, psikoterapis di New York.

Contoh eggshell parenting dalam kehidupan sehari-hari

Contoh dari eggshell parenting, misalnya saat anak pulang sekolah setelah hari ujian, Bunda memberikan selamat karena sudah berhasil melewati hari-hari ujian yang berat. Namun, di malam hari Bunda justru memarahi Si Kecil karena nilai ujiannya tidak sesuai harapan.

Bagi orang dewasa, hal seperti itu mungkin terkesan biasa saja dan tidak berpengaruh apa-apa. Akan tetapi, tidak bagi anak-anak karena situasi seperti itu hanya akan membuat anak merasa bingung sekaligus merasa sedih.

Contoh lain dari kebiasaan sehari-hari yang sebenarnya adalah bentuk dari eggshell parenting adalah kebiasaan memberikan ancaman kepada anak-anak. Mengancam anak ketika dia tidak ingin melakukan sesuatu, akan membuat mereka takut dan selalu waspada jika ingin melakukan sesuatu karena khawatir akan diancam atau dimarahi.

Dampak eggshell parenting untuk mental anak

Eggshell parenting tentu saja bukan pola asuh yang baik untuk diterapkan kepada anak-anak. Ini karena anak-anak hanyalah sosok polos yang masih membutuhkan banyak arahan dari Bunda dan Ayah sebagai orang tua.

Oleh karena itu, ketika menghadapi anak-anak usahakan untuk selalu bersikap tenang dan kontrol emosi. Hindari emosi yang tidak stabil apalagi meledak-ledak hingga menyebabkan eggshell parenting. Perlu diketahui, bahwa eggshell parenting memiliki dampak yang kurang baik untuk mental anak, berikut di antaranya:

1. Depresi dan kecemasan

Anak-anak yang dibesarkan di lingkungan eggshell parenting sering kali mengalami depresi dan kecemasan. Hal ini disebabkan oleh ketidakpastian dan ketidakstabilan emosional dari orang tua yang membuat anak selalu merasa cemas tentang reaksi orang tua. Ketidakpastian ini akhirnya menciptakan lingkungan yang penuh tekanan, di mana anak-anak merasa sulit untuk bersantai dan menjadi rentan terhadap gangguan kecemasan dan depresi

2. PTSD (Post Traumatic Stress Disorder)

Melansir dari Baby Center, anak yang terus menerus terpapar oleh perilaku emosional yang tidak stabil dan tidak terduga dari orang tua dapat menyebabkan gangguan stres pasca trauma atau kerap disebut PTSD pada anak-anak. PTSD pada anak-anak bisa ditandai dengan mimpi buruk, kesulitan tidur, dan kecemasan yang ekstrem. 

3. Menjadi mudah marah atau tersinggung

Anak-anak yang tumbuh dengan eggshell parenting sering kali menjadi mudah marah atau tersinggung. Alasannya karena, anak harus terus-menerus menyesuaikan diri dengan perubahan suasana hati orang tua. Ketidakmampuan untuk mengekspresikan perasaannya sendiri secara sehat dapat membuat mereka mudah marah dan reaktif terhadap situasi yang menekan​, Bunda.

4. Suka berargumen dengan cara yang kurang baik

Anak-anak dari lingkungan eggshell parenting mungkin menunjukkan perilaku suka berargumen dengan cara yang kurang baik. Hal ini ditiru dari pola perilaku orang tua yang tidak konsisten dan sering kali berkonflik. Pada akhirnya, kebiasaan ini dapat membuat anak mengembangkan cara berkomunikasi yang argumentatif dan konfrontatif.

Bunda, itulah dia sedikit tentang eggshell parenting yang sedang banyak dibicarakan di media sosial TikTok. Pada intinya, eggshell parenting bukanlah gaya pengasuhan yang baik karena hanya menciptakan lingkungan yang tidak stabil dan penuh tekanan bagi anak-anak. 

Semoga informasi ini bermanfaat dan bisa membuat Bunda menerapkan cara pengasuhan yang baik kepada Si Kecil.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda