
parenting
Kapan Kepribadian Anak Mulai Terbentuk? Ketahui Perkembangannya dari Bayi hingga Dewasa
HaiBunda
Sabtu, 08 Jun 2024 16:00 WIB

Daftar Isi
Kepribadian anak mulai terbentuk sedari kecil, Bunda. Anak-anak akan mulai menunjukkan karakter aslinya saat ia berinteraksi dengan orang-orang di sekitar.
Kepribadian anak akan berkembang seiring ia berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Selain itu, faktor usia juga berdampak besar dalam membentuk kepribadian mereka.
Semakin bertambah usia, kemampuan anak memahami sesuatu juga akan lebih mudah. Kepribadian anak dapat berubah menyesuaikan apa yang dipahami.
Untuk itu, Bunda perlu memahami garis perkembangan kepribadian yang dilalui anak-anak. Hal ini bagus untuk mempertimbangkan pola asuh yang diterapkan. Simak penjelasannya di bawah ini.
7 Faktor yang mempengaruhi kepribadian anak
Bunda, kepribadian anak dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat berkaitan erat membentuk pemahaman baru pada Si Kecil. Contohnya, anak pendiam, bisa saja berubah menjadi ceria saat ia nyaman. Ia bisa lebih nyaman berbicara dan menyuarakan apa yang dipikirkannya. Hal ini bisa disebut sebagai bentuk dari pendidikan karakter anak, lho.
Untuk itu, para orang tua perlu tahu faktor apa saja yang sekiranya bisa memengaruhi sikap sehari-hari anak. Melalui PsychCentral, seorang ahli psikologi bernama Aniko Dunn, berpendapat ada tujuh faktor eksternal yang memengaruhi kepribadian anak di masa pertumbuhan.
1. Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan sosok yang pertama kali dan sering dijumpai anak selama hidupnya. Keluarga memiliki peranan yang sangat besar dalam membentuk jiwa dan kepribadian seorang anak, Bunda.
Baik dan buruknya pribadi anak seringkali dikaitkan oleh lingkungan keluarga yang mendidiknya. Banyak orang akan menilai sikap anak berdasarkan karakter dari keluarganya.
Sikap anak bisa menjadi cerminan mengenai apa yang dilihat dalam kesehariannya. Keluarga secara langsung akan memengaruhi tingkah laku, cara berbicara, dan cara berpikir anak.
Keluarga yang dibangun dengan penuh kehangatan, diharapkan dapat membentuk kepribadian anak yang penyayang. Sementara keluarga yang cuek satu sama lain, akan membesarkan anak yang apatis terhadap sekitarnya.
2. Jumlah anak dalam keluarga
Banyak anak dalam keluarga bisa membuat perhatian orang tua menjadi tidak merata, Bunda. Semakin banyak anak, semakin sulit untuk bisa membagi perhatian secara adil. Alhasil, akan ada anak yang merasa dirinya tersisihkan dari saudaranya yang lain.
Nah, anak-anak yang merasa “diabaikan” ini akan memupuk rasa iri terhadap saudaranya yang lain. Efek samping lainnya, anak yang merasa kurang mendapat kasih sayang akan mencari afeksi dan validasi di tempat lain. Hal ini dilakukannya untuk menarik perhatian orang-orang sekitar dan memenuhi keinginannya.
3. Lingkungan sekolah
Selain lingkungan keluarga, sekolah juga bermain peran penting dalam membentuk kepribadian anak, Bunda. Oleh sebab itu, para orang tua perlu teliti dalam memilih sekolah untuk Si Kecil.
Sekolah adalah rumah kedua bagi anak untuk mempelajari banyak hal dan bersosialisasi dengan teman sebaya. Dengan demikian, interaksi tersebut juga akan memberi dampak pada kepribadian anak.
4. Guru dan teman
Guru adalah orang tua anak di sekolah yang memberikan pembelajaran baru kepada Si Kecil. Guru akan membantu anak dalam memahami dan menyikapi sesuatu. Oleh karenanya, guru juga menjadi faktor yang berperan penting dalam membentuk kepribadian anak.
Teman-teman, baik yang di sekolah maupun lingkungan rumah, juga berpengaruh dalam membentuk sikap anak. Anak akan cenderung memperhatikan dan meniru apapun yang teman-temannya lakukan.
5. Hubungan dengan keluarga
Bunda perlu memperhatikan bahwa dinamika keluarga adalah hal yang penting dalam membentuk kepribadian anak. Meluangkan waktu untuk mengajak anak berbicara, akan membantu membentuk kepribadian mereka menjadi lebih terbuka.
Orang tua sebaiknya tidak terlalu banyak menuntut dan melarang anak tanpa adanya penjelasan lebih lanjut. Terlalu banyak larang akan membuat anak menjadi pemberontak di kemudian hari.
6. Media sosial
Di era yang sudah modern ini, penggunaan gadget beserta media sosial bukanlah hal yang bisa dihindari lagi. Seringkali Bunda memperhatikan bagaimana anak-anak yang sudah terbiasa dan aktif dalam menggunakan media sosial, bukan?
Paparan media sosial bisa juga berpengaruh pada perkembangan kepribadian anak. Pengaruh tontonan di internet bisa mengakibatkan didikan karakter yang diajarkan keluarga dan sekolah menjadi sia-sia.
7. Adat dan budaya
Faktor terakhir yang bisa membentuk kepribadian anak adalah adat dan kebudayaan yang dimilikinya. Adat dan budaya di suatu daerah biasanya melahirkan aturan tersendiri. Di Indonesia sendiri, kental dengan budaya ketimuran yang mengagungkan kesopanan dan tata krama.
Aturan tersebut akan membentuk perilaku budaya yang menjadi cara anak berekspresi. Oleh sebab itu, anak yang tumbuh di satu adat, maka ia akan mewarisi perilaku kultural yang nantinya menjadi kepribadian di dalam dirinya.
Tahap perkembangan kepribadian anak menurut Teori Freud
Kepribadian anak akan mengalami perkembangan seiring bertambahnya usia mereka, Bunda. Hal ini dikemukakan oleh ahli psikologi, Sigmund Freud, yang menggambarkan bagaimana kepribadian tersebut berkembang.
Menurut Freud, sifat dan keinginan seseorang dalam bertindak dikendalikan langsung oleh hal yang bernama libido. Bagian ini pun terbagi pada tiga komponen yang berperan penting sebagai tahap perkembangan kepribadian seorang manusia.
1. Id
Id adalah komponen kepribadian yang primitif dan alamiah. Komponen satu ini hadir sejak manusia lahir ke dunia. Id merupakan bagian dari ketidaksadaran yang mendorong manusia melakukan sesuatu.
Menurut Freud, tahap perkembangan kepribadian satu ini dikenal sebagai tahap keras kepala. Id berprinsip pada individu yang mencari kesenangan tanpa memikirkan konsekuensi yang didapatkan nantinya.
Oleh karenanya, setiap anak yang baru lahir akan memiliki kepribadian id. Mereka cenderung melakukan sesuatu dengan impulsif, Bunda.
2. Ego
Selanjutnya, tahap kepribadian id akan berkembang menjadi ego. Di tahap ini, perkembangan berpikir manusia akan menyertakan kesadaran tentang diri mereka sendiri.
Ego menjadi hal yang menyambungkan id, sesuatu yang tidak realistis, dengan kenyataan di dunia. Tahap ini membantu dalam pengambilan keputusan dari kepribadian.
Kepribadian manusia akan dibentuk dengan pertimbangan norma yang disadari oleh ego. Dengan demikian, perilaku setiap manusia dapat diatur untuk menghindari pandangan negatif dari masyarakat sekitar.
3. Super ego
Superego adalah tahap terakhir dalam perkembangan kepribadian manusia. Di tahap ini, manusia akan sepenuhnya memahami dan berpikir untuk menjaga perilakunya sesuai dengan norma, budaya, serta ajaran orang tua.
Freud menyampaikan bahwa superego adalah bagian ketidaksadaran yang mendorong kesadaran moralitas dan etika secara otomatis. Dengan demikian, manusia menjadi lebih leluasa dalam bersikap sebagaimana lingkungan harapkan.
Teori lainnya tentang perkembangan kepribadian
Selain Sigmund Freud dengan Teori Kepribadian, terdapat juga teori lainnya dari berbagai ahli psikologi terkait perkembangan kepribadian manusia. Dilansir Verywell Mind, berikut tiga teori yang menyinggung terbentuknya karakter seseorang seiring bertambah usia.
Piaget
Teori pertama disampaikan oleh Jean Piaget, seorang psikologis asal Swiss. Ia menyampaikan bahwa tahapan kepribadian seseorang berkaitan erat dengan perkembangan kognitif yang dikuasai manusia.
Menurut Piaget, struktur berpikir anak sangat berbeda dengan orang dewasa. Maka dari itu, kepribadian anak akan berubah seiring bertambahnya usia mereka ya, Bunda.
Dalam teori ini, dijelaskan bahwa kepribadian anak-anak berkembang melalui empat tahap yang ditandai dengan perubahan cara berpikirnya. Mereka akan mulai berpikir tentang diri mereka sendiri, orang lain, dan dunia sekitar.
Berikut empat tahap yang dimaksud Piaget dalam menjelaskan perkembangan kepribadian sesuai usia:
- Tahap sensorimotor (0-2 tahun): di tahap ini anak-anak akan mulai menunjukkan perkembangan kemampuan di tiap inderanya. Anak-anak akan mulai memahami keadaan sekitar dengan gerak indra dan motoriknya.
- Tahap praoperasional (2-7 tahun): anak-anak akan mulai memahami cara berpikir yang sederhana dengan memperhatikan hal-hal di sekelilingnya
- Tahap operasional konkret (7-11 tahun): cara berpikir anak mulai mengalami peningkatan dengan pemikiran logis
- Tahap operasional formal (>12 tahun): di usia ini, manusia akan semakin mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih logis, terstruktur, dan beralasan.
Kohlberg
Selanjutnya ada teori yang dipaparkan oleh Lawrence Kohlberg, psikologis asal Amerika. Kohlberg menekankan perkembangan kepribadian yang berfokus pada pertumbuhan pemikiran moral.
Kohlberg menyatakan bahwa perkembangan moral tiap anak diawali dengan respon penalaran atau pemikiran aturan dari adanya perilaku etis. Ia juga melanjutkan bahwa anak-anak akan melalui tiga tahap utama dalam perkembangan kepribadian moral, yakni moral berdasarkan lingkungan, moral berdasarkan figur yang dihormati, dan moral berdasarkan pemikiran.
Erikson
Teori perkembangan kepribadian yang dinyatakan Erik Erikson berfokus pada perkembangan hubungan sosial. Erikson berpendapat bahwa komunikasi akan sangat berdampak pada perubahan karakter yang dimiliki tiap manusia.
Dalam teori Erikson, perkembangan tersebut terbagi menjadi 8 tahapan komunikasi berdasarkan usia manusia. Tahap-tahap ini berfokus pada topik yang menyinggung perkembangan sosial anak. Mereka akan diajari untuk membangun kepercayaan, rasa malu dan bersalah, bertanggung jawab, hingga kedekatan di tiap individu.
Bisakah kepribadian anak berubah-ubah?
Sikap atau kepribadian anak sudah terbentuk sedari kecil. Kepribadian tersebut merupakan hasil dari karakter natural, pola asuh, dan lingkungan sosial di sekelilingnya.
Namun, kepribadian anak dapat berubah seiring ia bertambah usia. Hal ini disebabkan adanya perubahan cara berpikir serta berbagai pengalaman yang dilaluinya.
Sebagaimana dilansir laman Psychology Today, kepribadian adalah sifat-sifat yang khusus dimiliki seseorang dalam mengekspresikan diri. Namun, seiring bertambahnya usia, sifat tersebut akan mengalami perubahan sesuai apa yang ia alami sepanjang hidupnya.
Bunda bisa saja mengajak anak untuk lebih banyak mengeksplorasi lingkungannya. Ajak Si Kecil untuk selalu menyuarakan apa yang ia inginkan. Dengan demikian, orang tua dapat memberikan arah yang baik untuk perkembangan kepribadian anaknya. Bunda.
Bunda, itulah informasi seputar bagaimana proses kepribadian anak terbentuk sedari lahir. Kepribadian tiap anak bergantung pada banyak faktor. Oleh karenanya, orang tua perlu memahami perkembangan anak seiring usianya, ya. Semoga informasi ini bermanfaat.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Kenali 5 Karakter Utama Anak yang Bakal Bentuk Kepribadiannya Kelak

Parenting
Ini 4 Faktor Penting yang Mempengaruhi Perkembangan Karakter Anak

Parenting
Perbedaan Karakter Anak Berdasarkan Urutan Lahir

Parenting
5 Kepribadian Anak 3 Tahun yang Terbawa Hingga Dewasa

Parenting
Urutan Kelahiran Pengaruhi Kepribadian Anak


5 Foto
Parenting
Bikin Gemas! Ini 5 Potret Terbaru Hamish Daud dan Sang Putri Zalina
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda