HaiBunda

PARENTING

Mengenal Co-regulation, Pola Asuh untuk Menemani Anak Menenangkan Emosinya Sendiri

Kinan   |   HaiBunda

Selasa, 25 Jun 2024 22:00 WIB
Ilustrasi Mengenal Co-regulation, Pola Asuh untuk Menemani Anak Menenangkan Emosinya Sendiri/Foto: Getty Images/iStockphoto/Zinkevych
Jakarta -

Interaksi yang 'hangat' antara orang tua dan anak sangat penting dalam mengoptimalkan perkembangan emosinya. Nah, Bunda dapat menerapkan pola asuh co-regulation untuk proses ini. Apa itu co-regulation?

Co-regulation merupakan pola asuh di mana orang tua berperan sebagai pengatur emosi bagi anak. Artinya, orang tua diharapkan hadir dan mampu membantu anak-anak untuk:

  • Memahami perasaan dan emosinya sendiri
  • Mengekspresikannya dengan cara yang sehat
  • Mengatur emosi mereka sendiri

Dengan kata lain, orang tua membantu anak belajar meregulasi emosi. Misalnya, anak menjatuhkan banyak barang di supermarket. Alih-alih menegur atau marah-marah, pada pola asuh co-regulation melibatkan orang tua untuk memberikan empati dan contoh bersikap tenang. 


Dikutip dari laman CNBC Make It, anak-anak yang bisa menangani emosinya dengan lebih baik cenderung lebih tangguh dan berkembang dalam lingkungan yang penuh tekanan.

Co-regulation sebagai pola asuh

"Kemampuan anak-anak untuk menerima kekecewaan dan ketidakpastian merupakan proses perkembangan yang sangat panjang, yang tidak dimiliki kebanyakan anak sampai mereka dewasa," ungkap psikolog anak dan penulis Brain-Body Parenting: How to Stop Managing Behavior and Start Raising Joyful, Resilient Kids, Mona Delahooke.

Jika anak marah karena tidak diperbolehkan membeli es krim, mungkin ia akan terlihat sebagai anak yang nakal. Namun, yang sebenarnya terjadi adalah mereka belum memiliki keterampilan untuk menghadapi kekecewaan tersebut.

Tidak seperti pola asuh gentle parenting yang serupa dengan co-regulation, menurut Delahooke pola asuh otoritatif cenderung mengabaikan perkembangan sosial-emosional anak. 

Bagaimana menerapkan pola asuh co-regulation?

Ingin coba menerapkan pola asuh co-regulation pada Si Kecil? Berikut beberapa langkah yang bisa Bunda mulai lakukan:

1. Tenangkan diri sendiri terlebih dahulu

Untuk membantu anak mengatur emosinya, orang tua perlu melakukannya sendiri terlebih dahulu. Sebelum bereaksi dengan marah terhadap sesuatu, coba tarik napas dalam dan diam sejenak.

"Anak-anak 'meminjam' sistem saraf orang tua. Apakah orang tua mampu mengatur perilaku atau tidak, anak akan mengikuti teladan di dekatnya," imbuh psikolog tumbuh kembang, Aliza Pressman.

2. Dekati anak dengan nada tenang

Cobalah untuk tidak meninggikan suara atau terlihat marah saat ingin mengajak anak bicara. Melakukan hal itu sering kali justru meningkatkan emosinya.

"Daripada menjauh atau menegur dengan terlalu keras, luangkan waktu beberapa menit untuk 'mengatur emosi bersama'. Melalui suara, ekspresi wajah, dan emosi, tunjukkan pendekatan yang lembut dan penuh perhatian," pesan Delahooke.

Ini berarti Bunda menggunakan nada yang menenangkan, bisa juga dengan melembutkan ekspresi wajah, untuk menunjukkan suasana hati yang stabil.

3. Validasi emosi anak dan sampaikan batasannya

Mengenali dan memberi validasi atas perasaan anak dapat membantunya mulai mengatur diri.

"Ketika kekecewaan disaksikan dengan penuh kasih dan orang tua menenangkan secara emosional, respons stres otak dan tubuh anak akan berkurang," tutur Delahooke. 

Dengan kata lain, kehadiran dan kepedulian orang dewasa mengubah cara tubuh dan otak anak merespons stres. Ini juga dapat membantu mengurangi hormon stresnya.

Namun ingat, tujuan dari pengasuhan co-regulation adalah untuk menenangkan anak, bukan dengan selalu mengabulkan tuntutan mereka.

Misalnya, saat anak marah karena ingin bolos sekolah, Bunda bisa berkata: 'Bunda tahu buat kamu hari ini pergi ke sekolah itu sulit dan kamu lelah, tapi kamu perlu melakukannya'.

Validasi emosi anak sambil menjaga batasan yang tegas. Dengan begitu, anak melihat orang tuanya memiliki ketegasan, menetapkan batasan, dan pada saat yang sama tetap memberikan keamanan emosional.

Demikian ulasan tentang co-regulation, yang kesimpulannya merupakan pola asuh untuk menemani anak menenangkan emosinya sendiri. Dalam menjalani pengasuhan ini, orang tua perlu responsif, peka, sabar, tetap tenang, dan memberi dukungan yang sesuai kondisi. Semoga bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Simak video di bawah ini, Bun:

Memilih TK untuk Anak, Sebaiknya yang Bagaimana?

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Nadia Soekarno & Suami Diplomat Gelar Mitoni 7 Bulan Kehamilan di Swiss, Intip Potretnya

Kehamilan Annisa Karnesyia

Kisah Annie Moon ALLDAY PROJECT, Cucu Konglomerat yang Jadi Idol K-Pop

Mom's Life Amira Salsabila

Kapan Bayi Baru Lahir Boleh Dibawa ke Luar Rumah?

Parenting Kinan

Deretan Bunda Artis yang Jadi Saudara Ipar, Ini 5 Potret Akur dan Saling Dukung

Mom's Life Amira Salsabila

75 Kalimat Afirmasi Positif dalam Bahasa Indonesia hingga Inggris

Mom's Life Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Sedang Menunda Kehamilan? Lakukan ini Sebelum, Saat, dan Setelah Berhubungan Intim

75 Kalimat Afirmasi Positif dalam Bahasa Indonesia hingga Inggris

Kapan Bayi Baru Lahir Boleh Dibawa ke Luar Rumah?

Kisah Annie Moon ALLDAY PROJECT, Cucu Konglomerat yang Jadi Idol K-Pop

Nadia Soekarno & Suami Diplomat Gelar Mitoni 7 Bulan Kehamilan di Swiss, Intip Potretnya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK