Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Benarkah Gentle Parenting Ciptakan Generasi Stroberi? Begini Penjelasan Praktisi Parenting

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Sabtu, 08 Jun 2024 18:30 WIB

Ilustrasi Anak Terlambat Bicara
Ilustrasi Gentle Parenting dan Generasi Stroberi/Foto: iStock

Gaya parenting yang diadopsi orang tua dapat memengaruhi karakter dan sifat anak di masa depan. Namun, benarkah penerapan gentle parenting bisa menciptakan generasi stroberi?

Gentle parenting sendiri merupakan pola asuh yang mengandalkan empati, pengertian, serta pengasuhan yang damai dan positif, Bunda. Pola asuh ini mengutamakan empat komponen utama yakni memahami anak secara menyeluruh, menunjukkan rasa empati kepada anak, memberi dan menerima rasa hormat, serta menetapkan batasan yang sehat.

Sementara itu, generasi stroberi adalah istilah yang ditujukan pada generasi baru yang lunak seperti buah stroberi. Meski begitu, pada dasarnya generasi ini memiliki gagasan serta ide-ide yang kreatif.

Tidak hanya itu, generasi stroberi sendiri disebut sebagai anak yang mudah menyerah. Mereka juga umumnya tumbuh menjadi anak yang mudah sakit hati.

Gentle parenting dapat menciptakan generasi stroberi?

Banyak orang tua yang menyebut bahwa gentle parenting bisa menciptakan generasi stroberi, Bunda. Namun, hal ini tidak dibenarkan oleh praktisi gentle parenting sekaligus influencer dengan Instagram @igdailyjour, Halimah.

Halimah menyebut mereka yang disebut dengan generasi stroberi saat ini bisa saja diasuh oleh orang tua yang dulunya mendapatkan pola asuh otoriter, Bunda. Dengan begitu, gaya pengasuhan yang digunakan pun sama seperti sebelumnya.

"Tidak ada batasan, tidak ada motivasi, tidak ada komunikasi yang jelas. Coba ditanya anak-anak yang diduga sebagai generasi stroberi, apakah mereka punya komunikasi yang baik dengan orang tua mereka? Saya rasa tidak. Baru ngomong satu kalimat, orang tuanya menasihati dengan seribu nasihat," ujarnya ketika diwawancara HaiBunda, beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut, Halimah mengungkapkan tidak ada hubungan yang jelas antara gentle parenting dengan generasi stroberi, Bunda.

"Jadi enggak ada korelasinya sebenarnya. Anak-anak hasil gentle parenting akan kita lihat sekitar mungkin lima tahun yang akan datang. Baru kelihatan ini nanti generasi Alpha ini nanti kayak gimana. Ketika mereka maju menjadi remaja itu kayak gimana, itu baru bisa kita lihat nanti," tuturnya.

"Tapi kalau kita bilang sekarang generasi stroberi fenomena sekarang itu tuh hasil gentle parenting, enggak nyambung. Secara kronologi itu enggak nyambung sebelah mana," tambahnya.

Lantas, bagaimana cara mendidik anak agar tidak menjadi generasi stroberi? Simak selengkapnya pada laman berikutnya, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!


MILIKI WAKTU DENGAN ANAK

Ilustrasi Karakter Anak Kedua

Ilustrasi Gentle Parenting dan Generasi Stroberi/Foto: Getty Images/iStockphoto/Panupong Piewkleng

Cara mendidik anak agar tidak menjadi generasi stroberi

Ada beberapa tips yang bida dilakukan agar anak tidak menjadi generasi stroberi, Bunda. Berikut ini Bubun rangkumkan deretannya dari berbagai sumber:

1. Ajari anak mengenali perasaannya

Ketika anak bisa mengenali dan memberi nama pada emosi mereka secara efektif, mereka dapat menghubungkan emosi tersebut dengan strategi spesifik yang akan membantu mereka bergerak maju dengan cara yang sehat, Bunda.

Misalnya anak menyadari bahwa mereka merasa gugup dan mengetahui bahwa berbicara dengan orang tua atau pengasuh dapat membuat mereka rileks.

"Salah satu langkah pertama untuk bisa mengatur emosi adalah mampu mengetahui apa yang kita rasakan," kata Allie Riley, pengawas program yang membantu anak mengembangkan keterampilan sosial dan emosional, dikutip dari laman Time.

Banner Penilaian Akhir Semester

2. Miliki waktu dengan anak

Seberapa pun sibuknya Bunda dengan pekerjaan, meluangkan sedikit waktu untuk anak tentu akan berpengaruh besar pada masa depannya. Kehadiran Bunda dan Ayah membuat mereka merasa memiliki seseorang yang bisa diandalkan.

Melansir dari laman The Guardian, waktu sepuluh menit yang berkualitas jauh lebih baik daripada satu jam tetapi Bunda dan Ayah tidak fokus pada Si Kecil. Jika menggunakan gadget di meja makan, Bunda akan memberikan contoh dan mengajari mereka bahwa tidak apa-apa jika waktu makan terganggu.

3. Berikan waktu tidur cukup

Banyak anak yang mengalami sudah tidur, bangun dalam keadaan lelah, dengan lingkaran hitam di bawah matanya. Kurangnya kualitas tidur yang baik merupakan salah satu pemicu stres yang besar.

Ketika anak mengalami ini, ada beberapa hal yang berdampak. Mulai dari memori, konsentrasi, fungsi kognitif, hingga pengambilan keputusan.

Salah satu cara tercepat untuk meningkatkan kualitas tidur anak adalah dengan membatasi waktu layar sebelum tidur. Jenis cahaya biru yang dipancarkan perangkat digital akan menekan produksi melatonin, yakni hormon yang memberi sinyal pada tubuh bahwa sudah waktunya tidur.

Jangan lupa intip juga video tanda helicopter parent berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]




(mua/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda