
parenting
Tips Lakukan Gentle Parenting Bagi 'Induk Macan', Tetap Lembut namun Tegas
HaiBunda
Jumat, 25 Aug 2023 18:20 WIB

Ilmu parenting terus berkembang dari waktu ke waktu. Salah satu yang sedang marak dibicarakan adalah gentle parenting, Bunda.
Gentle parenting merupakan gaya pengasuhan Bunda kepada Si Kecil yang kental dengan nuansa damai serta positif.
Dalam pola asuh ini, orang tua bersikap lembut sehingga jauh berbeda dengan gaya parenting zaman dahulu seperti otoriter atau permisif.
Gentle parenting pada dasarnya merupakan pola asuh yang berasal dari budaya barat. Lantas, apakah gaya pengasuhan ini bisa diterapkan di Indonesia yang menganut budaya timur?
Content creator dan infant toddler specialist Krista Endinda mengatakan, gentle parenting sebenarnya punya banyak ketidakcocokan dengan gaya parenting orang Indonesia.
"Ilmunya didasari oleh kebiasaan dari budaya barat. Sedangkan parenting sangat erat hubungannya dengan culture. Masuknya tren gentle parenting ini, terkadang orang tua menelan mentah-mentah sehingga menjadi konflik batin karena kita berusaha keras tapi kesannya susah banget untuk mencontoh seperti apa yang ada di luar sana," tuturnya di peluncuran buku Induk Macan, Senin (21/8/23).
Wanita yang akrab disapa Dinda itu mengatakan bahwa orang tua di Indonesia pada umumnya memiliki pola asuh yang lebih 'keras', sehingga membuat mereka diibaratkan seperti harimau.
"Istilah Tiger Mom atau Induk Macan menggambarkan ibu-ibu Asia yang dikenal berperilaku tegas. Di balik ketegasan orang tua Asia itu ada maksud yang baik. Kita percaya bahwa anak kita mampu dan kuat," ucap Dinda.
"Tapi kalau orang barat cenderung lebih kalem dan tenang terhadap anak. Mereka melihat dari kerapuhan anak sehingga sebisa mungkin gentle dan tidak membuat mereka kena masalah mental health," imbuhnya.
Psikolog anak dan keluarga Saskhya Aulia Prima memaparkan, gentle parenting memang memiliki keunggulan dari segi perkembangan emosi anak yang lebih stabil.
"Orang tua jadi lebih aware dengan kondisi emosi anak. kadang kita marah bukan karena anak salah, tapi kondisi kita yang sedang tidak oke. Gentle parenting membuat kita harus memahami lebih dahulu kondisi kita," paparnya.
Meski begitu, gentle parenting bukanlah pola asuh yang sempurna. Jika dilakukan tanpa arahan, gentle parenting malah akan melahirkan generasi strawberry, generasi muda yang kreatif namun rapuh dan mudah hancur ketika mendapatkan tekanan.
"Gentle parenting ini sedikit tricky karena kalau salah dikit, dia bisa jadi generasi strawberry," ucap Dinda.
"Aku melihat ini banyak terjadi di Indonesia. Bahkan seperti jadi kiblat parenting bagi orang tua, bahwa anak harus bisa bahasa Inggris dan sekolah di international school. Padahal untuk menjadi orang tua yang baik itu tidak harus meninggalkan budaya kita, lho," tuturnya.
Dalam buku Induk Macan yang baru ia luncurkan, Dinda berbicara tentang cara mengaplikasikan gentle parenting dengan budaya timur yang dijalani di Indonesia.
Menurutnya, perlu untuk memilah-milah setiap pola asuh yang hendak diterapkan untuk anak. Setiap gaya parenting memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, Bunda.
"Kita sadari dahulu mana unsur timur yang ingin kita improve. Lalu, unsur barat apa yang cocok dengan nilai dan kepercayaan kita. Tidak harus perfect semuanya seperti di barat. Semua hal harus dipilah-pilah sesuai dengan yang terbaik untuk anak kita," ujar Dinda.
Saskhya memberi contoh dalam kasus perbedaan pola asuh orang tua dahulu dengan sekarang. Misalnya, ibu yang masih menganut kepercayaan Jawa sering berdebat dengan putrinya yang menerapkan pola asuh modern.
"Aku belajar cara membiasakan anak tidur sendiri di dalam crib, tapi kalau orang Jawa kan di bawah kasur suka ditaruh gunting dan lain-lain. Lalu kalau anak kecil naik ke meja, itu kayaknya masalah banget buat orang Jawa. Sementara aku tipe yang biarin aja, nanti dia juga mengerti," kata Saskhya.
Ia pun mengambil jalan tengah dengan mengombinasikan kedua gaya parenting itu. Tujuannya, untuk saling menghargai dan menciptakan kedamaian di rumah tangga.
"Ada masanya berantem 2 bulan enggak mau ngobrol sama mama, tapi kita harus balance. Tetap dibedain kasurnya anak, tapi kalau mau taruh perintilan di bawah kasur tidak apa-apa kalau itu memang bisa bikin mama merasa damai," imbuhnya.
Dalam gentle parenting, beberapa orang juga menilai bahwa penggunaan kata 'jangan' adalah hal yang tabu. Bagaimana cara menyikapinya? Baca di halaman setelah ini.
Saksikan juga video tentang permainan seru untuk mengasah kecerdasan anak:
TIDAK BOLEH SEBUT KATA 'JANGAN'?
Ilustrasi Ibu dan Anak / Foto: Getty Images/iStockphoto/
Dalam gentle parenting, beberapa orang menilai bahwa penggunaan kata 'jangan' kepada anak adalah hal tabu. Namun, Sashkya mengatakan bahwa Bunda masih boleh berkata 'jangan', kok.
"Kalau dia diperlukan, misalnya untuk menghadapi situasi berbahaya, selalu pakai alasan kenapa itu tidak boleh, ya itu tidak apa-apa. Jangan menyiksa batin kita. Bilanglah 'jangan' saat memang diperlukan," ucap Sashkya.
Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Dinda, penggunaan kata tersebut justru dapat membuat Si Kecil lebih paham dengan hal-hal di sekitarnya.
"Ngomong 'jangan' itu tidak apa-apa agar anak bisa paham situasi. Tapi, perlu cara lain untuk mengimbanginya. Misalnya, kita lihat dia loncat-loncat di kasur, tapi ternyata dia seharian di rumah terus sehingga perlu release energi. Enggak adil kan, kalau kita bilang jangan? Jadi kita ajak dia jalan-jalan ke luar untuk penuhi kebutuhannya," Dinda menjelaskan.
Sebagaimana dikatakan oleh Dinda, parenting merupakan seni. Setiap orang memiliki gaya yang berbeda dalam menjalaninya. Namun yang pasti, dibutuhkan keseimbangan dalam menerapkan berbagai tren pola asuh yang saat ini bermunculan.
Sebagai Tiger Mom, tidak masalah ketika Bunda ingin mencoba pola asuh lain seperti gentle parenting dan memadukannya sesuai nilai dan kepercayaan yang telah dimiliki.
"Kalau ibu zaman dulu sudah mengaum ketika anak naik meja, tapi kita di sini coba cari penyebabnya. Dulu kan anak harus nurut no matter what, tapi sekarang ada perubahan dinamika antara orang tua dan anak," tutur Dinda.
"Bagaimana kita mengasuh anak tanpa mencakar dan mengaum? Mengaum sebenarnya tidak masalah, apabila dilakukan dengan trik-trik tertentu," sambungnya.
Simak cara menangani anak yang tak mau sekolah tanpa harus marah-marah dalam video di bawah ini:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Sering Dianggap Sama, Ini Perbedaan Gentle Parenting dan Permissive Parenting

Parenting
Mengenal Co-regulation, Pola Asuh untuk Menemani Anak Menenangkan Emosinya Sendiri

Parenting
3 Manfaat Gentle Parenting dalam Mengasuh Anak Menurut Praktisi dan Influencer Halimah

Parenting
Pola Asuh Gentle Parenting Kian Populer, Ini Pro dan Kontranya Bun

Parenting
Mengenal Gentle Parenting Pola Asuh Tanpa Marah-marah, Ini Cara Menerapkannya


7 Foto
Parenting
Potret 7 Anak Artis saat Menikmati MPASI, Ekpresinya Cute dan Gemas
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda