
parenting
5 Ciri-ciri Anak Memiliki Sifat Serakah dan Cara Mengatasinya, Ketahui Sedari Dini Bun
HaiBunda
Jumat, 23 Aug 2024 15:45 WIB

Memiliki sifat serakah dapat memberikan berbagai dampak negatif pada diri seseorang. Penting untuk mendidik anak sedini mungkin agar tidak memiliki sifat serakah.
Anak yang serakah akan merugikan dirinya sendiri dan orang lain di sekitarnya. Sudah menjadi tanggung jawab orang tua untuk mengajarkan anak untuk bersikap murah hati dan dermawan.
Sifat serakah pada anak dapat muncul secara natural dan perlahan. Karenanya, Bunda harus memerhatikan tindakan Si Kecil yang mungkin menunjukkan karakter anak serakah.
Terdapat beberapa hal yang perlu Bunda pahami mengenai sifat anak serakah. Untuk mengetahui ciri-ciri serta cara mengatasi sifat anak yang serakah, simak penjelasannya berikut ini.
Mengenal sifat serakah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), serakah dapat diartikan sebagai sifat seseorang yang selalu hendak memiliki lebih dari apa yang dimiliki. Sifat serakah juga biasa disebut sebagai tamak dan rakus.
Menurut ahli kesehatan mental melalui laman Talkspace, sifat serakah merupakan penyakit yang paling sulit diobati. Hal ini diakibatkan oleh ambisi yang dimiliki seseorang menyulitkannya untuk menyadari bahwa sikapnya tersebut merugikan bagi diri sendiri dan orang lain.
Sifat serakah apabila tidak dikendalikan akan membawa seseorang pada keinginan tak terpuaskan. Oleh karena itu, sangat krusial bagi para Bunda untuk mencegah Si Kecil dari sifat menginginkan sesuatu secara berlebihan atau serakah.
5 Ciri-ciri anak yang memiliki sifat serakah
Sifat serakah pada anak dapat terlihat dari tindakannya sehari-hari, seperti saat makan maupun saat mereka tidak mau meminjamkan mainannya pada teman maupun saudara. Berikut ciri-ciri sifat anak serakah yang perlu Bunda ketahui:
1. Berperilaku egois atau terlalu mementingkan diri sendiri
Terlalu mementingkan diri sendiri dan tidak memedulikan orang lain dapat menjadi tanda anak serakah. Seorang anak bisa saja merasa dirinyalah yang paling penting dan berusaha mendapatkan sesuatu tanpa memikirkan yang lain. Sebagai contoh, anak hanya ingin menggunakan mainannya sendirian dan tidak mau meminjamkannya kepada yang lain.
2. Mudah merasa iri
Perasaan iri hati dapat menunjukkan sifat anak serakah. Sifat serakah dalam konteks ini adalah berusaha untuk memiliki lebih banyak harta benda daripada orang lain. Bila tidak, sifat tamaknya tersebut akan membuatnya menginginkan milik orang lain.
3. Kurangnya rasa empati
Tidak memiliki kepedulian atau empati terhadap orang lain adalah salah satu ciri-ciri sifat serakah. Anak yang serakah tidak memiliki minat yang tulus terhadap perasaan orang lain. Anak-anak seperti ini biasanya sulit bergaul karena tindakannya yang tidak bertanggung jawab.
4. Tidak pernah merasa puas
Anak yang memiliki sifat serakah tidak akan mudah puas dan selalu ingin mendapatkan lebih. Sifat ini biasanya muncul karena seorang anak merasa bahwa ia memang layak untuk mendapatkan lebih banyak padahal apa yang ia miliki sudahlah cukup.
5. Bersikap manipulatif
Suka mendapatkan pujian dapat mendorong seorang anak untuk bersifat serakah. Dalam hal ini, anak yang ingin selalu menonjol di mata orang akan suka berbohong dan mengakui pencapaian yang tak ia perbuat.
Penyebab anak memiliki sifat serakah
Anak yang memiliki sifat serakah dapat disebabkan oleh beberapa hal termasuk pola asuh orang tua itu sendiri. Sifat serakah dapat muncul pada anak apabila orang tua kurang memberikan perhatian dan kasih sayangnya.
Ada pun beberapa penyebab anak memiliki sifat serakah sebagai berikut:
1. Kurang perhatian orang tua
Anak sering merasa tidak diperhatikan dan jauh dari orang tuanya. Anak mungkin menilai sesuatu yang diberikan orang tuanya sangat bernilai karena jarang ia dapatkan. Dari sinilah sifat serakah dapat muncul.
2. Kasih sayang berat sebelah
Anak mungkin menjadi serakah dengan kehadiran adik atau kakaknya. Kasih sayang atau pemberian yang tidak seimbang akan mengakibatkan salah satu anak jadi memiliki sifat serakah.
3. Ketidakcukupan atau ketidakmampuan
Kondisi ekonomi yang kurang mencukupi juga dapat menyebabkan anak menjadi serakah. Seorang anak bisa saja mengamati kehidupan orang lain yang mulus dan membandingkannya dengan dirinya sendiri. Karena itu, ia akan lebih terobsesi terhadap apa yang ia miliki karena hal tersebut sulit didapatkan.
4. Kurang bisa bergaul
Anak terlalu pendiam atau pemalu. Sifat tersebut dapat menciptakan keserakahan karena ia menghabiskan sebagian besar waktunya sibuk bermain seorang diri. Karena itu, ia enggan meminjamkan miliknya kepada orang lain.
5. Meniru teman
Pengaruh teman sebaya juga memicu seorang anak untuk bersifat serakah. Anak-anak sering meniru sifat orang di sekitarnya bahkan ketika mereka belum bisa membedakan mana yang benar dan salah.
6. Pola asuh yang salah
Didikan orang tua yang materialistis juga berdampak buruk pada sifat anak. Orang tua yang tidak mengajarkan anaknya untuk bermurah hati akan mengembangkan keserakahan secara perlahan.
7. Perkembangan usia
Faktor perkembangan usia menjadi penyebab seorang anak mungkin memiliki sifat serakah. Anak-anak di bawah empat tahun biasanya belum bisa mempelajari empati. Seiring tumbuh kembangnya, anak akan mulai bisa memahami perasaan orang lain dan pentingnya berbagi.
Bahaya anak memiliki sifat Tamak atau Serakah
Menurut laman Little Scholars Childcare Center, perilaku anak yang serakah merujuk pada keinginan yang berlebihan untuk memperoleh atau memiliki sesuatu lebih dari yang dibutuhkan atau layak didapatkan. Keserakahan ini umumnya sangat berkaitan dengan harta benda, makanan, atau perhatian.
Anak yang memiliki sifat serakah sangat dikhawatirkan tidak akan mampu berinteraksi sosial secara pantas. Hal ini dikarenakan sifatnya yang jauh dari kata empati dan tidak mampu memahami kebutuhan orang lain.
Sifat serakah pada anak apabila tidak diatasi sejak dini dapat mengakibatkan berbagai masalah di masa depannya. Hal-hal berbau materialistis, status sosial, hingga konflik lainnya akan muncul karena sifat tamak tersebut.
5 Cara mengatasi anak serakah
Ada beberapa tips dasar untuk membenarkan perilaku anak yang serakah. Dilansir laman Center for Children and Youth, berikut ini beberapa cara untuk mengatasi sifat anak serakah:
1. Jadikan kehadiran orang tua lebih penting daripada harta benda
Anak yang suka banyak menuntut menandakan orang tua mulai harus menetapkan prioritasnya. Sebaiknya, orang tua lebih banyak menghabiskan waktu dengan anak daripada menyuapnya dengan mainan atau hadiah.
2. Latih anak untuk bekerja keras
Dalam konteks ini, orang tua perlu melatih rasa pemberdayaan pada anak. Ketika anak ngambek karena tidak mendapatkan barang yang diinginkan, latih mereka untuk berusaha terlebih dahulu. Misalnya, untuk mendapatkan sepatu baru, anak harus membersihkan rumah atau merapihkan tempat tidurnya setiap hari.
3. Kenalkan anak kepada manfaat jangka panjang
Budaya konsumerisme harus dilawan dengan mengajarkan anak apa arti manfaat jangka panjang. Hal ini dapat berupa manfaat yang didapatkan dari berolahraga, belajar, maupun berseni. Apabila diterapkan, anak akan terlatih untuk menjadi gigih dan ahli dalam hal yang lebih berguna bagi masa depannya.
4. Jadilah panutan yang baik
Orang tua adalah sosok panutan bagi anaknya. Alih-alih berbelanja secara berlebihan, Bunda sebaiknya memanfaatkan barang yang masih berguna dan memperbaikinya. Ajari juga anak untuk berterima kasih secara langsung dan mensyukuri apa yang telah dimiliki.
5. Latih sifat dermawan pada anak
Anak perlu dibimbing dan merasakan pengalaman secara nyata apa itu saling berbagi dan memberi. Untuk itu, anak harus melihat orang lain yang lebih susah darinya. Sebagai praktik, Bunda bisa ajak Si Kecil untuk berdonasi atau memberikan mainan maupun pakaian lama untuk orang lain yang membutuhkan.
Cara mengatasi anak yang serakah soal makanan
Sifat serakah pada anak juga sering terjadi dalam hal makanan. Anak yang serakah terhadap makanan juga akan mengalami kerugian baik dalam bentuk fisik maupun psikisnya.
Berikut ini cara mengatasi anak yang serakah terhadap makanan:
1. Buat rutinitas
Dalam hal ini, orang tua bisa terapkan waktu makan dan camilan di jam-jam tertentu secara teratur. Tips ini dapat membantu anak kapan harus memikirkan makanan, mengurangi rasa cemas dan kerakusan kepada makanan.
2. Berikan contoh positif
Rakus terhadap makanan juga dapat ditiru anak lewat perilaku orang dewasa. Orang tua harus menunjukkan kebiasaan makan yang sehat dan saling berbagi dalam sehari-hari.
3. Kontrol porsi makan anak
Ajari anak mengenai ukuran porsi makan yang tepat dan tidak berlebihan. Anak juga perlu diajari pentingnya membagi makanan untuk orang lain yang membutuhkan.
4. Biasakan makan bersama keluarga
Makan bersama dapat membantu orang tua untuk memahami kebiasaan makan anak. Selama waktu makan, Bunda bisa memberikan contoh yang baik dan mengajari Si Kecil untuk makan secukupnya.
5. Hindari banyak makan karena pikiran
Anak-anak bisa saja terlalu banyak makan karena merasa bosan, stres, atau sebagai cara untuk mengatasi masalah yang mereka miliki. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui kondisi mental anak.
Cara mencegah agar anak tidak memiliki sifat serakah
Motivasi sosial anak tumbuh seiring dengan kasih sayang, yang biasanya terjadi setelah anak menginjak usia 3 tahun. Anak perlu diajarkan etika dan sopan santun dasar untuk dapat menghormati hak orang lain.
Berikut beberapa cara untuk mencegah anak agar tidak memiliki sifat serakah berdasarkan umurnya:
Umur 1 tahun: Perkembangan awal dan keserakahan
Pada tahap ini, tidak ada hal khusus mengenai keserakahan bayi yang masih berumur 1 tahun. Tidak diperlukan tekanan pada moral anak pada tahap awal perkembangan ini.
Umur 2 tahun: Kepemilikan dan batasan pribadi
Pada umur 2 tahun, anak mulai menyadari bahwa ada barang yang mereka miliki dan ada barang yang dimiliki orang lain. Di sinilah anak harus diajarkan bahwa barang mereka adalah milik mereka sendiri dan orang lain tidak boleh mengambilnya tanpa persetujuan.
Umur 3 tahun: Belajar mengatakan tidak dan memahami keserakahan
Pada tahap ini, orang tua harus mengajarkan anak untuk mengatakan “tidak” dengan tegas agar tidak mudah tertipu. Orang tua juga harus mengajarkan perbedaan dari menolak dan serakah. Menolak adalah melindungi kepemilikan sementara serakah adalah sifat yang buruk dan berbahaya.
Umur 4 Tahun: Sosialisasi dan Peran Berbagi
Pada usia 4 tahun, anak memasuki tahap sosialisasi yang baru. Komunikasi menjadi lebih utama daripada hal lain. Anak sudah bisa menyadari bahwa berbagi permen, meminjamkan mainan atau pulpen, akan memudahkan mereka untuk berkomunikasi dengan teman baru.
Demikian informasi mengenai ciri-ciri hingga cara mencegah anak agar tidak memiliki sifat serakah. Semoga membantu!
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Alasan Anak Usia 1-3 Tahun Tidak Mau Berbagi dengan Orang Lain, Begini Cara Menyikapinya

Parenting
Kenali 5 Tanda Anak Merasa Kesepian, Segera Atasi Demi Masa Depannya

Parenting
Kebutuhan Energi Anak Usia 6 Tahun yang Baru Masuk Sekolah

Parenting
9 Tips Lindungi Mata Anak Gatal Akibat Gadget, Berkedip Salah Satunya

Parenting
8 Cara Sederhana Mengajari Balita agar Mau Berbagai Mainan & Makanan


5 Foto
Parenting
Deretan Artis yang Masih Sembunyikan Wajah Anak, Ternyata Ada Alasannya
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda