
parenting
8 Cara Sederhana Mengajari Balita agar Mau Berbagai Mainan & Makanan
HaiBunda
Jumat, 06 Nov 2020 15:37 WIB

Anak-anak balita biasanya masih susah untuk berbagi. Untuk berbagi ke kakak atau adiknya saja susah, apalagi ke temannya. Anak kecil sulit untuk berbagi itu normal dan butuh proses. Tapi, ada cara sederhana mengajarkan anak berbagi.
APP mengatakan bahwa anak-anak di bawah usia 3 tahun, tidak dapat memahami konsep berbagi tanpa banyak dorongan dari orang dewasa. Usia prasekolah menjadi masa di mana anak-anak belajar bagaimana berbagi dan mengoreksi tindakan mereka pada saat akan membantu mereka belajar.
Perlu Bunda tahu, balita masih berada dalam fase perkembangan egosentris di mana mereka baru mulai mengenali diri sebagai individu dengan barang-barang mereka sendiri. Balita baru mulai mengeksplorasi apa artinya memiliki sesuatu dan belum cukup memahami gagasan bahwa beberapa barang adalah milik orang lain.
"Itulah sebabnya Anda mendengar mereka berkata 'milikku'," ujar pendidik anak usia dini, Kotsopoulos, dilansir dari Today's Parent.
Begitu pula yang disampaikan Dr Bill Sears, ahli pediatri bahwa kekuatan untuk memiliki sesuatu, menjadi bagian alami dari pertumbuhan kesadaran anak. Anak yang sedang tumbuh akan mengembangkan keterikatan pada benda dan juga orang.
"Kemampuan untuk membentuk keterikatan yang kuat ini penting untuk menjadi orang yang sehat secara emosional," kata Sears dikutip Askdrsears.
Sears mencontohkan, anak usia satu tahun akan kesulitan membedakan ibu dan saudaranya; anak berusia dua tahun kesulitan berbagi boneka beruangnya. Beberapa anak begitu terikat dengan mainannya sehingga boneka yang sudah tua dan compang-camping menjadi bagian dari diri anak itu.
Sebenarnya, berbagi itu menyiratkan empati, kemampuan untuk masuk ke pikiran orang lain dan melihat sesuatu dari sudut pandang mereka. Anak-anak di bawah usia enam tahun jarang yang memiliki empati.
"Jangan berharap anak berusia kurang dari dua atau 2,5 tahun dengan mudah berbagi. Anak-anak di bawah dua tahun bermain secara paralel, bermain bersama anak-anak lain, tetapi tidak dengan mereka. Mereka peduli dengan diri mereka sendiri dan harta benda mereka dan tidak memikirkan apa yang diinginkan atau dirasakan anak lain," jelas Sears.
Tetapi, dengan bimbingan dan kemurahan hati, kata Sears, anak berusia dua tahun yang egois bisa tumbuh menjadi anak berusia tiga atau empat tahun yang murah hati. Ketika anak-anak mulai bermain dengan satu sama lain dan bekerja sama dalam permainan, mereka mulai melihat nilai berbagi.
Menurutnya, pada anak-anak itu lebih mudah berbagi dengan seseorang yang tidak sekuat dirinya atau yang tidak begitu mengancam. Biasanya anak yang lebih kecil, tamu daripada saudara kandung, anak yang pendiam daripada yang menuntut. Banyak hal yang tergantung pada temperamen anak.
Nah, jika Bunda masih merasa kesulitan mengajari si kecil berbagai, berikut beberapa cara mengajarkan balita untuk sharing mainan maupun makan miliknya:
1. Jangan memaksa anak untuk berbagi
Sebaliknya, lanjut Sears, ciptakan sikap dan lingkungan yang mendorong anak untuk mau berbagi. Di dalam benda yang tak mau dibaginya itu memiliki kekuatan. Untuk orang tua, benda itu mungkin hanya mainan. Tapi bagi anak, benda itu adalah koleksi berharga miliknya.
"Hormati sifat posesif normal anak-anak saat Anda mendorong dan menjadi teladan berbagi. Kemudian perhatikan bagaimana anak Anda bekerja dalam permainan kelompok. Anda akan belajar banyak tentang anak Anda dan tentang jenis bimbingan yang dia perlukan," ujar Sears.
Kalau anak suka bermain-main, anak akan belajar bahwa anak-anak lain tidak akan mau bermain dengannya. Tapi kalau anak selalu menjadi korban, dia perlu mempelajari kekuatan mengatakan "Tidak".
"Di tahun-tahun prasekolah, anak Anda secara alami melewati tahap "Apa untungnya bagi saya", yang akan berkembang menjadi tahap "Apa untungnya bagi kita" yang lebih sadar secara sosial. Secara bertahap, dengan sedikit bantuan dari orang tua, anak-anak belajar bahwa hidup berjalan lebih lancar jika mereka berbagi," jelas Sears.
2. Mainkan game
Cara yang baik untuk mencontohkan kepada anak kecil melalui permainan. Game menarik perhatian anak, memungkinkan meresap pelajaran, di tengah kebahagiaan. Anak-anak lebih mungkin untuk mengingat apa yang mereka pelajari melalui bermain daripada apa yang mereka dengar dalam ceramah Ayah dan Bunda.
Mainkan "Share Daddy". Menempatkan anak berusia dua tahun di satu lutut dan yang berusia empat tahun di atas lutut yang lain, mengajarkan kedua anak untuk berbagi sosok istimewa mereka.
Atau, ajak anak berusia dua tahun untuk bermain "Bagikan Kekayaan Anda". Berikan bunga, biskuit, balok, atau mainan kepada anak yang berusia dua tahun, dan mintalah anak untuk membagikannya kepada semua orang di ruangan itu.
"Berikan satu untuk kakak. Berikan satu untuk Ayah.” Anda ingin menyampaikan pesan bahwa berbagi adalah cara hidup yang normal dan berbagi menyebarkan kegembiraan," kata Sears.
3. Terhubung
Seorang anak memberi apa yang diberikan kepadanya. Sears mengatakan, telah mengamati anak-anak yang menerima attachment parenting atau metode pengasuhan yang lebih mengutamakan kedekatan emosional dan fisik, selama dua tahun pertama lebih cenderung menjadi anak yang mau berbagi di tahun-tahun mendatang, karena dua alasan.
"Anak-anak yang telah menerima kemurahan hati mencontoh dan menjadi orang yang murah hati," katanya.
4. Contohkan kemurahan hati saat mengajar anak berbagi
Dua anak tidak dapat memiliki seratus persen dari satu ibu atau ayah. Lakukan yang terbaik untuk membagi waktu dengan adil. "Tidak adil" mungkin merupakan satu-satunya keluhan yang paling sering dikeluhkan di masa kanak-kanak.
"Cobalah untuk menjadi orang tua dengan kesempatan yang sama sebanyak mungkin, sambil mengajari anak-anak Anda bahwa faktor-faktor lain ikut berperan dalam kehidupan sehari-hari," kata Sears.
5. Kapan seharusnya
Meski balita belum bisa berbagi, tapi selalu gunakan setiap kesempatan untuk mendorong anak berbagi. Ajari anak bagaimana mengkomunikasikan kebutuhannya kepada teman-temannya.
Saat rebutan mainan dimulai, terkadang bijaksana untuk tidak terburu-buru ikut campur. Beri anak waktu dan ruang untuk menyelesaikannya sendiri. Tetap selalu amati. Apabila anak-anak menuju ke arah yang benar dan tampak menyelesaikan masalah, tidak usah ikut campur
"Jika situasinya memburuk, campur tangan. Belajar mandiri baik dengan atau tanpa sedikit bantuan dari pengasuh menghasilkan nilai yang tahan lama.
6. Berbagi waktu
Dikutip dari Pathway, saat anak-anak belajar berbagi, mungkin sulit untuk mengetahui kapan waktunya memberikan mainan favorit kepada teman atau saudara mereka. Sesuatu yang visual, seperti pengatur waktu, akan memberi tahu anak-anak dengan tepat kapan waktunya untuk melepaskan mainan tertentu.
Menggunakan pengatur waktu dapat membantu orang tua mengawasi pertengkaran mainan. Misalnya, Johnny dan Jimmy sulit berbagi mainan. Orang tua bisa campur tangan dengan meminta masing-masing memilih nomor dan orang yang memilih nomor terdekat dengan yang Ayah atau Bunda pikirkan akan mendapatkan mainan itu terlebih dahulu.
"Anda kemudian mengatur timer. Dua menit adalah waktu yang tepat untuk anak kecil. Anda bisa meminta yang lebih tua untuk menunggu lebih lama. Ketika pengatur waktu mati, mainan itu diberikan ke anak kedua untuk jangka waktu yang sama (meskipun dia mungkin lupa bahwa dia menginginkannya)," imbuh Sears.
Selain itu, mungkin diperlukan beberapa siklus sebelum seorang anak dapat menyerahkan mainannya sendiri. Sebuah keluarga yang menggunakan metode pengatur waktu mengaku bahwa metode ini bekerja dengan sangat baik sehingga kakaknya berlari ke arah ibunya sambil berkata, "Bu, setel pengatur waktu."
Jika metode waktu tidak berhasil, hentikan mainan. Letakkan di rak dan jelaskan bahwa mainan itu tetap di sana sampai anak-anak belajar berbagi. Anak-anak mungkin merajuk sebentar, tetapi cepat atau lambat, kesadaran akan muncul bahwa lebih baik berbagi daripada kehilangan mainan itu sepenuhnya.
"Mereka akan belajar untuk berkompromi dan bekerja sama sehingga semua orang pada akhirnya menang."
7. Lindungi kepentingan anak saat mengajarkan berbagi
Jika anak berpegang teguh pada harta miliknya yang berharga, hormati keterikatan ini, sambil tetap mengajarinya untuk berbagi dan bermurah hati. Seorang anak menjadi egois dengan beberapa mainan dan murah hati dengan yang lain itu normal.
Jagalah mainan berharganya. Ambil, jika anak lain mencoba merebutnya. Sebelum permainan dimulai, bantu anak Anda memilih mainan mana yang akan dia bagi dengan teman bermainnya dan mainan mana yang ingin dia simpan atau simpan untuk dirinya sendiri.
8. Beri anak kesempatan untuk berbagi
Seringkali, orang tua dapat mengajarkan nilai-nilai kepada anak-anak yang lebih kecil dengan menggunakan anak-anak yang lebih besar sebagai model.
Mulai sekarang, yuk coba terapkan 8 cara di atas agar si kecil mau berbagai mainan atau makanan miliknya. Selamat mencoba, Bunda!
Bunda, simak cara lain yuk agar anak mau ikhlas berbagi dalam video berikut:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Kronologi Balita Jatuh dari Bus Mabes AD di Tol JORR: Bikin Kita Jadi Waspada, Bun

Parenting
5 Ciri-ciri Anak Memiliki Sifat Serakah dan Cara Mengatasinya, Ketahui Sedari Dini Bun

Parenting
Alasan Anak Usia 1-3 Tahun Tidak Mau Berbagi dengan Orang Lain, Begini Cara Menyikapinya

Parenting
Kenapa Balita Senang Membantu? Ini Jawabannya Bunda

Parenting
Bunda, Ini 6 Alasan Balita Marah Suka Pukul Diri Sendiri


9 Foto
Parenting
9 Foto Balita Thailand Viral yang Mirip Boneka
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda