Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

4 Hal yang Terjadi pada Otak Anak Jika Ortu Sempatkan Bermain Bersama Menurut Pakar

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Sabtu, 31 Aug 2024 19:20 WIB

Ilustrasi Anak Bermain
Ilustrasi Anak Bermain dengan Bunda/Foto: Getty Images/iStockphoto
Jakarta -

Tidak ada yang pernah tahu secara pasti seperti apa perkembangan otak anak-anak, Bunda. Namun, apa yang akan terjadi pada otak Si Kecil ketika Bunda dan Ayah bermain bersama mereka, ya?

Beberapa dekade yang lalu, sebuah penelitian mencari tahu tentang awal perkembangan otak. Studi ini pun menghasilkan beberapa fakta yang menarik untuk diketahui oleh orang tua.

Salah satu penelitian yang paling mengejutkan melibatkan otak anak selama bermain, tidak termasuk belajar biola, menghafal perkalian, atau bahkan mendengar musik. Bermain yang dimaksud adalah bermain secara sederhana bersama Bunda dan Ayah.

Bayi Growth Spurt

Lantas, apa yang terjadi pada otak anak ketika Bunda bermain bersama mereka, ya?

Hal yang terjadi pada otak anak ketika bermain dengan Bunda

Melansir dari laman Pure Wow, ada beberapa hal yang terjadi pada otak anak ketika Bunda dan Ayah bermain bersama mereka. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya berdasarkan pernyataan para ahli:

1. Otak melepaskan zat biokimia yang baik

Seorang Bioengineer, Stefanie Lattner mengatakan bahwa sebagai organisme hidup, Bunda sebaiknya mengingat bahwa segala sesuatu di lingkungan mulai dari makanan hingga apapun yang bisa dirasakan, sentuh, atau cium, memiliki efek biokimia di otak.

"Penelitian menunjukkan bahwa reaksi kimia memang terjadi, dopamin mendapat pemberitaan, namun ada juga bahan kimia yang memperkuat ikatan sosial dan membantu pembangunan di masa depan," ujarnya.

Berikut ini beberapa daftar zat kimia yang dihasilkan otak ketika anak bermain:

  • Dopamin: Memberi isyarat kepada anak 'Hei, ini menyenangkan'.
  • Oksitosin: Melepaskan ikatan yang memperkuat antar teman bermain.
  • Endorfin: Meningkatkan mood anak.
  • Serotonin: Mengatur suasana hati.
  • Asetilkolin: Mendukung perhatian, pembelajaran, dan memori.
  • GABA: Menstabilkan suasana hati.

2. Membangun arsitektur otak

Otak tidak seperti ginjal, sebuah organ yang hanya berfungsi sebagai organ standar dan kemudian diisi dengan cairan tubuh apapun yang ditugaskan untuk dikelola. Otak adalah organ yang tumbuh sesuai bentuknya, yang disebut arsitektur otaknya, sesuai dengan tugas yang diberikan kepadanya untuk dikelola.

Olahragawan atau ilmuwan, masing-masing memiliki arsitektur otak yang unik yang terdiri dari miliaran koneksi antar neuron di otak, yakni sebuah proses yang berkelanjutan dari sebelum lahir hingga dewasa.

Pada saat yang sama, otak anak membangun arsitekturnya dengan menciptakan koneksi sinaptik baru. Otak juga menyederhanakan koneksi yang dianggap kurang penting.

"Ini disebut pemangkasan. Jadi, apa pun yang Bunda tunjukkan pada anak, baik secara visual maupun taktil, akan membantu mereka mengetahui apa yang harus disimpan dan apa yang harus dibuang," ujar Stefanie.

Perubahan fisik lain yang terjadi pada anak usia dini adalah mielinisasi atau pembentukan semacam selubung isolasi di sekitar saraf yang membantu saraf berfungsi dengan baik. Pembentukan ini berlanjut hingga masa kanak-kanak dan remaja.

3. Koreks prefrontalnya diaktifkan

Waktu bermain akan mengaktifkan korteks prefrontal, yakni bagian otak yang bertanggung jawab membuat rencana, mengatur emosi, dan memecahkan masalah. Hal ini diungkapkan oleh Sanam Hafeez, psikolog di New York.

"Kecerdasan emosional mengacu pada kemampuan untuk mengenali, memahami, mengelola, dan menggunakan emosi diri sendiri secara efektif, serta kemampuan untuk memahami dan memengaruhi emosi orang lain," ujarnya.

Ketika anak bermain dengan orang dewasa yang telah mengembangkan kecerdasan emosional lebih canggih dibandingkan anak-anak, Si Kecil akan mencontohkan perilaku mereka berdasarkan tindakan orang dewasa dan berkembang dengan cara yang dapat diterima secara sosial.

4. Membangun kepercayaan diri

Ketika bermain, bagian bawah otak anak terlibat ketika mereka bergerak, mengeluarkan emosi, dan membuat pilihan tentang apa yang harus dilakukan. Dengan begitu, hal ini akan memberi mereka perasaan memiliki kendali atas dunianya.

Tidak hanya itu, wilayah otak bagian bawah juga terlibat selama keterlibatan emosional selama waktu bermain. Inilah sebabnya mengapa bermain dengan anak akan membuat orang tua menjadi lebih dekat dengan mereka.

"Anak mendapatkan perhatian penuh selama bermain, menumbuhkan hubungan emosional yang mendalam. Keamanan emosional yang diberikan melalui permainan berkontribusi terhadap kesejahteraan emosional anak secara keseluruhan, membantu mereka menghadapi tantangan hidup dengan rasa aman dan percaya diri," ucap Sanam Hafeez.

Demikian informasi tentang hal yang terjadi pada otak anak ketika Bunda mengajaknya bermain bersama. Semoga bisa memberi manfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(mua/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda