Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Ini yang Terjadi pada Otak Anak jika Terjebak Macet

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Sabtu, 05 Oct 2024 18:55 WIB

Ilustrasi Anak Terjebak Macet
Ilustrasi Anak Terjebak Macet/Foto: iStock
Jakarta -

Kebisingan dan macetnya lalu lintas tidak hanya membuat Bunda dan Ayah menjadi stres serta frustrasi. Hal ini juga turut dirasakan oleh Si Kecil.

Kemacetan adalah faktor lingkungan yang paling merusak terhadap kesehatan setelah polusi udara. Diketahui bahwa hal ini menyebabkan peningkatan pada serangan jantung serta diabetes pada orang dewasa.

Melansir dari laman The Guardian, PBB mengatakan pada awal Februari bahwa polusi suara perkotaan. Hal ini dapat berkembang menjadi ancaman bagi kesehatan global yang menyebabkan 12.000 kematian dini setiap tahunnya di Uni Eropa dan mulai memengaruhi berbagai kota seperti Bangkok dan New York.

Banner Kebiasaan Sepele Penyebab Sakit

Tidak hanya itu, penelitian pada hampir 2.700 anak berusia antara tujuh sampai 10 tahun di 38 sekolah di Barcelona, Spanyol, menyebutkan adanya hubungan antara kebisingan lalu lintas atau kemacetan terhadap perkembangan kognitif anak dari waktu ke waktu. Dalam studi ini, anak berada dalam tahap kritis untuk pengembangan keterampilan memori dan perhatian yang penting dalam pembelajaran.

Dampak pada otak anak ketika terjebak macet

Ketika anak terjebak macet, ada beberapa hal yang dapat terjadi pada otak mereka. Melihat dari berbagai sumber, berikut ini Bubun bagikan deretannya:

1. Ingatan dan kemampuan perhatian melambat

Dalam penelitian yang dilakukan pada 2.700 anak, didapatkan bahwa anak-anak yang sering terpapar kemacetan jalan raya akan mengalami perubahan pada ingatan dan kemampuan perhatian.

Perkembangan ingatan anak akan mengalami pelambatan sebanyak 23 persen. Sementara itu, perkembangan kemampuan perhatian akan melambat lima persen dalam setahun.

2. Merusak konsentrasi anak

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa puncak kebisingan yang terdengar di dalam kelas anak, seperti truk yang lewat dengan suara keras atau kendaraan yang melaju di jalan raya, akan memiliki dampak lebih besar dibandingkan kebisingan lainnya.

Ketika anak-anak mendengarkan suara yang terlalu bising, perhatiannya akan teralihkan. Selain itu, anak juga tidak bisa berkonsentrasi sehingga memengaruhi proses belajarnya.

"Hal ini mungkin terjadi karena hal ini (kebisingan jalan raya) memengaruhi rentannya jendela konsentrasi dan proses pembelajaran," kata Dr Maria Foraster dari Barcelona Institute for Global Health.

3. Memiliki nilai membaca yang buruk

Mengutip dari laman BBC, kemacetan jalan raya bisa memengaruhi kesehatan serta kegiatan belajar mengajar pada anak. Beberapa kota mulai mencari solusi agar ruang kelas anak menjadi lebih tenang.

Arline Bronzaft, profesor psikologi di Herbert H. Lehman College dari City University of New York, menerbitkan penelitian tentang dampak kebisingan terhadap kesehatan dan kemampuan membaca anak. Ia menemukan bahwa siswa yang berada di sisi gedung sekolah yang dekat dengan rel kereta memiliki nilai tes membaca yang lebih buruk dibandingkan dengan mereka yang duduk di sisi gedung yang tenang.

Nilai rata-rata membaca kelas-kelas pada sisi yang bising tertinggal selama tiga hingga empat bulan di belakang siswa yang berada di ruang kelas yang tenang.

4. Memperlambat kerja memori otak

Sebuah penelitian di tahun 2022 menemukan bahwa kebisingan lalu lintar dan kemacetan jalan raya yang dialami anak-anak SD di Barcelona, Spanyol, dapat memperlambat kerja memori otak anak. Tidak hanya itu, hal ini juga memengaruhi perhatian anak yang penting bagi banyak aspek pembelajaran termasuk pemecahan masalah, penalaran, matematika, serta pemahaman bahasa.

5. Rendahnya motivasi belajar

Penelitian di Barcelona menemukan bahwa tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh lalu lintas jalan raya, udara, dan kereta api, akan berdampak negatif pada fungsi kognitif anak-anak selama tahap-tahap penting kehidupan, yakni perkembangan otak.

Kebisingan yang dirasakan anak-anak ini dapat menyebabkan seorang anak mengalami beberapa kemungkinan respons negatif. Misalnya saja ketidakberdayaan dalam belajar, rendahnya motivasi belajar karena kurangnya kontrol terhadap lingkungannya, dan gangguan perhatian.

Rekomendasi WHO terkait suara bising pada anak

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan kebisingan suara di ruang keras kurang dari 35 desibel. Dalam batasan ini, kondisi belajar mengajar akan jauh lebih baik.

"Pedoman ini tidak (menyebutkan) fluktuasi dan puncak kebisingan. Setiap kali ada puncak kebisingan, itu merupakan gangguan yang bisa memengaruhi rentang perhatian serta memori kerja anak," papar Foraster.

Demikian informasi seputar hal yang terjadi pada otak anak jika sering terjebak di kemacetan jalanan, Bunda. Semoga bisa memberikan manfaat, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(mua/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda