Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Bayi Baru Lahir, Kenali Perkembangan dan Tanda Normal Pertumbahannya

Dilla Atqia Rahmah   |   HaiBunda

Rabu, 25 Sep 2024 04:00 WIB

Perkembangan bayi baru lahir
Perkembangan bayi baru lahir/ Foto: Getty Images/greenleaf123

Masa perkembangan dan pertumbuhan bayi di 1000 hari pertama, merupakan masa emas bagi kehidupan Si Kecil. Masa emas juga merupakan masa kritis di mana Bunda harus memantau perkembangan dan pertumbuhan bayi normal atau tidak.

Sejak baru lahir, bayi akan menunjukkan tahapan perkembangan dan kondisinya, mulai ketika bayi baru lahir umur 0 minggu hingga bayi baru lahir 7 minggu, dan terus berkembang pada minggu-minggu selanjutnya. Akan ada banyak kemampuan baru yang berkembang pada periode usia ini.

Perlu adanya perhatian penuh untuk mengetahui seperti apa kondisi normal bayi baru lahir. Kecermatan Bunda pun dibutuhkan dalam melihat perkembangan bayi baru lahir, tanda-tanda kondisi bayi baru lahir yang tidak normal, serta apa saja pantangan bayi baru lahir.

Tujuannya, agar Bunda dapat mengoptimalkan perkembangan bayi sejak baru lahir. Sebagai tolak ukur, simak apa saja tahap perkembangan dan tanda-tanda tidak normal pada bayi baru lahir dalam ulasan berikut ini.

Perkembangan bayi baru lahir sampai usia 7 minggu

Meskipun terkadang perkembangan bayi saat baru lahir cenderung tidak terlihat signifikan. Tapi, jangan salah ya Bunda, bayi baru lahir mengalami perkembangan bahkan sejak bayi baru lahir umur 0 minggu, lho. Oleh karena itu, Bunda bisa menyimak rangkuman perkembangan bayi baru lahir sampai usia tujuh minggu berikut.

Perkembangan bayi 0 minggu

Saat baru lahir, bayi akan tampak sedikit bengkak dan berkerut di area mata, kondisi ini bersifat sementara dan terjadi akibat ketegangan otot wajah saat ibu mengejan. Kepala bayi pun yang cenderung berbentuk kerucut, karena bayi berada di rahim dalam waktu yang lama dan terdapat tekanan yang kuat pada jalan lahir ketika Bunda melahirkan secara normal. 

Tapi Bunda tak perlu khawatir, penampilan bayi baru lahir ini akan berubah setelah beberapa bulan. Bayi baru lahir juga umumnya memiliki lanugo atau rambut halus  yang menutupi tubuh bayi, dan berpotensi rontok dalam beberapa minggu.

Bayi baru lahir mulai menunjukkan tanda ingin menyusu segera setelah lahir dan biasanya mampu menempel dan mengisap payudara setelah lahir.

Saat baru lahir, penglihatan bayi akan kabur dan hanya bisa melihat wajah Bunda pada jarak 30 sentimeter, karena otot mata bayi masih dalam masa perkembangan. Jarak tersebut merupakan jarak yang sama dengan jarak dari payudara ke wajah Bunda.

2. Perkembangan bayi 1 minggu

Menurut ulasan di laman What To Expect, bayi baru lahir mengalami pengurangan berat badan setelah beberapa hari lahir, dengan penurunan rata-rata 5 hingga 10 persen dari berat badan asalnya. Selain berat badan, ada beberapa kemampuan yang mulai berkembang pada bayi baru lahir umur satu minggu.

Kemampuan motorik kasar

Dari segi keterampilan motorik kasar, gerakan bayi baru lahir umur 1 minggu masih tersentak-sentak dan bergetar. Hal ini disebabkan otot pada bayi yang belum kuat. 

Kemampuan motorik halus

Pada usia satu minggu ini bayi mulai memperlihatkan beberapa refleks bawaan, seperti refleks Moro atau refleks kaget yang terjadi apabila bayi mengalami gangguan keseimbangan tubuh yang tiba-tiba atau rangsangan secara tiba-tiba.

Perkembangan bayi  pada satu minggu pertama pun ditandai dengan kemampuan jarak pandang bayi pada suatu objek sekira 8 hingga 12 inci.

Selain itu, bayi baru lahir juga mulai refleks mencari, hal ini dilakukan bayi ketika pipinya disentuh, bayi tersebut akan menoleh ke arah di mana pipinya disentuh. Refleks ini berguna ketika bayi mencari letak makanan, baik dari payudara ibu atau botol susu.

Bayi baru lahir umumnya akan sering tertidur. Bayi baru lahir hingga usia 3-4 bulan  memerlukan 14 hingga 17 jam tidur dalam periode 24 jam. Jadi Bunda tidak perlu risau ya ketika melihat terus-terusan tidur di bulan pertama kelahirannya.

3. Perkembangan bayi 2 minggu

Pada minggu kedua ini, waktu tidur bayi masih sangat tidak teratur. Jika bayi baru lahir umur satu minggu mengalami penurunan berat badan, di minggu ini bayi baru lahir mengalami peningkatan berat badan berkat ASI yang Bunda berikan.

Kemampuan motorik kasar

Bayi baru lahir umur dua minggu cenderung sering menaruh tangannya di sekitar mata dan mulut. Karena otot bayi belum kuat, kepala bayi akan terkulai ke belakang jika tidak ditopang atau disanggah dengan baik.

Kemampuan motorik halus

Meski tidak terlihat signifikan, bayi baru lahir mengalami perkembangan pada usia dua minggu ini. Mereka mulai banyak menggunakan otaknya untuk memerhatikan keadaan di  sekelilingnya.

Kemampuan komunikasi dan bahasa

Sebagai tonggak awal berkomunikasi, bayi mengeluarkan suara berupa tangisan. Tangisannya bisa saja menandai bahwa bayi baru lahir ini lapar atau bayi mengalami kondisi yang kurang nyaman.

Kemampuan sosial dan emosional

Pada usia dua minggu ini Bunda harus bersiap, pasalnya dalam fase ini bayi akan  mudah rewel dan intensitas laparnya meningkat dari minggu sebelumnya.

Bunda perlu menyusui bayi sebanyak yang mereka inginkan. Meski begitu, menurut Maria Masters (2022), terdapat aturan umum pemberian makan pada bayi baru lahir, yaitu sekitar 16-24 ons ASI dalam 24 jam.

4. Perkembangan bayi 3 minggu

Bayi baru lahir umur 3 minggu bisa saja mengalami beberapa masalah kulit seperti ruam popok, kerak kepala, dan bercak keunguan pada kulit.

Kemampuan motorik kasar

Seiring berjalannya waktu, pada minggu ketiga ini biasanya otot bayi mulai menguat. Sebagian bayi dapat mengangkat kepala mereka 45 derajat ketika diletakkan dalam posisi tengkurap.

Kemampuan motorik halus

Bayi berusia tiga minggu mengalami peningkatan kemampuan konsentrasinya secara cepat. Sehingga, sangat memungkinkan apabila bayi dapat menatap benda-benda dari jarak yang dekat.

Kemampuan komunikasi dan bahasa

Intensitas tangisan bayi pun turut meningkat, terutama ketika bayi berada dalam kondisi yang tidak nyaman, seperti lapar, mengantuk, popok basah, atau lelah.

5. Perkembangan bayi 4 minggu

Pada usia empat minggu, bayi kemungkinan besar akan dapat merespon suara keras dengan terkejut, menangis, atau diam saja. Bunda juga dapat mulai untuk  mengembangkan motorik bayi baru lahir dengan melakukan tummy time secara berkala.

Kemampuan motorik kasar

Beberapa keterampilan motorik kasar pada bayi empat minggu di antaranya, mencoba menggerakkan kepala dari satu sisi ke sisi lainnya, menggerak spasmodis saat dalam posisi telentang, serta menendang kaki saat posisi telentang atau tengkurap.

Kemampuan motorik halus

Bayi pada usia empat minggu mulai mempunyai refleks menggenggam dan mengisap, bayi dapat memegang mainan secara singkat yang disodorkan ke tangannya meski mainan tersebut masih dapat terjatuh secara tidak disengaja.

Kemampuan komunikasi dan bahasa

Bayi mulai dapat berkomunikasi melalui tangisan. Bunda dapat mengenali beberapa jenis tangisan bayi, misalnya ketika tangisan bayi dirasa pendek dan bernada rendah, umumnya bayi merasa lapar. Kemudian, jika tangisan bayi seolah tiba-tiba dan berganti dengan rengekan rewel, umumnya bayi merasa bosan.

6. Perkembangan bayi 5 minggu

Bayi baru lahir usia lima minggu umumnya sudah dapat tersenyum dan mendengar suara-suara. Bunda dapat terus menstimulasi bayi agar terus interaktif dengan berbicara dan bernyanyi untuk bayi.

Kemampuan motorik kasar

Pada usia lima minggu, bayi sudah mulai bisa tersenyum dan bersuara. Bunda dapat melihat kini si kecil bisa melengkungkan sudut mulutnya ke atas.

Kemampuan motorik halus

Selain menyadari suara Bunda, bayi usia lima minggu juga sudah menyadari suara-suara lain seperti bel, gonggongan anjing, air mengalir, dan siulan.

Kemampuan komunikasi dan bahasa

Jika pada minggu keempat bayi berusaha berkomunikasi melalui tangisan, pada minggu kelima ini, terdapat berbagai usaha yang dilakukan bayi untuk berkomunikasi dengan Bunda. Misalnya melalui gerutuan, desisan, atau suara lain yang melibatkan kombinasi mulut, lidah,dan tenggorokannya.

Bunda dapat mulai menggunakan bahasa bayi ketika berinteraksi dengan si kecil. Memang, bayi belum mengerti apapun yang Bunda katakan, tapi bayi akan belajar dengan cara meniru, menyerap dan mendengarkan ucapan Bunda.

Kemampuan sosial dan emosional

Ketika bayi baru lahir umur lima minggu meniru ekspresi wajah Bunda, hal itu dapat memicu emosi dalam diri mereka juga. Pastikan Bunda selalu memasang wajah penuh semangat ya, agar emosi positif Bunda dapat ikut tersalurkan pada bayi.

7. Perkembangan bayi 6 minggu

Dari segi motorik, Bunda mungkin akan melihat bayi menunjukkan senyum secara terus-menerus. Bayi juga mulai bisa meraih benda yang tergantung. Pastikan Bunda menyiapkan permainan untuk melatih keterampilan motorik, koordinasi tangan dan mata Si Kecil.

8. Perkembangan bayi 7 minggu

Bayi dapat menemukan hal-hal yang dapat membuatnya tersenyum, baik dari interaksi dengan Bunda maupun dari interaksi dengan benda-benda di sekitarnya. 

Setelah Bunda mengetahui tahapan perkembangan bayi, mulai dari bayi berumur 0 minggu hingga bayi berumur 7 minggu. Bunda juga perlu mengetahui tanda-tanda bayi baru lahir yang tidak normal. Berikut lima tanda bahaya pada bayi baru lahir yang patut Bunda waspadai.

5 Tanda bahaya pada bayi baru lahir

Menurut jurnal yang berjudul Sosialisasi Tanda-Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Garuda oleh Triana, 1/3 kasus dari angka kematian bayi baru lahir terjadi dalam satu bulan sesudah kelahiran. Sebanyak 80 persen di antaranya terjadi pada minggu pertama.

Mencegah hal itu terjadi, Bunda harus waspada apabila muncul 5 tanda bahaya ini pada bayi baru lahir:

1. Keadaan bayi kuning (Ikterus)

Keadaan bayi kuning (ikterus) sangat sering terjadi pada bayi baru lahir, terutama pada BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah). Menurut jurnal Keluarga Sehat Sejahtera yang berjudul Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Bayi Kuning pada Bayi Baru Lahir Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang, tahun 2021 oleh Safitri dan Haflah, salah satu penyebab kulit bayi tampak kuning ini adalah belum matangnya fungsi hati bayi untuk memproses eritrosit (sel darah merah).

Bayi kuning atau jaundice biasanya diketahui dari tubuh dan wajah bayi berubah kekuningan. Ini umumnya terjadi pada beberapa hari kelahiran bayi akibat bilirubin dalam darah bayi terlalu tinggi.

Dikutip dari Kids Health, bilirubin adalah zat kuning yang berasal dari pemecahan normal sel darah merah. Hati mengeluarkan bilirubin dari darah dan membuangnya ke usus sehingga bisa keluar dari tubuh.

Penyakit kuning pun terjadi ketika bilirubin menumpuk lebih cepat daripada kemampuan hati memecahnya dan mengeluarkannya dari tubuh. Pengobatan penyakit kuning pada bayi baru lahir ini dapat dilakukan dengan beberapa cara dan disesuaikan dengan kondisi bayi, seperti fototerapi.

2. Tali pusar bayi merah dan bengkak

Tali pusar bayi merah, bengkak, atau bernanah pada bayi baru lahir dapat mengindikasikan infeksi pada tali pusar. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan infeksi pada tali pusar bayi baru lahir, misalnya kebocoran cairan ketuban sebelum persalinan dimulai, persalinan lama, penggunaan kateter umbilikalis (tabung panjang yang ditempatkan di tali pusar) untuk menangani penyakit kritis pada bayi baru lahir, dan kurangnya kebersihan tali pusar.

Segera hubungi dokter jika bayi baru lahir menunjukkan tanda atau gejala infeksi tali pusar, karena infeksi ini berkembang cepat pada bayi baru lahir dan harus ditangani sesegera mungkin.

3. Bayi sering muntah

Terdapat berbagai kondisi yang menyebabkan bayi baru lahir sering muntah, bisa jadi bayi mengalami gangguan atau kelainan sistem pencernaan. Namun, Bunda juga perlu memperhatikan jenis muntah yang dikeluarkan bayi, khawatir bayi baru lahir mengalami muntah empedu.

4. Bayi sesak napas

Menurut ulasan di laman Medical News Today, sesak napas atau gangguan pernapasan pada bayi baru lahir, merupakan masalah serius yang terjadi pada sekitar 7 persen bayi baru lahir. Beberapa tanda gangguan pernapasan pada bayi meliputi napas yang keras, lubang hidung mengembang, dada terasa sesak, dan perubahan warna kulit atau kuku.

Penyebab bayi baru lahir sesak napas di antaranya bayi lahir prematur,  persalinan melalui operasi caesar atau diabetes gestasional pada ibu.

5. Bayi tidak menangis

Umumnya sebagian besar bayi baru lahir akan menangis atau bernapas spontan dalam waktu 30 detik setelah lahir. Jika bayi bayi baru lahir menangis atau bernapas (terlihat dari pergerakan dada paling sedikit 30 kali per menit), biarkan bayi tersebut dengan ibunya. Namun, jika bayi  tidak bernapas dalam waktu 30 detik, para petugas medis akan segera bertindak mencari bantuan.

Tanda bahaya pada bayi baru lahir ini dapat terjadi pada bayi manapun tanpa mengenal gender, baik pada bayi baru lahir perempuan maupun bayi baru lahir laki-laki.

10 Pantangan bayi baru lahir

Selain mewaspadai tanda-tanda kondisi tidak normal pada bayi baru lahir, Bunda juga harus memperhatikan beberapa pantangan untuk bayi baru lahir, supaya bayi Bunda senantiasa berada dalam kondisi yang normal.

1. Memberikan madu kepada bayi baru lahir

Tidak disarankan memberikan madu kepada bayi baru lahir atau bayi kurang dari 12 bulan. Madu berpotensi mengandung racun yang mungkin tidak dapat dinetralisir oleh saluran pencernaan bayi. Madu mengandung spora dari bakteri Clostridium botulinum, sehingga meningkatkan risiko infant botulism (penyakit botulisme pada bayi).

2. Membiarkan bayi baru lahir terpapar asap rokok

Seperti yang Bunda tahu bahwa rokok memiliki berbagai kandungan zat berbahaya seperti nikotin, Tar, dan karbon monoksida yang dapat menyebabkan infeksi pernapasan pada bayi.

3. Menggunakan popok terus menerus

Penggunaan popok dalam jangka waktu lama berpotensi menyebabkan ruam kulit pada bayi.  Sebagai alternatif, Bunda dapat mengganti popok sekali pakai dengan menggunakan popok kain.

4. Menggunakan minyak penghangat

Kulit bayi baru lahir masih sangat sensitif sehingga rentan terkena iritasi. Sebaiknya pemakaian minyak penghangat pada bayi dilakukan ketika usia bayi dirasa cukup aman.

5. Memposisikan bayi tidur tengkurap

Tidak dianjurkan untuk menidurkan bayi dalam posisi tengkurap. Dilansir dari Health Cleveland Clinic, bayi yang tidur tengkurap berpotensi sesak napas, karena terlalu sedikit oksigen. Selain itu, tidur dengan posisi tengkurap dapat meningkatkan resiko tersedak dan sindrom kematian mendadak (Sudden Infant Death Syndrome).

6. Memberikan susu sapi pada bayi

Meskipun susu sapi merupakan sumber penting vitamin dan nutrisi utama seperti kalsium dan vitamin D. Namun, pemberian susu pada bayi baru lahir tidak disarankan. Mengutip dari Baby Center, bayi di bawah usia 12 bulan belum dapat mencerna susu dengan mudah, susu dapat membebani ginjal mereka yang belum matang, yang dapat menyebabkan penyakit, demam, dan diare.

7. Menyentuh bayi dengan tangan kotor

Pastikan kondisi tangan bahkan badan bersih saat hendak menyentuh bayi. Mencuci tangan sebelum menyentuh bayi sangat penting dilakukan karena sistem kekebalan tubuh bayi baru lahir belum sepenuhnya berkembang.

Sistem kekebalan tubuhnya akan menguat seiring pertumbuhan bayi. Pada tahun pertama kehidupan anak, sistem kekebalan tubuh yang masih sangat rentan terhadap kuman.

8. Menggendong bayi secara asal

Bayi baru lahir belum memiliki struktur otot yang kuat. Maka dari itu, pastikan Bunda selalu menopang leher dan kepala bayi dalam posisi yang tegak.

9. Memakaikan bedak tabur

Pemakaian bedak tabur pada bayi baru lahir kini tidak disarankan. American Academy Pedriatics (AAP) dengan judul Baby Powder-A Hazard oleh Howard C Mofenson dkk, menyebutkan bahwa kandungan zinc dan talc dalam bedak tabur bisa meracuni pernapasan bayi jika terhirup.

10. Menjemur bayi terlalu lama

Sinar matahari pagi memiliki berbagai manfaat bagi bayi, seperti menjaga suhu tubuh agar tetap stabil dan mencegah penyakit kuning. Namun, Bunda harus memperhatikan lama waktu menjemur bayi di bawah sinar matahari langsung. Bunda dapat menjemur bayi sekitar 10 - 15 menit saja.

5 Penyakit pada Bayi Baru Lahir yang Perlu Diwaspadai

Berikut ini penyakit-penyakit yang mengancam kesehatan bayi baru lahir. Dengan mengetahui jenis-jenis penyakit berikut, Bunda dapat bersiap siaga apabila bayi bunda mengindikasikan gejala penyakit tertentu.

1. Sindrom Kematian Bayi Mendadak

Sindrom Kematian Bayi Mendadak atau Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) merupakan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kematian mendadak bayi berusia di bawah satu tahun yang tidak diketahui penyebabnya.

Tidak dapat diketahui secara jelas penyebab SIDS, tapi ada beberapa faktor risiko penyebabnya seperti terlahir dari ibu yang mengonsumsi alkohol saat masa kehamilan, bayi lahir prematur, atau terkena paparan rokok selama atau setelah kehamilan.

2. Cacat bawaan lahir

Cacat bawaan lahir atau kelainan kongenital adalah kelainan pertumbuhan struktur organ janin sejak saat konsepsi yang dapat mempengaruhi kondisi bayi baru lahir.

Merujuk penjelasan WHO, kelainan kongenital merupakan cacat bawaan lahir yang dapat didefinisikan sebagai kelainan struktural atau fungsional yang terjadi selama kehidupan intrauterin. Kelainan ini juga disebut cacat lahir, anomali kongenital, atau malformasi kongenital.

Cara-cara untuk mencegah cacat bawaan lahir di antaranya yaitu Bunda perlu mengonsumsi cukup asam folat selama kehamilan, tidak melahirkan pada usia risiko tinggi seperti usia lebih dari 35 tahun, dan melakukan perawatan antenatal.

3. Sindrom Gawat Napas pada Bayi

Neonatal Respiratory Distress Syndrome (NRDS) atau dikenal sebagai sindrom gawat napas pada bayi adalah komplikasi yang paling sering dialami oleh bayi yang terlahir prematur.

Gejala NRDS yang  biasanya muncul dalam beberapa menit kelahiran misalnya warna kulit yang membiru, lengan atau kaki bengkak, pernapasan pendek, sesak napas, dan suara mendengus sambil bernapas. Jika terjadi gejala NRDS pada bayi baru lahir, segera bawa bayi kepada pihak medis.

4. Hirschsprung

Hirschsprung merupakan penyakit bawaan yang dapat mengancam kesehatan bayi baru lahir dan anak berusia di bawah lima tahun.

Penyakit ini adalah penyakit saluran cerna yang ditandai dengan tidak adanya sel saraf pada saluran cerna sehingga menyebabkan gejala sumbatan usus. Gejala yang umumnya ditemukan pada bayi yang menderita HSCR adalah tidak bisa buang air besar dalam waktu 24-48 jam setelah lahir. 

Hirschsprung merupakan penyakit bawaan, sehingga tidak ada cara mencegah penyakit itu terjadi pada anak. Apabila Bunda memiliki riwayat keluarga yang mengidapnya, sebaiknya Bunda berkonsultasi dengan konselor genetik.

5. Hemolitik

Penyakit hemolitik pada bayi baru lahir juga disebut eritroblastosis fetalis, yaitu kelainan darah yang terjadi ketika golongan darah ibu dan bayi tidak cocok. Gejala HDN yang paling umum pada bayi baru lahir seperti kulit pucat, menguningnya cairan ketuban, tali pusar, kulit, dan mata, pembesaran hati atau limpa, serta pembengkakan parah pada tubuh.

Diperlukan tindakan medis untuk mengatasi penyakit ini, misalnya dengan transfusi darah intrauterin dan melakukan persalinan dini jika terjadi komplikasi berat dan paru-paru bayi sudah matang.

Demikian informasi seputar perkembangan dan tanda normal pada bayi baru lahir. Dengan pemahaman yang baik tentang perkembangan dan tanda-tanda normal pada bayi, Bunda dapat memberikan dukungan, perhatian, dan pengawasan yang optimal terhadap perkembangan buah hati.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda