PARENTING
Ini yang Terjadi pada Otak Bunda saat Anak Bayi Menangis
Kinan | HaiBunda
Rabu, 11 Sep 2024 20:40 WIBTanpa disadari, ada beberapa respons yang terjadi pada otak Bunda saat bayi menangis. Ini juga memengaruhi cara Bunda mengambil tindakan atas tangisan Si Kecil.
Dikutip dari laman University of Toronto, tangisan bayi tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga mengubah proses saraf dan kognitif yang digunakan untuk membuat keputusan sehari-hari.
Menurut rekan penulis dan profesor psikologi David Haley, studi tersebut mengamati efek vokalisasi bayi terhadap orang dewasa yang menyelesaikan tugas konflik kognitif.
Data otak mengungkapkan bahwa tangisan bayi mengurangi perhatian terhadap tugas dan memicu pemrosesan konflik kognitif yang lebih besar daripada tawa bayi.
Pemrosesan konflik kognitif penting karena membantu fungsi mengendalikan perhatian. "Salah satu fungsi eksekutif paling dasar yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas atau membuat keputusan," imbuh Haley.
Apa yang terjadi pada otak Bunda saat bayi menangis?
Menurut peneliti lainnya, Joanna Dudek yang merupakan mahasiswa pascasarjana Haley’s Parent-Infant Research, orang tua terus-menerus membuat berbagai keputusan sehari-hari dan bayi memiliki tuntutan yang bersaing atas perhatian mereka.
Tangisan bayi terbukti kadang dapat menyebabkan rasa tidak suka pada orang dewasa. Akan tetapi, tangisan tersebut juga dapat menciptakan respons adaptif dengan 'mengaktifkan' kontrol kognitif yang digunakan orang tua untuk menanggapi kebutuhan emosional anak secara efektif, sekaligus memenuhi tuntutan lain dalam kehidupan sehari-hari.
Dudek menyebutkan bahwa tangisan bayi dapat mengajarkan orang tua cara memfokuskan perhatian secara lebih selektif.
"Fleksibilitas kognitif inilah yang memungkinkan orang tua untuk beralih dengan cepat antara menanggapi tangisan bayi dan tuntutan lain yang bersaing dalam kehidupan," imbuh Dudek.
Studi lainnya tentang pengaruh tangisan bayi
Dikutip dari Medical News Today, sebuah tim yang dipimpin oleh para peneliti di Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development (NICHD) berupaya untuk mengeksplorasi pola otak yang terlibat dalam respons bunda terhadap suara tangisan bayi.
Dalam studi yang dilakukan oleh Marc Bornstein, Ph.D dari NICHD’s Section on Child and Family Research, mendengar tangisan bayi mengaktifkan area otak yang terkait dengan gerakan dan ucapan, dan pola otak dan perilaku tertentu bersifat universal di banyak budaya.
Studi ini sendiri sudah dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.
Perilaku yang konsisten dengan aktivitas otak orang tua
Untuk memeriksa apa sebenarnya respons otak Bunda saat bayi menangis, para peneliti menganalisis perilaku 684 ibu di 11 negara. Termasuk di Argentina, Belgia, Brasil, Kamerun, Prancis, Israel, Italia, Jepang, Kenya, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Semua negara ini diharapkan dapat mewakili keragaman budaya yang luas.
Pada bagian pertama penelitian, mereka mencatat dan menganalisis bagaimana Bunda dan bayi berinteraksi selama 1 jam. Selama waktu ini, tim mencari tanda-tanda kasih sayang, gangguan, pengasuhan, dan pembicaraan.
Contoh perilaku pengasuhan termasuk menyusui bayi dan mengganti popoknya. Selain itu, tim mengamati seberapa sering para bunda mengangkat bayi dan menggendongnya.
Borstein menjelaskan bahwa biasanya para Bunda mengangkat, menggendong, dan berbicara kepada bayi dalam waktu 5 detik setelah mendengar mereka menangis.
Para peneliti pun berhipotesis bahwa mekanisme saraf tertentu mungkin berperan. Studi tersebut mengungkapkan adanya peningkatan aktivitas di wilayah otak yang selaras yang terkait dengan niat untuk bergerak dan berbicara, untuk memproses rangsangan pendengaran, dan untuk mengasuh.
Wilayah otak ini adalah area motorik tambahan, wilayah frontal inferior, wilayah temporal superior, otak tengah, dan striatum.
Bagaimana cara mengatasi bayi yang menangis-terus menerus?
Apa saja langkah yang dapat diterapkan Bunda jika Si Kecil rewel alias menangis terus-menerus? Berikut ulasannya dilansir berbagai sumber:
1. Ayun bayi dengan lembut
Bunda bisa menggendong bayi dan berikan ayunan lembut secara perlahan. Gerakan ayunan yang menenangkan ini akan membuat bayi lebih tenang, karena mengingatkan ia pada sensasi gerakan di dalam rahim.
2. Metode bedong
Gunakan kain bedong untuk menyelimuti tubuh bayi supaya ia merasa lebih aman dan hangat.
Setelah itu, peluk bayi di lengan Bunda dan letakkan tubuhnya di sisi kiri untuk membantu membuat sistem pencernaannya lebih nyaman.
3. Buat suasana kamar lebih nyaman
Suasana kamar tidur yang tenang dan redup dapat membantu menenangkan Si Kecil saat sedang rewel. Minimalkan stimulasi di kamar tidur, misalnya dengan mematikan lampu dan mengurangi kebisingan agar bayi lebih tenang.
4. Beri pijatan lembut
Dikutip dari Healthy Children, sentuhan fisik adalah salah satu cara yang efektif untuk menenangkan sekaligus menjalin bonding dengan bayi. Bunda bisa menggunakan minyak telon secukupnya, lalu pijat lembut bayi sampai ia mengantuk.
Demikian ulasan tentang apa yang terjadi pada otak Bunda saat bayi menangis dan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menenangkan bayi. Apabila bayi masih tetap terlihat rewel, coba lakukan konsultasi lanjutan dengan dokter untuk menemukan penyebab lain dan solusinya ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)