HaiBunda

PARENTING

15 Ciri Anak Alami Gangguan Kepribadian Narsistik dan Cara Mengatasinya

Dilla Atqia Rahmah   |   HaiBunda

Senin, 07 Oct 2024 15:30 WIB
Narsistic Personality Disorder/ Foto: Getty Images/BongkarnThanyakij

Pada dasarnya anak-anak sangat senang apabila hal-hal yang ia lakukan diapresiasi. Hal ini membuat Si Kecil merasa dicintai dan dihargai usahanya. Namun, memberikan pujian berlebihan berisiko membuat anak menjadi narsistik. 

Sehingga, tak jarang apabila anak selalu menceritakan apa yang ia alami atau memperlihatkan kemampuan baru yang dia miliki. Itu merupakan hal yang bagus, karena ia berusaha terbuka dengan Bunda dan Ayah.

Namun, jika anak kerapkali show off secara berlebihan, Bunda harus waspada, apalagi jika mengarah pada kebiasaan yang kurang baik, misalnya anak sulit berteman, melakukan bullying, atau iri terhadap pencapaian orang lain. Karena, hal tersebut bisa menjadi indikasi narsistik.


Melansir laman Mayo Clinic, narsistik adalah kondisi kesehatan mental yang membuat seseorang merasa dirinya sangat spesial bagi diri mereka sendiri. Umumnya orang narsistik selalu mencari perhatian dari banyak orang. Serta, ingin orang lain mengagumi mereka. Orang dengan gangguan ini bisa saja tidak memiliki kemampuan untuk memahami perasaan orang lain.

Apa itu Gangguan Kepribadian Narsistik atau Narcissistic Personality Disorder (NPD)

Dikutip laman verywellhealth, Narsistik Personality Disorder atau NPD adalah suatu kondisi kesehatan mental yang dialami seseorang yang memiliki rasa harga diri yang terlalu tinggi dan ingin orang lain mengaguminya. Orang yang mengalami gangguan kepribadian narsistik sering merasa lebih unggul dari orang lain. Namun, sangat sensitif terhadap kritik atau penilaian apa pun. 

15 Ciri anak alami gangguan kepribadian narsistik

Penderita NPD umumnya tidak akan menyadari bahwa mereka memiliki masalah. Oleh karena itu, ciri-ciri orang narsistik ini perlu sama-sama diketahui.

1. Sulit berteman dan mempertahankan persahabatan

Melansir laman choosingtherapy, anak-anak biasanya memillih-milih teman sebaya, sampai mereka menemukan hubungan yang cocok. Namun, anak yang mengalami NPD umumnya tidak akan pernah "menetap" dalam persahabatan jangka panjang. Hal ini karena mereka kurang memiliki empati, kemampuan untuk bertanggung jawab, dan memiliki rasa iri yang kuat.

2. Merendahkan anak-anak yang lain

Dikutip laman Choosingtherapy, anak-anak narsistik tidak sadar kalau ia bersikap jahat terhadap anak-anak lain. Begitu pula saat mereka membicarakan hal yang tidak baik tentang anak-anak lain kepada orang dewasa. Ia hanya tahu bahwa perilaku mereka benar. 

Selain itu, anak yang mengalami NPD tidak suka apabila orang dewasa berbicara tentang anak-anak lain dengan cara yang positif. Hal tersebut akan membuat harga diri anak NPD merasa terluka.

3. Terlalu mementingkan diri sendiri

Melansir laman Still Mind Florida, anak yang mengalami gangguan narsistik selalu berusaha menjadi pusat perhatian. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara membanggakan kemampuan atau prestasi mereka. Serta sering kali melebih-lebihkan atau bahkan mengarang cerita agar tampak lebih unggul.

4. Kurang berempati dengan orang lain

Anak-anak yang mengalami NPD seringkali kesulitan memahami atau peduli terhadap perasaan orang lain. Hal ini dapat diketahui saat anak mengabaikan emosi teman sebaya atau tidak menunjukkan perhatian saat orang lain kesal.

5. Menyalahkan orang lain atas kesalahan yang ia perbuat

Anak yang mengalami NPD kerap menarik diri sebagai mekanisme pertahanan diri. Sehingga, saat ia berbuat salah, ia akan cenderung menyalahkan orang di sekitar mereka.

6. Berperilaku sombong

Telah tertanamnya keyakinan bahwa ia lebih istimewa daripada orang lain, dapat membuat anak  bersikap acuh tak acuh saat bersosialisasi. Serta memicu perilaku merendahkan orang lain.

7. Tidak mampu memvalidasi perasaan pribadi

Hal ini merupakan salah satu kelemahan orang narsistik. Narsisme dapat  bermula dari harga diri yang rapuh. Sehingga, anak yang mengalami NPD  tidak mampu mengetahui dan mempertahankan hal positif tentang diri mereka sendiri.

Hal ini dapat menyebabkan anak "memancing" pujian, atau secara karismatik memanipulasi situasi sosial untuk mendapatkan validasi dari orang lain.

8. Tidak mampu mengelola stres dengan baik

Saat mengalami situasi sulit yang tidak dapat diatasi, orang yang memiliki gangguan narsistik akan berperilaku tidak seperti usia semestinya atau kenakan-kanakan. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan anak  untuk menenangkan diri sendiri.

9. Sulit berperilaku sesuai kompas moral

Kurangnya empati terhadap sekitar membuat anak tidak peduli dan tidak mampu berperilaku sesuai moral yang ada. Ia mungkin tidak memiliki kemampuan untuk membedakan yang benar dari yang salah. Oleh karena itu, penderita NPD tidak akan menunjukkan tanda-tanda penyesalan ketika berbohong, menipu, atau mencuri. 

10. Berperilaku manipulatif

Perilaku narsistik manipulatif ini dapat berupa berbohong, membuat janji palsu, atau menggunakan pesona demi keuntungan diri sendiri. Perilaku manipulatif ini biasanya lebih terencana  dan dilakukan secara terus-menerus.

11. Prestasi sekolah tidak sesuai kemampuan bahasanya

Anak-anak dengan gangguan kepribadian narsistik acapkali memanfaatkan keterampilan bahasa dan kosa kata tingkat tinggi untuk menutupi kekurangan mereka. Serta cenderung berdalih untuk menutupi ketidaktahuannya.

Melansir laman choosingtherapy, anak-anak dengan gangguan kepribadian narsistik seringkali kesulitan untuk berprestasi secara akademis pada tingkat yang sesuai dengan keterampilan berbahasa mereka.

12. Selalu menghindari kontak mata

Dengan menghindari kontak mata, anak dengan gangguan kepribadian narsistik dapat melindungi dari pengalaman penolakan yang menyedihkan yang tidak dapat ditoleransi oleh harga diri mereka.

13. Sulit menerima kritik

Anak-anak yang mengidap narsisme memiliki keyakinan bahwa mereka istimewa dan kebutuhan mereka lebih utama daripada yang lain. Sehingga, mereka sering menolak mengakui kesalahan mereka.

Selain itu, mereka yang memiliki sifat NPD mungkin bereaksi dengan kemarahan atau sikap defensif yang berlebihan, seperti menjadi sangat marah atau bermusuhan saat menerima kritikan ringan sekalipun.

14. Fantasi yang megah

Biasanya anak-anak memiliki imajinasi yang tinggi, tetapi jika imajinasi yang dibayangkan anak berlebihan atau mengganggu kenyataan, itu perlu diwaspadai.

Melansir laman Still Mind Florida, anak-anak dengan NPD sering kali terlibat dalam khayalan rumit tentang kehebatan mereka sendiri. Misalnya saat mereka berbicara tentang skenario masa depan yang tidak realistis.

15. Iri terhadap orang lain

Adanya pikiran merasa diri lebih baik daripada orang lain, membuat anak yang mengalami NPD merasa iri jika ada temannya yang mengalami keberhasilan. Turut bersuka cita adalah hal yang sulit dilakukan. Bahkan, dapat menimbulkan rasa benci.

Dikutip laman Still Mind Florida, gejala yang muncul sesekali tidak selalu menunjukkan NPD. Pola dan intensitas sifat-sifat ini yang terus-menerus dapat menjadi sinyal adanya masalah potensial.

7 Penyebab anak alami gangguan kepribadian narsistik

Melansir laman Mom Junction, tidak ada penyebab pasti bagaimana anak bisa mengalami gangguan kepribadian narsistik. Namun, beberapa faktor berikut ini dapat memicu sifat narsistik pada anak.

1. Terlalu berlebihan dalam memuji anak

Memuji pencapaian Si Kecil bagus dilakukan untuk membangun kepercayaan dirinya. Namun, mengapresiasi secara berlebihan dapat menumbuhkan sifat narsistik pada diri anak.

 “Saya sering melihat orang tua yang takut mengatakan tidak kepada anak karena takut menyakiti perasaan mereka. Terkadang mereka terlalu mementingkan anak di atas semua anak lainnya, atau bahkan di atas semua kebutuhan orang tua atau keluarga lainnya. Hal ini menciptakan anak yang percaya bahwa mereka lebih berhak dan lebih penting daripada manusia lainnya.” Ucap Psikoterapis, Konsultan, dan Penulis, Kaytee Gillis, LCSW-BACS, MSW, dilansir Mom Junction.

2. Faktor genetik

Melansir laman Mayo Clinic, karakteristik yang diwariskan dari orang tua, akan berlaku seperti sifat kepribadian tertentu. Orang tua yang narsis dapat memengaruhi anak-anak mereka. Orang tua seperti itu melihat individualitas anak sebagai ancaman, dan mengekangnya. Perilaku orang tua yang suka mengendalikan ini, dapat membuat anak menjadi narsis ketika mereka dewasa.

3. Terlalu banyak menerima kritik negatif

Terlalu banyak menerima kritik dan negatif dapat membuat anak berpikir dirinya tidak mampu dan menganggap dirinya  buruk. Sehingga mereka mengembangkan narsisme sebagai mekanisme pertahanan.

4. Menjadi anak angkat atau broken home

Menjadi anak angkat atau memiliki orang tua yang bercerai dapat membuat anak merasa tidak aman. Hal itu menyebabkan anak selalu tidak merasa dicintai, dan akhirnya mencintai diri sendiri menjadi pilihan mereka untuk terus menjalani hidup. Sayangnya, self love yang berlebihan bisa menimbulkan narsistik.

5. Tingginya ekspektasi orang tua

Melansir laman Mom Junction,  orang tua yang suka menuntut anak dengan harapan yang tidak rasional dapat membuat anak berpikir terlalu tinggi atau terlalu rendah tentang dirinya sendiri. Kedua kondisi tersebut dapat menyebabkan narsisme.

6. Mengalami kekerasan

Kekerasan dalam bentuk apapun dapat membuat anak merasa menjadi korban dan tidak dicintai. 

Dilansir laman World Health Organization, sekitar 300 juta anak berusia berusia 2 hingga 4 tahun di dunia mengalami kekerasan psikologis dan/atau hukuman fisik oleh pengasuh mereka di rumah. Hal ini menunjukkan bahwa kekerasan sekecil apapun dapat berpengaruh pada mental dan fisik anak.

7. Kelainan genetik

Kelainan genetik atau beberapa kelainan genetik dapat menyebabkan kondisi mental ini karena beberapa perubahan di otak.

Diagnosis anak yang alami gangguan kepribadian narsistik atau Narcissistic Personality Disorder (NPD)

Apabila Bunda telah melihat beberapa ciri-ciri gangguan kepribadian narsistik pada Si Kecil, tidak disarankan untuk self diagnose, ya. Bunda perlu bantuan psikolog atau psikiater untuk mendiagnosis NPD.

Cara untuk mendiagnosis gangguan kepribadian narsistik, seseorang akan memerlukan evaluasi secara psikologis. Seorang psikolog atau psikiater dapat mengevaluasi gejala-gejala orang tersebut dan menentukan tingkat keparahan NPD.

Cara anak menghadapi gangguan kepribadian narsistik

Umumnya orang yang mengalami narsistik personality disorder tidak sadar ia seperti itu, agar tidak membuat NPD-nya semakin memburuk, Bunda bisa menciptakan lingkungan yang lebih disiplin, misalnya dengan menetapkan aturan dan konsekuensi yang konsisten atas perilaku mereka.

Selain itu, mengutip laman Still Mind Florida, Bunda bisa membantunya dalam menumbuhkan empati. Ajak Si Kecil terlibat dalam aktivitas yang mendorong pemahaman terhadap perasaan orang lain, misalnya dengan latihan bermain peran, atau diskusikan emosi tokoh dalam buku dan film. Jangan lupa apresiasi anak saat ia menunjukkan perhatian kepada orang lain.

Cara mengatasi anak alami gangguan kepribadian narsistik

Perlu ada pendekatan khusus dalam menghadapi orang narsistik. Berikut beberapa cara mengatasinya.

1. Bersikap tegas

Bersikap tegas bukan berarti harus kasar, ya. Bunda dan Ayah perlu sepakat dalam menetapkan batasan untuk Si Kecil, seperti menetapkan aturan dan konsekuensi yang konsisten atas perilaku mereka.

2. Latih anak untuk belajar mendengarkan orang lain

Melansir laman Mom Junction, penting untuk memberi pemahaman kepada anak bahwa mendengarkan orang lain sama pentingnya dengan berbicara. Percakapan harus terdiri dari 50 persen berbicara dan 50 persen mendengarkan. Bantulah Si Kecil berlatih ini di rumah.

3. Kenali pola narsistik manipulatif

Orang narsis sering melakukan taktik manipulatif untuk memenuhi keinginan mereka. Kemampuan mengidentifikasi taktik manipulatif penting dilakukan untuk melindungi diri.

4. Beri pendekatan positif

Perhatikan peningkatan perilaku dan sikap anak sekecil apapun. Pendekatan positif ini dapat membantu membangun harga diri Si Kecil tanpa memperkuat kecenderungan narsistik. Berikan pujian yang spesifik, dengan menonjolkan tindakan atau pilihan yang Bunda hargai darinya.

5. Cari bantuan profesional

Bunda tidak perlu ragu untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental. Terapis yang mengkhususkan diri dalam NPD pada anak dapat memberikan panduan yang sangat berharga bagi anak.

Cara mencegah anak agar tidak punya gangguan kepribadian narsistik 

Untuk mencegah anak agar tidak punya gangguan kepribadian narsistik, Bunda bisa menerapkan beberapa cara berikut.

1. Ajarkan anak untuk bersyukur

Mengutip laman The Successful Parenting, mengajarkan anak untuk menghargai dan berterima kasih atas apa yang diberikan kepada mereka, dapat membantu Si Kecil dalam berempati, serta merasakan kebahagiaan dan kepuasan.

2. Melatih anak untuk menerima kesalahan

Penting bagi Bunda untuk menyampaikan kepada anak bahwa kesalahan dan kegagalan adalah bagian dari kehidupan. Serta, latih Si Kecil untuk belajar dari kesalahannya.

3. Biarkan anak merasakan konsekuensi tindakannya

Dengan tidak membiasakan untuk menyelamatkan Si Kecil setiap ia melakukan kesalahan atau berada dalam situasi yang tidak ia senangi, itu akan membentuk rasa tanggung jawab anak.

4. Berikan apresiasi berupa pujian nyata dan perhatian positif

Melansir laman The Successful Parenting,  memuji tindakan anak Anda saat memang pantas adalah hal yang baik dan perlu. Hal itu dapat membuatnya merasa senang dengan dirinya sendiri dan mendorongnya untuk melakukan lebih banyak perilaku yang sama. Namun, pemberian pujian ini sebaiknya tidak berlebihan, ya.

5. Mendukung pencapaian anak disertai kerendahan hati

Mendukung pencapaian Si Kecil sangat baik dilakukan. Di samping itu, orang tua juga perlu mengajarkan anak untuk merasa senang dengan pencapaian mereka tanpa merasa lebih baik dari orang lain.

Dampak buruk kepribadian narsistik bagi kesehatan tubuh

Bahaya narsistik dapat terjadi apabila dibiarkan begitu saja. Selain itu, narsistik saat anak-anak dapat berlanjut hingga seseorang dewasa. Meskipun tidak mengancam jiwa, NPD membawa dampak buruk kepribadian narsistik bagi tubuh.

1. Gangguan suasana hati

Melansir laman Cleveland Clinic, kecemasan dan depresi lebih mungkin terjadi pada orang dengan NPD, hal ini dapat memengaruhi suasana hati.

2. Gangguan dismorfik tubuh

Orang dengan NPD bisa saja mengalami gangguan dismorfik tubuh. Apalagi jika orang tersebut sangat peduli dengan penampilannya. Perasaan negatif terhadap tubuh dan penampilan mereka dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya gangguan ini.

3. Gangguan penggunaan zat

Orang yang mengalami gangguan narsistik bisa saja mengonsumsi alkohol atau penggunaan zat lain untuk membantu mereka ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan mereka. 

Demikian penjelasan mengenai gangguan kepribadian narsistik pada anak. Meskipun umumnya tidak mengancam jiwa, NPD perlu jadi perhatian bersama, agar anak bisa bertumbuh kembang secara optimal, tanpa merugikan dirinya sendiri dan orang lain.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Simak video di bawah ini, Bun:

5 Seleb Akui Alami Gangguan Kesehatan Mental

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Marshanda Kini Tinggal Bersama Sienna, Kian Dekat dan Saling Mendukung

Parenting Annisa Karnesyia

Apa Itu "Latte Dad", Gaya Parenting Ayah Ala Swedia?

Parenting Nabila Syifa Sabrina

5 Potret Romantis Nycta Gina dan Rizky Kinos Travelling Rayakan 10 Th Pernikahan

Mom's Life Amira Salsabila

Bunda Perlu Tahu! 7 Ciri Bayi Alami Stres, Salah Satunya Sering Menangis

Parenting Ajeng Pratiwi & Fauzan Julian Kurnia

Share Cara Bunda Atur Keuangan dan Dapatkan Total Hadiah Rp75 Juta, Begini Caranya

Mom's Life Tim HaiBunda

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Nita Vior Tak Cukur Bulu Perut saat Hamil karena Takut Bayi Botak, Mitos atau Fakta?

Share Cara Bunda Atur Keuangan dan Dapatkan Total Hadiah Rp75 Juta, Begini Caranya

Marshanda Kini Tinggal Bersama Sienna, Kian Dekat dan Saling Mendukung

Apa Itu "Latte Dad", Gaya Parenting Ayah Ala Swedia?

Ketahui Tujuan dari Pemeriksaan EPDS pada Ibu Hamil dan Nifas

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK