PARENTING
Studi Ungkap Dampak Anak 10 Th Terlalu Lama Screen Time Berisiko Alami Depresi & Kecemasan
Kinan | HaiBunda
Kamis, 24 Oct 2024 17:00 WIBTerlalu lama screen time diketahui bisa memberikan banyak dampak buruk bagi kesehatan anak-anak. Termasuk di antaranya disebutkan juga bisa meningkatkan risiko depresi dan gangguan kecemasan.
Anak-anak yang menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar cenderung mengalami gejala kecemasan dan depresi lebih tinggi, dibandingkan mereka yang lebih jarang screen time.
Penggunaan perangkat elektronik berlebihan, terutama sebelum tidur, juga dapat mengganggu pola tidur. Hal ini berdampak pada suasana hati dan aktivitas keesokan harinya.
Hal yang tak kalah penting, terlalu lama screen time dapat mengurangi interaksi sosial langsung, membuat anak rentan merasa terasing atau kesepian.
Studi tentang dampak anak terlalu lama screen time
Dikutip dari Hindustan Times, sebuah studi yang dilakukan oleh University of California, San Francisco, menyoroti hubungan antara waktu screen time dan kesehatan mental pada anak-anak.
Ditemukan bahwa meningkatnya waktu screen time pada anak usia 9 dan 10 tahun dikaitkan dengan masalah kesehatan mental.
Studi jangka panjang ini melacak lebih dari 9.500 anak selama periode dua tahun. Screen time yang lebih lama menyebabkan peningkatan risiko gejala depresi, kecemasan, kurangnya perhatian, dan bahkan agresi yang parah.
Para peneliti menyoroti tren yang mengkhawatirkan dari generasi baru yang menghabiskan lebih banyak waktu bermain gadget dibandingkan bermain secara fisik, bersosialisasi, dan aktivitas lain yang membantu meredakan kecemasan dan stres.
Perilaku digital seperti mengirim pesan teks, mengobrol, dan panggilan video diamati memiliki hubungan paling kuat dengan gejala depresi.
Meningkatnya masalah kesehatan mental terkait screen time
Studi ini juga mengungkapkan tren berbahaya dalam waktu screen time rata-rata pada anak. Anak-anak praremaja, berusia 8 hingga 12 tahun, mengonsumsi 5,5 jam konten digital non-edukatif setiap hari, sementara remaja rata-rata mengonsumsi 8,5 jam.
Para peneliti menekankan peran penting orang tua dalam mengatur konsumsi digital dan membina hubungan yang lebih sehat dengan teknologi.
Dampak lain screen time berlebihan bagi anak
Dikutip dari Mayo Clinic, The American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan untuk membatasi waktu anak-anak yang usianya lebih tua untuk screen time tidak lebih dari 1-2 jam sehari. Terlalu banyak bermain gadget dapat dikaitkan dengan berbagai dampak kesehatan, termasuk di antaranya seperti:
1. Obesitas
Semakin banyak screen time yang dilakukan oleh anak, maka semakin besar risiko mereka untuk mengalami kelebihan berat badan.
Memiliki televisi atau perangkat elektronik lainnya di kamar tidur anak juga meningkatkan risiko ini. Anak-anak rentan memiliki peningkatan nafsu makan terhadap makanan cepat saji yang banyak dipromosikan dalam iklan, serta makan berlebihan saat screen time.
2. Tidur tidak teratur
Semakin banyak waktu yang dihabiskan untuk menonton gadget, semakin besar kemungkinan anak-anak mengalami kesulitan tidur dan memiliki jadwal tidur yang tidak teratur.
3. Masalah perilaku
Siswa SD yang menghabiskan lebih dari dua jam sehari untuk menonton televisi, bermain video game, atau menggunakan komputer atau smartphone cenderung memiliki masalah emosional, sosial, dan perhatian.
Selain itu, paparan video game berlebihan juga dikaitkan dengan peningkatan kemungkinan masalah perhatian pada anak-anak.
4. Kinerja akademis yang terganggu
Siswa SD yang memiliki televisi atau gadget lain di kamar tidur mereka juga cenderung memiliki hasil ujian yang lebih buruk, daripada mereka yang tidak memilikinya di kamar tidur.
5. Risiko perilaku kekerasan
Terlalu banyak paparan kekerasan melalui media dapat membuat anak-anak cenderung ingin meniru perilaku tersebut. Akibatnya, anak-anak mungkin belajar menerima perilaku kekerasan sebagai cara yang normal untuk menyelesaikan masalah.
Lalu, bagaimana cara mengatasinya?
Australian Institute of Family Studies mencatat bahwa untuk mencegah dan mengatasi dampak buruk ini terjadi, orang tua dapat menerapkan beberapa hal seperti:
1. Memberi contoh positif
Anak adalah peniru ulung, yang akan selalu meniru perilaku dan kebiasaan orang tuanya. Oleh sebab itu, untuk mencegah anak terkena dampak buruk screen time berlebihan, maka orang tua sebaiknya juga turut memberi contoh yang positif terlebih dahulu.
2. Berpartisipasi bersama
Orang tua dan anak-anak dapat mengambil bagian dengan menonton video bersama-sama, lalu terlibat dalam percakapan tentang konten tersebut. Hal ini mendorong kesempatan spontan untuk belajar dan mempraktikkan keterampilan bahasa, serta membantu memediasi konten yang sedang dilihat.
3. Menetapkan aturan waktu dan pemilihan konten
Hal ini terkait dengan tingkat screen time yang lebih rendah. Selain menetapkan aturan yang konsisten tentang waktu, orang tua juga perlu memberikan batasan tentang konten-konten apa saja yang boleh ditonton oleh anak.
4. Berikan aktivitas fisik lainnya
Ajak anak juga untuk bermain dan melakukan berbagai aktivitas fisik lain guna mendukung kesehatan fisik dan mental mereka. Beberapa kegiatan contohnya seperti menari, berlari, memanjat, atau pergi ke taman bersama teman-teman.
5. Mendorong anak-anak untuk mengatur screen time
Pengakuan pribadi atas konsekuensi screen time yang berlebihan, memberi anak rasa otonomi atas pilihan sendiri dan melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan penting agar strategi ini semakin efektif.
Demikian ulasan tentang dampak anak terlalu lama screen time, termasuk risiko depresi dan kecemasan. Ingat, orang tua perlu mengatur dan membatasi screen time anak sejak dini secara konsisten. Pastikan juga untuk menjadi role model yang positif terkait penggunaan gadget ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)Simak video di bawah ini, Bun:
3 Kebiasaan Orang Tua yang Bisa Merusak Mental Anak
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
12 Tanda Depresi pada Anak Usia 4-6 Tahun yang Jarang Disadari Orang Tua
Bunda Perlu Tahu, Pentingnya Mengajarkan Kejujuran pada Anak Sejak Dini
Anak Tak Mau Ditinggalkan dan Cemas Berpisah, Harus Bagaimana?
Tips Agar Anak Tak Jadi Pelampiasan Emosi Bunda
TERPOPULER
5 Pasangan Artis Hobi Main Padel Bareng, Mahalini hingga Alyssa Soebandono
Tidur Kurang dari 7 Jam saat Hamil Berisiko Lahirkan Anak dengan Masalah Kognitif dan Perilaku
7 Cara Mengatasi Produksi ASI Berlebihan
13 Perlengkapan untuk Persiapan MPASI Bayi Pertama Kali
Hanya Hari Ini, Belanja Super Hemat di Transmart! Diskon 50%+20%
REKOMENDASI PRODUK
3 Pilihan Cooler Bag untuk ASI, Mana yang Paling Praktis & Tahan Lama?
Ratih Wulan PinanduREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Makeup Remover, Bersihkan Riasan untuk Kulit Berminyak hingga Kering
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Merek Cream Wajah untuk Atasi Bruntusan dan Ruam pada Bayi Beserta Estimasi Harganya
KinanREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Alat Penyedot Ingus Bayi yang Aman dan Tips Menggunakannya untuk Atasi Hidung Tersumbat
Asri EdiyatiREKOMENDASI PRODUK
10 Obat Sariawan untuk Ibu Menyusui yang Aman dan Mudah Ditemukan dari Medis-Alami
Dwi Indah NurcahyaniTERBARU DARI HAIBUNDA
Curhat Whulandary Herman 7 Th Merantau ke Malaysia demi Ikut Suami, Masih Berusaha Adaptasi
13 Perlengkapan untuk Persiapan MPASI Bayi Pertama Kali
7 Cara Mengatasi Produksi ASI Berlebihan
Tidur Kurang dari 7 Jam saat Hamil Berisiko Lahirkan Anak dengan Masalah Kognitif dan Perilaku
5 Pasangan Artis Hobi Main Padel Bareng, Mahalini hingga Alyssa Soebandono
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Sarwendah Siap Jawab Thalia soal Fitnah yang Ramai di Medsos
-
Beautynesia
Belajar Bilang Tidak, Ini 5 Cara Menjaga Self-Worth Tanpa Drama
-
Female Daily
Level Up Literasi Keuangan Bisa Tetap Fun: LPS Financial Festival 2025 Akan Hadir di Surabaya!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Megah! Wedding Cake 9 Tingkat di Resepsi Luna Maya & Maxime Bouttier
-
Mommies Daily
8 Rekomendasi Hotel dan Resort Favorit di Bali, Cocok untuk Liburan Keluarga