PARENTING
Cara Memantau Perkembangan Bayi Prematur Usai Keluar RS, Berlanjut Sampai Usai 7 Tahun
Annisa Karnesyia | HaiBunda
Rabu, 27 Nov 2024 08:50 WIBPerkembangan bayi prematur bisa lebih lambat dari bayi yang lahir cukup bulan. Hal tersebut membuat pemantauan perkembangan bayi prematur menjadi sangat penting setelah dilahirkan, Bunda.
Pemantauan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi dan perkembangan anak. Sebab, bayi prematur termasuk rentan mengalami masalah kesehatan jangka panjang.
"Bayi prematur sering kali memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi dan memerlukan penanganan medis yang lebih intensif dan terarah. Keberhasilan perawatan bayi prematur sangat bergantung pada intervensi medis yang tepat waktu, termasuk pemantauan fungsi organ vital dan pertumbuhan fisik yang berkelanjutan," kata Dokter Spesialis Anak dr. I.G.A.N. Partiwi, Sp.A, MAR.
"Setiap tahap dalam perkembangan bayi prematur, dari perawatan di NICU hingga pemantauan tumbuh kembang, harus dilakukan dengan pendekatan medis yang cermat
dan multidisipliner untuk memastikan mereka dapat tumbuh dengan optimal dan mengurangi potensi gangguan jangka panjang," sambung perempuan yang akrab disapa Tiwi ini dalam diskusi media Loving The Little One, Giving Our Best to Premature Babies bersama RSIA Bunda Jakarta di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (20/11/24).
Dalam kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Anak dan Konsultan Tumbuh Kembang Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K), juga memberikan pemaparan serupa. Rini mengatakan bahwa tumbuh kembang anak prematur perlu diperhatikan setidaknya sampai usia tujuh tahun.
"Setelah dilakukan upaya untuk mempertahankan kehidupan, kita harus perhatikan kualitas hidup dengan memantau tumbuh kembangnya sampai minimal usia 7 tahun," ujar Rini.
Ada beberapa pemantauan perkembangan yang dapat dilakukan bayi prematur selama beberapa tahun kehidupannya. Berikut pemantauannya menurut Rini:
- Pemantauan perkembangan (developmental surveillance) yang dilakukan setiap kunjungan, atau satu bulan sekali minimal sampai 3 hingga 6 bulan.
- Skrining perkembangan (developmental screening) yang dilakukan saat anak berusia 9, 18, 24, atau 30 bulan.
- Skrining masalah psikososial (perilaku) pada usia 18 bulan dan di atas 4 tahun.
- Tes kemampuan kognitif pada usia 6 hingga 7 tahun.
Pemantauan menyesuaikan usia kronologis anak
Pemantauan tumbuh kembang bayi prematur akan didasarkan pada usia koreksi, yakni usia kronologis dikurangi usia prematuritas. Kemudian, tenaga medis akan melakukan pemantauan tumbuh kembang anak, seperti berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala.
"Usia koreksi ini rata-rata diperhitungkan hanya sampai dua tahun," ujar Rini.
Setelah mengetahui usia koreksi, Bunda dapat melakukan pemantauan tumbuh kembang menggunakan Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) atau Buku KIA Khusus Bayi Kecil yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). Di dalam buku ini, Bunda dapat melihat kurva pertumbuhan fenton, teknik perawatan metode kanguru, dan perawatan Si Kecil di rumah.
"Tenaga medis yang mengukur kesehatan, perkembangan, dan imunisasi bayi. Orang tua dalam hal ini melihat dan memantau check list perkembangan dari buku KIA, dan tentunya menyesuaikan dengan usia koreksi," ungkap Rini.
"Kalau ada satu poin dalam KIA yang tidak terpenuhi, langsung periksa ke dokter. Orang tua harus aktif dalam memantau anaknya."
Demikian penjelasan terkait pemantauan perkembangan bayi prematur setelah keluar dari rumah sakit. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)Simak video di bawah ini, Bun:
Cerita Aktor Hong Kong Tentang Putrinya yang Lahir Prematur, Sempat Tak Yakin Selamat
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Marak Newborn Photoshoot untuk Sambut Kelahiran Bayi, Ini Syarat Amannya Menurut Dokter
Bayi Lahir Prematur Berisiko Tinggi Terkena Stunting? Begini Kata Dokter
10 Risiko Masalah Kesehatan yang Rentan Dialami Bayi Prematur, Bunda Perlu Tahu
15 Dampak Bayi Lahir Prematur, Gangguan Belajar hingga Masalah Penglihatan
TERPOPULER
Potret Persahabatan Marshanda dan Naysilla Mirdad, Banyak yang Berharap Bisa Satu Project
Ummi Quary Ungkap Perjuangan Naik BB 6 Kg, Sempat Minder Disebut Terlalu Kurus
Eks Direktur WHO Ungkap Faktor Utama Penyebab Keracunan Massal di MBG
Daftar 100 Pemenang Voting Pilihan Bunda Awards 2025, Dapat E-Wallet Total Rp5 Juta
Deretan Nama Artis Keturunan Korea Beserta Arti, Simak 30 Ide Rangkaian Namanya
REKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Pensil Alis Warna Coklat Muda yang Bisa Jadi Pilihan Bunda
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Bronzer untuk Pemula hingga Kulit Sawo Matang
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Skincare Bayi yang Aman untuk Kulit Si Kecil
Mutiara PutriREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Glitter Terbaik untuk Makeup Korean Look
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Shampo Anti Jamur untuk Anak, Aman untuk Kulit Kepala Si Kecil & Lembut
Nadhifa FitrinaTERBARU DARI HAIBUNDA
Gembira Parenting Rayakan 1 Tahun Perjalanan, Ajak 100 Keluarga Seru-seruan di Ragunan
Perkembangan Emosional Bayi Usia 0-12 bulan
Daftar 100 Pemenang Voting Pilihan Bunda Awards 2025, Dapat E-Wallet Total Rp5 Juta
Potret Persahabatan Marshanda dan Naysilla Mirdad, Banyak yang Berharap Bisa Satu Project
Bunda Ini Alami Tanda Hamil Unik, Dudukan Toilet Berubah Warna Jadi Biru!
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Respons Mensesneg soal Pencabutan Kartu Pers Jurnalis CNN Indonesia
-
Beautynesia
5 Fakta Menarik Kang Dong Won, Aktor yang 'Turun Gunung' Main Drakor Tempest
-
Female Daily
Beautypedia: Hexyl-Retinol, Active Ingredient yang Bantu Stimulasi Produksi Baby Collagen
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Tamat Spektakuler! Bon Appetit, Your Majesty Pecahkan Rekor Rating Tertinggi
-
Mommies Daily
Kasus Pelecehan Seksual pada Anak Remaja di Bekasi, Pelaku adalah Keluarga Terdekat!