Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Kenali Ciri-ciri Pneumonia pada Bayi, Penyebab, dan Penanganan yang Tepat

Kinan   |   HaiBunda

Selasa, 10 Dec 2024 18:30 WIB

Kenali Ciri-ciri Pneumonia pada Bayi, Penyebab, dan Penanganan yang Tepat
Ilustrasi/Foto: Getty Images/Kannika Paison
Daftar Isi
Jakarta -

Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi paru-paru yang rentan menyerang bayi dan anak-anak. Saat anak terkena pneumonia, saluran udara kecil di paru-parunya akan tersumbat oleh lendir. Apa saja ciri-ciri pneumonia pada bayi baru lahir?

Dikutip dari Raising Children, perlu dipahami bahwa sumbatan lendir pada saluran udara napas bayi akan mengurangi jumlah oksigen yang masuk ke dalam tubuhnya.

Penyakit ini diketahui dapat disebabkan oleh virus, termasuk virus yang menyebabkan flu biasa. Pneumonia juga dapat disebabkan oleh bakteri, termasuk bakteri yang menyebabkan penyakit pneumokokus.

Pada bayi dan anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun, pneumonia lebih mungkin disebabkan oleh virus. Sementara pada anak-anak yang berusia di atas 5 tahun, pneumonia lebih mungkin disebabkan oleh bakteri.

Apa itu Pneumonia?

Pneumonia adalah jenis infeksi dada, yang terjadi ketika virus atau bakteri masuk ke paru-paru anak. Beberapa anak mengalaminya segera setelah terserang flu atau pilek.

Pneumonia terkadang ringan, hanya memerlukan antibiotik dan sedikit perawatan. Jika anak mengalami kasus ringan, kondisinya akan mulai membaik dalam waktu seminggu atau lebih.

Namun pada kasus lainnya, anak mungkin perlu waktu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan untuk dapat pulih kembali seperti semula.

Cara Menghitung Laju Pernapasan Bayi

Dikutip dari Medical News Today, cara menghitung laju pernapasan bayi baru lahir juga penting diketahui orang tua. Angka laju pernapasan bayi biasanya berada pada angka 40–60 kali napas per menit. 

Bayi biasanya bernapas lebih cepat daripada orang dewasa dan anak-anak yang lebih tua. Sebuah studi tahun 2016 terhadap 953 bayi baru lahir yang sehat dan cukup bulan menemukan bahwa laju pernapasan mereka bervariasi secara signifikan. 

Laju pernapasan rata-rata 2 jam setelah lahir adalah 46 napas per menit. Namun, sekitar 5 persen bayi yang diteliti bernapas 65 napas per menit atau lebih pada usia 2 jam. 

Ini menunjukkan bahwa laju pernapasan yang sedikit lebih cepat mungkin umum dan sehat dalam beberapa kasus. Bayi yang sedang marah atau menangis mungkin bernapas lebih cepat. Umumnya, pernapasan mereka akan kembali normal saat sudah tenang.

Laju pernapasan bayi akan terus melambat seiring bertambahnya usia. Nantinya pada usia 1 hingga 3 tahun, laju pernapasan normal adalah 24–40 napas per menit.

Penyebab Pneumonia pada Bayi

Penyebab pneumonia pada bayi biasanya terjadi ketika virus atau bakteri masuk ke paru-paru anak. Jika disebabkan oleh virus, maka dikenal sebagai viral pneumonia atau pneumonia virus. Sementara itu jika disebabkan oleh bakteri, maka disebut sebagai bacterial pneumonia atau pneumonia bakteri.

Pneumonia virus lebih umum terjadi pada anak-anak. Namun sulit untuk membedakan kedua jenis ini, karena gejalanya biasanya sama.

Hal yang lebih jarang terjadi, pneumonia juga dapat terjadi jika anak menghirup sesuatu yang tidak seharusnya, seperti asap atau bahan kimia lain. Ini dikenal sebagai pneumonia aspirasi.

Dokter spesialis anak, dr. Dian Sulistya Ekaputri Sp.A menjelaskan asap rokok yang terhirup oleh anak juga akan membuat Si Kecil mengidap penyakit pneumonia.

"Benar (asap rokok sebabkan pneumonia pada anak). Paparan asap rokok merupakan salah satu faktor risiko terjadinya pneumonia pada anak. Sudah banyak studi yang menyatakan hubungan keduanya," tutur Dian saat diwawancarai HaiBunda, beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut, dr. Dian mengatakan bahwa paparan asap rokok bisa mengakibatkan gangguan dari fungsi pertahanan paru-paru. Ketika terdapat virus atau bakteri, anak akan rentan mengalami peradangan.

"Paparan asap rokok akan mengakibatkan gangguan dari fungsi pertahanan paru-paru sehingga bila terdapat bakteri atau virus, anak akan rentan mengalami peradangan paru (pneumonia)," ungkapnya.

Dalam kasus yang jarang terjadi, pneumonia dapat disebabkan oleh jamur, tetapi ini sebagian besar memengaruhi orang dengan sistem kekebalan yang lemah (seperti mereka yang menjalani kemoterapi) dan bukan kasus umum pada anak-anak.

Ciri-ciri Pneumonia pada Bayi

Ilustrasi Kenali Gejala Kanker pada Anak, Ketahui Sejak Dini Sebelum Terlambat BunIlustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/AgFang

Pneumonia sering kali dimulai dengan pilek atau infeksi saluran pernapasan atas lainnya, lalu berkembang menjadi pneumonia.

Gejala utama pneumonia adalah kesulitan bernapas dan demam. Ciri-ciri pneumonia pada bayi 1 tahun yang mungkin Bunda perhatikan lainnya adalah:

  • Muntah
  • Diare
  • Kehilangan nafsu makan
  • Mengi
  • Napas cepat
  • Batuk
  • Kulit, bibir, atau kuku berwarna abu-abu atau kebiruan (karena berkurangnya oksigen dalam aliran darah)
  • Pucat
  • Tampak lemah dan tidak bersemangat 
  • Rewel yang tidak biasa
  • Gejala lain, seperti sakit kepala dan nyeri otot, sering kali sulit dideteksi pada bayi

Ciri-ciri pneumonia pada bayi baru lahir umumnya memiliki jumlah dahak yang lebih banyak dan perubahan tertentu. Misalnya, menjadi lebih kental dan berwarna. Bayi mungkin sangat sakit dan memiliki suhu tubuh yang tidak stabil.

Kemudian untuk ciri-ciri pneumonia pada bayi 1 bulan dan 2 bulan tidak jauh berbeda dengan gejala pneumonia secara umum. Selain itu, selalu hubungi dokter juga jika bayi mengalami demam atau tanda-tanda sakit lain di usia kurang dari 3 bulan. Bayi seusia ini perlu diperiksakan sesegera mungkin untuk mengetahui penyakit apa pun.

Diagnosis Pneumonia pada Bayi

Jangan tunda untuk segera membawa Si Kecil periksa ke dokter jika ada ciri-ciri pneumonia pada bayi. Dokter akan menanyakan gejala-gejala yang muncul, termasuk seberapa baik mereka menyusu, makan dan seberapa waspada mereka.

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik lengkap. Mulai dari memeriksa pernapasan bayi dengan mendengarkan paru-paru menggunakan stetoskop dan dengan memperhatikan cara bayi bernapas. 

Untuk memastikan anak mendapatkan cukup oksigen, dokter juga dapat menggunakan oksimeter denyut nadi (alat sederhana yang dijepitkan ke jari untuk mengukur saturasi oksigen).

Biasanya tidak ada hal lain yang diperlukan untuk mendiagnosis pneumonia, tetapi dokter juga dapat meminta dilakukan pemeriksaan seperti:

  • Rontgen dada
  • Pemeriksaan darah
    Uji usap hidung (untuk memeriksa virus seperti influenza)

Apakah Pneumonia pada Bayi Bisa Sembuh Sendiri?

Pengobatan untuk pneumonia bergantung pada penyebabnya, bakteri, virus, atau jamur, seberapa serius gejala pada bayi. Dalam banyak kasus, penyebabnya mungkin tidak dapat ditentukan dan pengobatan difokuskan pada penanganan gejala dan memastikan kondisi Si Kecil tidak bertambah buruk.

Pada pneumonia virus, biasanya tidak diobati dengan obat dan dapat hilang dengan sendirinya. Namun, dokter dapat meresepkan antivirus untuk mengurangi durasi dan tingkat keparahan sakit akibat virus.

Jadi meski dalam sebagian besar kasus pneumonia ringan pada bayi akibat virus sering kali dapat hilang dengan sendirinya, tetapi Bunda tetap harus selalu mengikuti anjuran dokter untuk mengobati gejala dan mengurangi risiko komplikasi serius.

Pengobatan Pneumonia pada Anak

Ilustrasi anak sakitIlustrasi anak sakit/Foto: Getty Images/iStockphoto/kan2d

Apakah pneumonia pada bayi bisa disembuhkan? Seperti disebutkan sebelumnya, cara mengobati pneumonia pada bayi akan bergantung pada apakah anak mengalami pneumonia virus atau bakteri.

Karena pneumonia virus tidak merespons antibiotik, pengobatan mungkin terbatas pada istirahat, cairan, dan mencoba mengendalikan gejala dengan hal-hal seperti konsumsi obat penurun demam sesuai anjuran dokter.

Untuk pneumonia bakteri, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik. Jika bayi diberi antibiotik untuk pneumonia bakteri, teruskan pemberiannya hingga pengobatan selesai. 

Meskipun kondisinya mulai membaik dalam beberapa hari, infeksi dapat kembali jika ia tidak menghabiskan obatnya.

Jika anak dirawat di rumah sakit, ia mungkin akan diberi antibiotik beserta cairan melalui infus. Kadar oksigen dalam darahnya juga akan dipantau secara berkala dengan oksimeter. 

Sebagian besar pneumonia tanpa komplikasi membaik dalam seminggu, meskipun batuknya dapat berlangsung selama berminggu-minggu.

Pencegahan Pneumonia pada Anak

Orang tua mungkin tidak selalu dapat mencegah anak sakit, tetapi beberapa langkah pencegahan dapat dilakukan untuk menurunkan risikonya terkena pneumonia:

1. Jauhkan dari orang yang mungkin terinfeksi

Pastikan semua orang yang melakukan kontak dengan bayi baru lahir dalam keadaan sehat. Mintalah pengunjung untuk mencuci tangan sebelum menyentuh bayi.

Selain itu, mintalah anggota keluarga yang sudah dewasa untuk memastikan vaksinasi mereka sudah diperbarui, khususnya vaksin flu, COVID, dan pertusis.

2. Vaksinasi

Bayi dapat memperoleh vaksin pneumokokus (yang melindungi dari berbagai jenis pneumonia) yakni Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV). Vaksin ini diberikan pada bayi dan anak-anak mulai usia 2 bulan. Dosis diberikan pada usia 2, 4, 6, dan 12 hingga 15 bulan.

Pastikan juga semua vaksinasi bayi sudah diperbarui, karena beberapa penyakit lain juga dapat menyebabkan pneumonia. Termasuk di antaranya:

  • Hib: Diberikan pada usia 2, 4, 6, dan 12 hingga 15 bulan, untuk melindungi dari Haemophiles influenzae tipe b, sebuah infeksi bakteri yang serius.
  • Vaksin flu: Diberikan satu kali setiap tahun, untuk melindungi dari virus influenza. Bayi dapat memperoleh dosis pertama mulai usia 6 bulan.

3. Cuci tangan

Untuk mencegah penyebaran kuman, orang dewasa di sekitar bayi perlu mencuci tangan sesering mungkin. Selain itu, bersihkan permukaan yang sering disentuh seperti mainan, gagang pintu, dan gagang kulkas secara teratur. 

Jaga kebersihan dot dan mainan, hindari membiarkan anak-anak lain berbagi cangkir atau peralatan makan dengan bayi.

4. Jaga rumah bebas asap rokok

Jangan pernah merokok di dalam rumah dan jangan pula mengizinkan tamu merokok. Jika ada orang dewasa yang merokok di luar rumah, bayi dapat terpapar racun dari asap rokok di rambut, napas, dan pakaian orang tersebut setelahnya.

Anak-anak yang tinggal di sekitar asap rokok lebih sering sakit (dengan pneumonia, infeksi saluran pernapasan atas, infeksi telinga, dan asma) dibandingkan anak-anak di lingkungan bebas asap rokok.

Demikian ulasan tentang ciri ciri pneumonia pada bayi, termasuk juga penyebab dan penanganan yang tepatnya. Untuk kesehatan bersama, jaga kebersihan lingkungan dan jangan tunda untuk segera cek ke dokter apabila ada ciri ciri pneumonia pada bayi pada Si Kecil.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda