Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Pneumonia pada Anak: Penyebab, Cara Mengatasi, dan Pantangan Makanan

Kinan   |   HaiBunda

Selasa, 29 Nov 2022 17:45 WIB

Mengenal Pneumonia pada Anak: Penyebab, Cara Mengatasi, dan Pantangan Makanan
Ilustrasi Mengenal Pneumonia pada Anak: Penyebab, Cara Mengatasi, dan Pantangan Makanan. Foto: Getty Images/iStockphoto/Userba011d64_201

Pneumonia pada anak menjadi salah satu kondisi yang tak boleh disepelekan, biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, virus atau jamur. Apa saja faktor penyebab pneumonia pada anak dan bagaimana cara mengatasinya?

Dikutip dari Kids Health, pneumonia adalah infeksi pada paru-paru. Jika biasanya kantung kecil di paru-paru berisi udara, maka pada anak dengan pneumonia kantung ini terisi cairan lain.

Akibatnya, anak jadi sesak napas dan sulit terjadi pertukaran oksigen. Cairan yang ada dalam kantung udara tersebut muncul akibat proses peradangan yang umumnya dicetuskan oleh infeksi.

Secara umum, pneumonia pada anak biasanya terjadi lebih sering pada usia kurang dari 5 tahun. Pneumonia merupakan salah satu penyebab utama kematian pada anak.

World Health Organization (WHO) melaporkan sebanyak 14 persen kematian anak usia balita disebabkan oleh pneumonia. Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi pneumonia pada balita di Indonesia adalah 2,1 persen dengan prevalensi tertinggi pada kelompok anak usia 12-23 bulan.

Penyebab pneumonia pada anak

Dikutip dari Stanford Childrens, penyebab pneumonia paling sering diakibatkan oleh bakteri atau virus. Beberapa bakteri dan virus ini dapat menyebar melalui kontak langsung dengan orang yang sudah terinfeksi.

Bakteri dan virus umum yang dapat menyebabkan pneumonia di antaranya Streptococcus pneumoniae, streptococcus, Respiratory Syncytial Virus (RSV), virus parainfluenza, virus influenza dan adenovirus.

Sementara itu, faktor risiko terjadinya pneumonia pada anak antara lain adalah imunitas rendah. Misalnya akibat gizi kurang, gizi buruk, atau tidak mendapatkan ASI eksklusif, ada penyakit penyerta (misalnya HIV dan campak), paparan polusi udara seperti asap rokok, serta imunisasi yang tidak lengkap. 

Tanda dan gejala pneumonia pada anak

Dikutip dari situs resminya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut bahwa pneumonia pada anak dapat dideteksi secara baik dengan gejala-gejalanya.

Misalnya jika anak menunjukkan gejala batuk, demam, napas menjadi cepat, tampak kesulitan menarik napas, atau tampak tarikan dinding dada saat bernapas, maka harus diwaspadai pneumonia dan segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat. 

Batas napas cepat pada anak sesuai panduan WHO yaitu bila frekuensi pernapasan dalam 1 menit lebih dari sama dengan 60 kali untuk anak usia kurang dari 1 bulan. Anak 2-12 bulan frekuensi pernapasannya lebih dari 50 kali dalam 1 menit, anak 1-5 tahun frekuensi pernapasannya lebih dari 40 kali dalam 1 menit, dan untuk anak di atas 5 tahun frekuensi napas cepatnya lebih dari 30 kali dalam 1 menit.

Jika Bunda mengamati napas Si Kecil melebihi jumlah batas napas cepat, sebaiknya Bunda langsung konsultasikan Si Kecil pada dokter.

Cara mengatasi pneumonia pada anak

Untuk menentukan apakah seorang anak benar mengalami pneumonia, dokter dapat meminta beberapa pemeriksaan seperti tes darah, rontgen dada, tes sputum, CT scan dada, atau juga bronkoskopi.

Namun, umumnya pemeriksaan ini dilakukan sesuai dengan kondisi masing-masing anak, ya. 

Jika benar pneumonia, beberapa pengobatan dapat segera dilakukan. Salah satunya seperti pemberian antibiotik untuk pneumonia yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Pada kasus pneumonia akibat virus, antibiotik tidak dapat diberikan. 

Banner tanda ASI masuk paru-paru bayi

Untuk pneumonia ringan, perawatan lain dapat membantu meredakan gejala, termasuk seperti:

  • Banyak istirahat
  • Memenuhi kebutuhan cairan
  • Pemberian obat sesuai gejala, seperti obat demam atau obat batuk

Beberapa anak mungkin perlu mendapatkan perawatan khusus di rumah sakit jika mengalami masalah pernapasan yang parah. Contoh terapi perawatan di rumah sakit misalnya:

  • Pemberian antibiotik secara IV (intravena) atau melalui mulut (oral) untuk pneumonia akibat bakteri
  • Terapi oksigen
  • Rutin menghilangkan lendir dari dalam hidung dan mulut

Simak kelanjutan informasi di halaman selanjutnya, Bunda.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak juga video apakah anak tantrum termasuk tanda anak stres:

[Gambas:Video Haibunda]




PANTANGAN MAKANAN PADA ANAK DENGAN PNEUMONIA

Suffering little girl with a bad cold or seasonal flu. Beautiful kid coughing while wrapped in a blanket

Ilustrasi Mengenal Pneumonia pada Anak: Penyebab, Cara Mengatasi, dan Pantangan Makanan. Foto: Getty Images/iStockphoto/Antonio_Diaz

Pantangan makanan pada anak dengan pneumonia

Menjaga pemenuhan kebutuhan nutrisi harian sangat penting bagi anak dengan pneumonia, terutama untuk membantu meningkatkan kekebalan tubuh. Konsumsi makanan bergizi pun perlu diutamakan. 

Selain itu, ada juga beberapa pantangan makanan yang penting dipatuhi. Salah satunya hindari makanan tinggi garam. 

Dikutip dari Healthsite, konsumsi makanan tinggi garam dapat menahan cairan dalam tubuh yang berujung pada masalah pernapasan. Alih-alih menggunakan garam, cobalah Bunda gunakan rempah-rempah untuk meningkatkan cita rasa makanan.

Hindari juga berlebihan mengonsumsi makanan yang digoreng karena berisiko menyebabkan penambahan berat badan, sehingga memicu tekanan berlebih pada paru-paru. 

Makanan yang digoreng jika dikonsumsi terlalu banyak juga bisa menyebabkan kembung dan rasa tidak nyaman dengan menekan diafragma, sehingga seseorang jadi sulit dan tidak nyaman untuk bernapas.

Demikian ulasan tentang kondisi pneumonia pada anak. Jika curiga Si Kecil mengalaminya, jangan ragu untuk segera konsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat ya, Bunda.

Simak juga video resep sirop madu bawang jahe, obat demam dan bapil anak menurut PDPOTJI berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]




(fir/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda