PARENTING
Ketahui Kondisi Gigi Tonggos pada Anak, Ini Risikonya Menurut Dokter
Mutiara Putri | HaiBunda
Selasa, 29 Apr 2025 14:27 WIBSi Kecil mengalami gigi tonggos, Bunda? Gigi tonggos merupakan salah satu tipe kondisi maloklusi yang bisa terjadi pada anak, Bunda. Hal ini merupakan keadaan di mana gigi depan atas anak tumbuh lebih maju dibandingkan posisi normalnya.
Kondisi ini cukup umum terjadi pada masa pertumbuhan anak, terutama ketika Si Kecil mulai memasuki usia pergantian gigi susu ke gigi permanen. Meski begitu, kondisi ini bisa dicegah sejak anak usia dini, bahkan sejak bayi.
Maloklusi sendiri merupakan ketidaksesuaian posisi rahang atas dan rahang bawah, atau yang kerap juga disebut tonggos, cakil, atau cameh. Kondisi ini turut diungkapkan oleh Dokter Spesialis Kedokteran Gigi Anak, drg. Aliyah, Sp.KGA.
"Menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), maloklusi adalah cacat atau gangguan fungsional yang dapat menjadi hambatan bagi kesehatan fisik dan mental anak-anak serta pasien yang memerlukan perawatan," ujar drg. Aliyah dalam acara Playdate and Talk bersama Baby Huki, Senin (28/4/2025).
"Gigi tonggos, gigi cakil, atau cameh, itu adalah contoh dari maloklusi yang sudah berat," sambungnya.
Kondisi maloklusi sendiri bisa dicegah sedini mungkin sejak anak masih bayi, Bunda. Perlu diketahui juga bahwa angka maloklusi di Indonesia berada di urutan ketiga paling tinggi.
"Berdasarkan survei kesehatan di Indonesia sendiri menunjukkan bahwa 56,9 persen masyarakat itu mengalami maloklusi atau mengalami masalah gigi dan mulut," tutur dr. Aliyah.
"Yang pertama adalah gigi berlubang, yang kedua adalah penyakit gusi, yang ketiga adalah maloklusi. Maloklusi itu prevalensinya sangat tinggi, sekitar 80 persen dari masyarakat Indonesia. Dengan prevalensi 30-60 persen itu anak di bawah usia tiga tahun," lanjutnya.
Risiko kondisi gigi tonggos pada anak
Dalam kesempatan yang sama, drg. Aliyah juga menjelaskan beberapa risiko anak bisa mengalami gigi tonggos karena maloklusi, Bunda. Berikut ini deretannya:
1. Pemilihan dot yang salah
Pemilihan dot menjadi salah satu hal penting agar anak terhindar dari gigi tonggos, Bunda. Hal ini karena anak mulai mengisap, menelan, dan bernapas denga mulutnya.
"Bayi akan mengalami fase oral di mana mereka akan mengisap, menelan, dan bernapas melalui mulut. Semua yang kita berikan seperti mineral yang terbaik, vitamin yang terbaik, serta makanan bergizi terbaik, itu berasal dari mulut. Karena itu, pemilihat dot pada saat tumbuh kembangnya itu sangat kritikal," jelas drg. Aliyah.
Lebih lanjut, drg. Aliyah pun menyarankan agar Bunda memilih dot dengan jenis orthodontik agar sesuai dengan pertumbuhan gigi dan rahang anak.
2. Waktu atau frekuensi penggunaan dot
Lama penggunaan dot yang tidak sesuai bisa meningkatkan gigi tonggos pada anak, Bunda. Terlebih jika ada kebiasaan yang perlu dihindari seperti mengemut jari.
"Kemudian (risikonya adalah) lama dan frekuensi penggunaan dot yang tidak sesuai atau kebiasaan lain yang dapat memengaruhi tumbuh kembang rahang anak. Kita juga harus memerhatikan berbagai macam faktor, salah satunya adalah kebiasaan," kata drg. Aliyah.
"Jangan salahkan dot orthodontik saja, tapi kebiasaan lain juga. Misalnya ngempeng dari jari itu lebih memengaruhi untuk maloklusi," imbuhnya.
3. Gigi lepas sebelum waktunya
Gigi yang lepas sebelum waktunya turut memengaruhi maloklusi yang membuat anak berisiko tonggos. Bukan tanpa alasan, hal ini karena tulang rahang yang belum siap akan membuat gigi berjejal atau berantakan.
"Kemudian adalah gigi berlubang yang lepas sebelum waktunya. Karena tulang rahangnya belum siap sehingga gigi akan berjejal atau gigi berantakan," ujar drg. Aliyah.
Tips menjaga kesehatan gigi anak sejak dini
Ada beberapa tips yang bisa Bunda lakukan untuk menjaga kesehatan gigi anak sejak usia dini. Berikut ini deretannya menurut drg. Aliyah:
1. Pilih dot yang tepat
Penelitian menjelaskan bahwa dot orthodontik lebih baik daripada dot konvensional, Bunda. Dot konvensional biasanya berbentuk seperti ceri, sementara dot orthodontik memiliki bentuk yang sesuai dengan struktur mulut anak.
"Pada tahun 2018, pernah dilakukan penelitian oleh Schmidt atau peneliti dari Inggris, yang menyatakan dot orthodontik lebih baik daripada dot konvensional," tuturnya.
2. Rawat gigi dan mulut anak
Bunda juga harus menjaga kesehatan gigi dan mulut anak dengan cara rutin membersihkan gigi anak. Membersihkan gigi bayi pun berbeda-beda berdasarkan usianya.
Untuk bayi baru lahir yang belum memiliki gigi, Bunda bisa bersihkan dengan menggunakan kasa dan air yang matang. Sementara itu, ketika anak berusia enam bulan, Bunda bisa menggunakan infant toothbrush.
"Dari mulai lahir, dari mulai bayi kita lahir, tidak punya gigi memang. Tetapi yang bisa kita lakukan adalah pembersihan yang tepat. Paling gampang adalah dengan cara kasa dan air matang," ujar drg. Aliyah.
"Pada saat usianya enam bulan, masih dalam golden age, itu sudah ada giginya satu atau dua gigi. Nah, pembersihannya bisa menggunakan infant toothbrush," lanjutnya.
Lantaran sikat gigi ini memiliki dua sisi, Bunda bisa juga membersihkan lidah serta gusi tepat gigi-gigi yang belum tumbuh. Sikat gigi anak dua kali sehari selama dua menit ya, Bunda. Setiap kali ada peningkatan gigi, maka gunakan dosis pasta gigi yang sesuai.
3. Pantau pertumbuhan gigi
Jangan lewatkan pemeriksaan gigi pada anak ya, Bunda. Pastikan membawa Si Kecil ke dokter gigi setiap tiga kali setahun atau empat bulan sekali untuk meninjau perkembangan giginya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)Simak video di bawah ini, Bun:
5 Tips Merawat Kesehatan Gigi Anak Sejak Dini, Penting Bun
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Bawang Merah Bawang Putih, Dongeng Anak yang Sarat Pesan Moral
10 Film Kartun Terbaik untuk Anak yang Mendidik
5 Manfaat Bersepeda bagi Tumbuh Kembang Anak
5 Cara Sederhana Beri Contoh Baik pada Anak
TERPOPULER
Deretan Nama Bayi yang Dipredikasi akan Punah di Tahun 2025
Selamat! Dhika Himawan Hamil Anak Pertama, Brandon Salim Bersiap Jadi Ayah
7 Potret Mewahnya Rumah Masayu Anastasya di Bilangan Jaksel
Kenali Sindrom Hiperlaktasi, Gejala hingga Cara Mengobatinya
Lesti Kejora Masih Menyusui saat Hamil Anak Ketiga, Akui Aman Asal Tak Kontraksi
REKOMENDASI PRODUK
15 Rekomendasi Test Pack yang Tersedia di Apotek dan Harganya
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Sabun Bayi untuk Kulit Kering dan Sensitif
Nadhifa FitrinaREKOMENDASI PRODUK
7 Sabun Cuci Muka atau Facial Wash yang Aman untuk Ibu Hamil Berjerawat
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Susu Bebas Laktosa untuk Anak yang Aman
KinanREKOMENDASI PRODUK
10 Susu UHT untuk Anak 1 Tahun yang Aman Dikonsumsi
KinanTERBARU DARI HAIBUNDA
Deretan Artis Temani Anak Nonton Konser BLACKPINK di Jakarta, Ini 7 Potret Serunya
Selamat! Dhika Himawan Hamil Anak Pertama, Brandon Salim Bersiap Jadi Ayah
Deretan Nama Bayi yang Dipredikasi akan Punah di Tahun 2025
Kenali Sindrom Hiperlaktasi, Gejala hingga Cara Mengobatinya
7 Potret Bevan Putera, Anak Nola Be3 yang Kuliah di UI dan Wajahnya Curi Perhatian
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Aktor Jang Dong Joo Bikin Cemas Penggemar, Mendadak Hilang Usai Unggahan Misterius
-
Beautynesia
10 Drakor Terbaru November 2025 dan Paling Dinanti, Ada yang Tayang di Netflix!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Ini Dia Pasangan yang Bisa Bikin Pisces Paling Bahagia Menurut Zodiak!
-
Mommies Daily
Beban Mental yang Dialami Ayah Bekerja Selain Mikirin Gaji