Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

7 Perubahan Perilaku yang Bisa Terjadi setelah Anak Sekolah

Nadhifa Fitrina   |   HaiBunda

Rabu, 16 Jul 2025 18:40 WIB

7 Perubahan Perilaku yang Bisa Terjadi setelah Anak Sekolah
Ilustrasi/Foto: Getty Images/faidzzainal
Daftar Isi
Jakarta -

Momen pertama masuk sekolah bisa jadi pengalaman yang campur aduk untuk anak. Perasaan antara semangat, cemas, senang, dan bingung bisa hadir bersamaan dalam masa transisi ini.

Berdasarkan penelitian Predicting Children's Social and School Adjustment Following the Transition from Preschool to Kindergarten, transisi sekolah bisa memicu perubahan perilaku anak. Hal ini bisa terjadi baik di rumah maupun di lingkungan sekolah.

Terkait hal tersebut, Psikolog Pendidikan Madeline Jessica, M.Psi., Psikolog, menjelaskan perubahan yang terjadi ini merupakan hal respons wajar saat anak menghadapi dunia baru.

Anak sedang belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, rutinitas, dan aturan yang sangat berbeda dari rumah.

"Perubahan perilaku adalah bentuk adaptasi anak yang sedang mencari rasa aman di tengah lingkungan baru," ujar Madeline saat dihubungi HaiBunda, Senin (14/7/2025).

Perubahan di sekolah, tanda anak masih beradaptasi di lingkungan baru

Lingkungan sekolah yang baru bisa membuat anak merasa canggung atau belum nyaman. Menurut Psikolog Madeline Jessica, hal ini bisa membuat anak menarik diri, sulit mengikuti aturan, atau jadi terlalu aktif. Berikut tanda-tanda perubahan perilaku anak di sekolah:

1. Menarik diri dari teman di sekolah

Anak mungkin tampak menjauh dari kelompok bermain atau enggan bersosialisasi. Hal ini merupakan bentuk proteksi diri sebelum ia merasa benar-benar aman secara sosial.

"Ini sebagai bentuk proteksi diri sebelum merasa aman secara sosial," kata Madeline.

Si Kecil butuh waktu untuk mengenal lingkungan dan teman baru. Proses ini wajar dan akan membaik seiring waktu.

2. Sulit mengikuti aturan atau instruksi guru

Anak bisa tampak bingung saat menerima arahan dari guru. Hal ini lantaran Si Kecil belum terbiasa dengan struktur dan aturan kelas.

Perbedaan antara cara mendidik di rumah dan di sekolah membuat anak butuh waktu untuk menyesuaikan. Pendampingan dari guru sangat penting dalam fase ini.

3. Terlalu aktif dan tidak bisa diam

Beberapa anak meluapkan stres atau kecemasan dengan menjadi terlalu aktif. Mereka tampak sulit fokus dan sering bergerak ke sana kemari.

"Ini bentuk pelampiasan kecemasan atau energi yang belum tersalurkan secara tepat," jelas Madeline.

Hal tersebut bukan tanda bahwa anak "nakal", tapi bentuk ekspresi emosi yang belum terkelola. Perlu pendekatan yang sabar dan penuh pengertian.

4. Terlihat pasif dan enggan berpartisipasi

Anak bisa menolak menjawab pertanyaan, bernyanyi, atau ikut kegiatan bersama. Ia mungkin merasa canggung atau belum siap berinteraksi.

Kondisi ini menunjukkan bahwa anak belum merasa cukup percaya diri. Dukungan emosional dan stimulasi positif akan sangat membantu.

5. Melekat terus pada guru

Anak bisa jadi sangat dekat dan tidak mau lepas dari guru. Si Kecil mungkin terus memegang tangan atau ingin selalu berada di samping guru.

Hal tersebut menunjukkan bahwa anak sedang mencari sosok yang membuatnya merasa aman. Guru menjadi figur pengganti orang tua selama di sekolah.

6. Mudah marah atau menangis karena interaksi sosial

Anak mudah tersinggung atau merasa sedih setelah berinteraksi dengan teman. Si Kecil belum bisa mengelola emosi saat terjadi konflik kecil.

Hal ini wajar karena keterampilan sosial masih berkembang. Anak perlu dibimbing untuk belajar memahami perasaan dan berkomunikasi dengan baik.

7. Terlibat dalam perilaku agresif ringan

Rebutan mainan, dorong-dorongan, atau saling membentak bisa saja terjadi pada Si Kecil. Hal ini merupakan bentuk frustrasi yang belum tersalurkan dengan cara yang tepat.

Selama masa transisi, anak cenderung lebih emosional. Maka, penting untuk Bunda mengenalkan cara pada Si Kecil untuk menyelesaikan masalah secara damai.

Perubahan perilaku di rumah, anak butuh rasa aman dan dukungan emosional

Ilustrasi Anak SedihIlustrasi Anak Sedih/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Userba011d64_201

Psikolog Madeline Jessica menjelaskan perubahan perilaku anak tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah saja, lho, Bunda. Anak juga bisa menunjukkan respons yang berbeda saat di rumah.

Hal ini karena Si Kecil sedang butuh rasa aman dan dukungan emosional dari orang terdekat. Berikut perubahan perilaku anak di rumah:

1. Anak kembali ke perilaku seperti balita

Regresi seperti minta disuapi, mengompol, atau ingin tidur dengan orang tua bisa muncul lagi. Hal ini merupakan bentuk pencarian rasa aman di tengah transisi yang menantang.

Anak sedang beradaptasi dan merasa dunia sekitarnya berubah. Maka, ia mencari kenyamanan dari hal-hal yang dulu membuatnya tenang.

"Ini merupakan bentuk anak dalam mencari rasa aman," jelas Madeline.

2. Mudah marah atau menangis saat di rumah

Setelah seharian beraktivitas, anak bisa merasa kelelahan secara fisik dan emosional. Hal ini memicu luapan emosi yang tidak bisa dikendalikan Si Kecil.

Bunda mungkin melihat anak lebih mudah tersinggung, rewel, atau menangis tanpa sebab jelas. Hal tersebut bisa menjadi sinyal bahwa anak butuh istirahat dan pelukan hangat.

"Karena lelah secara fisik dan mental setelah seharian beradaptasi," tutur Madeline.

3. Anak tiba-tiba jadi lebih diam

Anak yang sebelumnya cerewet bisa saja tiba-tiba menjadi pendiam di rumah. Menurut Madeline, ini bisa jadi karena kelelahan secara sosial dan butuh waktu untuk "recharge".

Hal ini bisa terjadi karena adanya kelelahan sosial pada Si Kecil. Anak butuh waktu untuk memulihkan energi emosionalnya setelah berinteraksi dengan banyak orang di sekolah.

4. Tiba-tiba sering mencari perhatian

Anak bisa menunjukkan sikap manja dan terus ingin dekat dengan orang tua. Hal ini sering terjadi karena merasa waktunya bersama Bunda dan Ayah jadi berkurang.

Maka wajar saja, jika di rumah, ia ingin mendapatkan perhatian yang lebih. "Karena merasa telah 'berbagi' orang tuanya dengan sekolah," ujar Madeline.

5. Sering mengeluh ingin di rumah saja

Kalimat seperti, "Aku kangen Bunda," atau "Hari ini enggak sekolah, ya?" jadi sering terdengar. Hal ini merupakan bentuk ekspresi bahwa anak merasa belum nyaman dengan rutinitas barunya.

Meskipun sekolah menyenangkan, proses adaptasi tetap bisa membuat anak merasa rindu rumah. Penting bagi orang tua untuk memberi semangat dan penguatan positif.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ndf/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda