PARENTING
5 Kata-kata yang Sering Diucap Orang Tua tapi Tak Didengar Anak, Ini Penggantinya
Azhar Hanifah | HaiBunda
Selasa, 18 Nov 2025 09:10 WIBMengasuh anak memang penuh tantangan, terutama saat Si Kecil tidak mau mendengarkan. Kadang, saking lelah dan frustasinya, orang tua akhirnya melontarkan kalimat yang mereka sendiri pernah dengar dari orang tua dulu.
Namun, cara lama belum tentu efektif untuk anak-anak zaman sekarang, Bunda. Orang tua mungkin merasa sudah berulang kali menasihati, tapi respon anak tetap sama. Padahal, menurut para ahli, bukan anaknya yang tidak mau mendengar, melainkan kalimat yang digunakan kurang tepat.
Melansir dari laman Good.is berikut beberapa kalimat yang ternyata tidak efektif, beserta alternatifnya untuk membantu Bunda lebih mudah memahami pola komunikasi pada anak.
5 Kata-kata yang tidak efektif untuk anak dan penggantinya
Para psikolog anak menemukan bahwa ada lima kalimat yang sering diucapkan orang tua namun justru tidak bekerja dengan baik. Beberapa kalimat bahkan bisa membuat anak merasa disalahkan, tidak dipahami, atau kehilangan rasa aman.
Berikut penjelasannya beserta alternatif yang bisa Bunda gunakan:
1. "Berapa kali harus bilang?" Ganti dengan: "Bunda sudah minta beberapa kali, bagian mana yang terasa sulit?"
Kalimat "Berapa kali harus bilang?" sering muncul saat orang tua sudah lelah dan frustrasi untuk menasehati anak. Namun, menurut para ahli, kalimat ini justru membuat anak merasa dianggap sengaja membangkang.
Padahal, bisa jadi anak bingung, kewalahan, atau tidak memahami perintah. Alternatifnya, Bunda dapat mencari sumber masalah, apakah anak kesulitan, tidak paham, atau butuh bimbingan.
2. "Kamu kan tahu ini salah" Ganti dengan: "Bunda tahu kamu bisa. Ayo cari tahu apa yang bikin kamu kesulitan"
Kalimat "Kamu kan tahu ini salah" terdengar seperti menyalahkan dan membuat anak lebih fokus pada rasa takut dimarahi daripada memperbaiki perilakunya.
Menggantinya dengan kalimat dukungan seperti, "Bunda tahu kamu bisa. Ayo kita cari tahu bersama apa yang bikin kamu kesulitan." membuat anak merasa dianggap mampu dan dibantu untuk menemukan solusi, bukan merasa dihakimi.
3. "Kalau kamu tidak nurut, Bunda ambil mainannya!" Ganti dengan: "Kalau kamu sudah siap, kita bisa lanjut ke kegiatan berikutnya"
Kalimat ancaman yang dilontarkan pada anak biasanya membuat mereka langsung defensif dan merasa sedang "bertarung" soal siapa yang lebih berkuasa. Akhirnya, bukannya nurut, mereka malah semakin menolak.
Dengan kalimat alternatif, Bunda tetap memiliki batasan yang jelas, tapi memberi anak pilihan untuk mengatur dirinya sendiri. Anak jadi merasa lebih dihargai, punya kendali dan lebih mudah diajak bekerja sama tanpa drama.
4. "Jangan nangis, kamu baik-baik saja" Ganti dengan: "Coba ceritakan, apa yang membuat kamu merasa sedih atau kesal?"
Saat Bunda menyuruh anak berhenti menangis, anak bisa merasa bahwa perasaannya tidak penting atau dianggap berlebihan. Jika terjadi terus-menerus, anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang sulit mengungkapkan emosi karena terbiasa menahan perasaan.
Sebaliknya, kalimat pengganti ini membantu anak mengenali apa yang ia rasakan. Anak juga merasa ditemani, didengarkan, dan itu membuatnya jauh lebih cepat tenang.
Dengan cara ini, Bunda bisa memahami penyebab anak menangis sekaligus mengajarkan anak cara mengekspresikan perasaan dengan sehat.
5. "Karena Bunda bilang begitu" Ganti dengan: "Bunda tahu kamu tidak suka ini, tapi coba dengarkan penjelasannya dulu ya"
Kalimat "Karena Bunda bunda bilang begitu!" sering membuat anak merasa tidak didengar dan langsung menghentikan komunikasi. Menurut para ahli, jika hal ini terlalu sering diucapkan, anak bisa menyimpan rasa kesal atau merasa pendapatnya tidak dianggap penting.
Dengan mengganti kalimat tersebut, Bunda memberi ruang bagi anak untuk merasa dihargai sekaligus tetap menunjukkan bahwa keputusan orang tua sudah final dan tidak untuk dinegosiasikan.
Dengan memilih kalimat yang lebih hangat dan penuh empati, Bunda tidak hanya membantu anak memahami apa yang harus dilakukan, tetapi juga membangun hubungan yang lebih kuat dan saling percaya.
Mulai sekarang, gunakan kata-kata yang bisa didengar anak, dan hentikan kebiasaan menggunakan kalimat yang justru tidak anak dengarkan atau patuhi.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!