HaiBunda

PARENTING

10 Tanda Orang Tua Narsis dan Dampaknya untuk Anak, Bunda Punya Salah Satunya?

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Rabu, 19 Nov 2025 09:10 WIB
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/interstid
Jakarta -

Dalam mengasuh anak, maka orang tua perlu memiliki sikap empati dan memberikan kasih sayang. Orang tua juga harus bersedia untuk memprioritaskan beberapa kebutuhannya. Sayangnya, hal ini tidak berlaku pada orang tua narsisitk.

Orang tua narsistik bukan hanya tentang menyombongkan diri di media sosial atau memaksakan kegiatan ekstrakurikuler yang berat kepada anak-anak. Namun, jauh lebih mendalam dan merupakan salah satu cara paling toxic dalam membesarkan anak-anak.

Orang tua narsistik kesulitan membiarkan anak-anak mereka menjadi diri mereka sendiri atau memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Waduh, terdengar seram ya, Bunda?


Dikutip dari Verywell Health, seseorang yang narsisisme belum tentu hidup dengan gangguan kepribadian narsisisme (NPD) atau gangguan kepribadian apa pun. Narsisme bukanlah diagnosis, narsisme mengacu pada serangkaian sifat kepribadian, Bunda.

Genetika orang tua, masa kecil, hubungan awal, kepribadian dan temperamen, trauma, dan faktor-faktor lainnya memengaruhi perasaan dan perilaku mereka. Dalam artikel ini, kita akan mengetahui apa saja tanda orang tua narsis dan dampaknya untuk anak.

Tanda-Tanda Orang Tua Narsis

Karakteristik orang tua narsis bisa ditandai dengan hal-hal berikut ini:

1. Selalu mengutamakan kebutuhan mereka sendiri

Dilansir CNBC, terkadang orang dewasa perlu mengutamakan masalah dunia nyata, mungkin giliran kerja larut malam yang tak terhindarkan atau pekerjaan rumah tangga yang menyita waktu sepanjang sore. Namun, orang tua narsis mengharapkan anak-anak mereka berkorban agar mereka dapat melakukan atau memiliki apa pun yang mereka inginkan.

Misalnya, jika orang tua suka main tenis, maka anak-anak mereka harus main tenis setiap akhir pekan. Jika orang tua memiliki pertandingan olahraga, maka orang tua tidak akan pernah melewatkannya, bahkan untuk sesuatu yang penting seperti upacara wisuda anak.

2. Reaktif secara emosional, tetapi mempermalukan emosi anak mereka

Orang tua narsis sering kali marah dan agresif ketika mereka merasa kecewa atau frustrasi. Jika mereka yakin anak mereka bersikap kritis atau menantang, mereka dapat melampiaskannya. Reaksi-reaksi ini dapat bermanifestasi sebagai teriakan, amarah yang meledak-ledak secara tiba-tiba, atau, dalam kasus yang lebih parah, kekerasan fisik.

Sementara itu, emosi orang lain dapat membuat orang narsis merasa tidak nyaman dan mereka mungkin merasa jijik terhadap orang lain. Mereka mungkin mempermalukan anak mereka agar tidak mengungkapkan emosi mereka sama sekali dengan kalimat seperti, "Sadarlah, itu bukan masalah besar," atau, "Berhenti menangis."

3. Memandang anak mereka sebagai sumber validasi

Orang narsis sering kali akan menyombongkan anak mereka dengan lantang ketika mereka mencetak gol atau mendapatkan peran penting dalam drama sekolah. Mereka terus-menerus menyombongkan diri di internet atau membicarakan kecantikan atau bakat anak mereka dalam percakapan.

Kecuali jika ada sesuatu yang berkaitan dengan prestasi anak mereka, orang tua tersebut akan bersikap acuh tak acuh, dan tidak tertarik pada anak mereka. Mereka umumnya mempermalukan kebutuhan anak mereka akan koneksi atau validasi, dan malah memandang mereka sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan tersebut bagi diri mereka sendiri.

4. Pilih kasih

Orang tua narsis mempertahankan kekuasaan mereka dengan melakukan pilih kasih. Mereka mungkin memiliki anak emas yang mereka puji secara berlebihan, misalnya, sambil menjelek-jelekkan anak lain dalam keluarga.

Hal ini dapat membuat anak-anak merasa tidak nyaman, tidak setia, dan tidak aman secara psikologis. Mereka mungkin percaya bahwa mereka perlu menuruti atau membuat orang tua narsisistik terkesan untuk menghindari amarah mereka dan mempertahankan reputasi baik dalam keluarga.

5. Mengalihkan kesalahan kepada anak-anak

Orang tua yang narsis memiliki kebutuhan untuk merasa sempurna, sehingga mereka menghindari tanggung jawab atas kesalahan mereka sendiri dan menyalahkan anak-anak mereka. Mereka bisa bersikap kejam ketika merasa dikritik, dan komentar mereka seringkali menyakitkan.

Ucapan-ucapan yang sering diucapkan oleh orang tua narsisistik mungkin seperti, "Salahmu aku sangat lelah," atau, "Bunda bisa saja memiliki karier yang hebat jika Bunda tidak harus berurusan denganmu."

6. Memerintah dengan dominasi, rasa takut, atau manipulasi

Orang tua narsis akan melakukan apa pun yang mereka bisa untuk memastikan mereka memegang kendali atas suatu hubungan atau situasi. Bahkan jika itu berarti mengendalikan dengan mendominasi, menanamkan rasa takut, atau memanipulasi anak.

Lantaran perhatian utama adalah diri mereka sendiri, orang tua narsis akan menggunakan taktik ini untuk membuat anak berperilaku sesuai keinginan mereka.

7. Tega mengejek, merundung, atau melakukan gaslighting anak

Orang tua narsis mungkin mencoba menjatuhkan anak dengan menggoda, mengejek, merundung, atau melakukan gaslighting. Hal ini mereka lakukan agar mereka selalu tampak lebih unggul dari anak. Melalui cara ini, mereka dapat mengendalikan anak.

8. Ketergantungan pada anak di masa tua

Dikutip dari laman Psychology Today, beberapa orang tua narsis mengharapkan anak-anak mereka untuk mengurus mereka seumur hidup. Jenis ketergantungan ini dapat bersifat emosional, fisik, dan/atau finansial.

Meskipun tidak ada yang salah dengan merawat orang tua yang sudah lanjut usia, orang tua yang narsis biasanya memanipulasi anak untuk melakukan pengorbanan yang tidak masuk akal, dengan sedikit perhatian pada prioritas dan kebutuhan anak itu sendiri.

9. Kecemburuan dan sikap posesif pada anak

Bunda atau Ayah narsis sering berharap agar anak tersebut selamanya berada di bawah pengaruh orang tua. Mereka mungkin menjadi sangat cemburu pada tanda-tanda kedewasaan dan kemandirian anak yang sedang tumbuh.

Setiap tindakan yang dianggap sebagai individualisasi dan pemisahan, mulai dari memilih jalur akademik dan karier sendiri, berteman dengan orang yang tidak disetujui orang tua, hingga menghabiskan waktu untuk prioritas sendiri, ditafsirkan secara negatif dan personal.

Lalu, kemunculan pasangan (menantu) dalam kehidupan anak yang sudah dewasa dapat dipandang sebagai ancaman besar. Seringkali ditanggapi dengan penolakan, kritik, dan/atau persaingan.

10. Anak diabaikan

Dalam beberapa situasi, orang tua narsis mungkin memilih untuk berfokus terutama pada minat-minatnya yang egois, yang bagi seorang narsis lebih menarik daripada membesarkan anak.

Aktivitas-aktivitas ini dapat memberikan stimulasi, validasi, dan rasa penting diri yang didambakan oleh seorang narsisis, baik itu obsesi karier, kemewahan sosial, maupun petualangan dan hobi pribadi. Anak tersebut dibiarkan bersama orang tua lainnya atau hidup mandiri.

Punya Orang Tua Narsis Bisa Berdampak hingga Anak Dewasa

Jika anak dibesarkan oleh seorang narsisis, hal itu pasti akan berdampak pada cara mereka memandang diri sendiri dan peran di dunia. Hal ini berarti anak mungkin telah mengembangkan sifat-sifat toksik atau cara berpikir yang tidak membantu tentang nilai, harga diri, atau tujuan hidup. 

Salah satu ciri orang dewasa yang dibesarkan oleh orang tua narsis adalah sebagai berikut:

  • Rasa rendah diri atau harga diri
  • Perasaan malu atau bersalah yang kronis
  • Terlalu sensitif terhadap kritik atau penolakan
  • Hubungan ketergantungan di mana anak berusaha "mendapatkan" cinta dan validasi
  • Depresi dan kecemasan yang dipengaruhi oleh kurangnya agensi atau kemandirian selama masa kanak-kanak
  • Pemahaman dan penegakan batasan yang buruk
  • Tantangan dalam regulasi emosi yang sehat
  • Persaingan (untuk memenangkan cinta)
  • Merasa tidak pantas mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan
  • Perilaku merusak diri sendiri dan melukai diri sendiri
  • Memalukan diri sendiri atau gaslighting internal

Itulah tanda-tanda orang tua narsistik dan dampaknya pada anak hingga dewasa.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Simak video di bawah ini, Bun:

Tanpa Disadari, Ini 7 Kalimat Orang Tua yang Melukai Anak Seumur Hidup

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Anak Sukses Jadi Penyanyi, Potret Ayah & Bunda Lesti Kejora Bertani di Sawah Curi Perhatian

Mom's Life Annisa Karnesyia

Na Daehoon Yakin Bercerai dari Julia Prastini, Ada Masalah yang Tak Bisa Ditoleril

Mom's Life Amira Salsabila

Hati-Hati! 5 Kalimat Ini Membuat Bunda Terlihat Sombong Tanpa Disadari

Mom's Life Ajeng Pratiwi & Sutan Muhammad Aqil

10 Tanda Orang Tua Narsis dan Dampaknya untuk Anak, Bunda Punya Salah Satunya?

Parenting Asri Ediyati

Ayah Berperan Penting dalam Proses Menyusui dan Tidur Nyenyak Bayi, Ini Kata Peneliti

Menyusui Annisa Aulia Rahim

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

73 Lagu Rohani Kristen Terbaik dan Terpopuler, Penyembahan & Pujian Syukur

Kisah 7 Artis Indonesia Berprestasi di Bidang Akademik, Ada yang Menyandang Gelar Doktor

Fakta Vaksin RSV pada Ibu Hamil: Dosis, Efek Samping, dan Manfaat untuk Bayi Baru Lahir

Na Daehoon Yakin Bercerai dari Julia Prastini, Ada Masalah yang Tak Bisa Ditoleril

Hati-Hati! 5 Kalimat Ini Membuat Bunda Terlihat Sombong Tanpa Disadari

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK