Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Jangan Buru-Buru Bersihkan Anak Makan Berantakan, Ketahui Manfaat Messy Eating

Nadhifa Fitrina   |   HaiBunda

Jumat, 21 Nov 2025 18:00 WIB

Anak Makan Berantakan Jangan Buru-Buru Dibersihkan, Ketahui Manfaat Messy Eating
Ilustrasi Anak Makan Berantakan Jangan Buru-Buru Dibersihkan, Ketahui Manfaat Messy Eating/Foto: Getty Images/Sunan Wongsa-nga
Daftar Isi
Jakarta -

Kalau Si Kecil sedang makan dan berantakan pasti rasanya kita ingin segera membersihkan, ya? Namun sebenarnya, anak makan berantakan merupakan hal yang wajar dan biasa juga disebut dengan messy eating.

Menilik dari laman Raising Children, tahap ini sebenarnya merupakan bagian dari perkembangan Si Kecil, Bunda. Anak-anak sedang mengenal cara makan makanan padat langsung menggunakan tangan mereka.

Lebih lanjut, mereka juga mulai belajar makan menggunakan sendok, garpu, dan cangkir secara mandiri. Semua proses ini tentunya memerlukan latihan, koordinasi otot, dan kesabaran dari Si Kecil.

Ketika anak sedang berada di fase messy eating, itu tandanya mereka sedang mengeksplorasi tentang tekstur, rasa, dan cara memasukkan makanan ke mulutnya sendiri. Ada juga lho manfaat dari kebiasaan makan berantakan ini.

Manfaat anak makan berantakan

Ada berbagai manfaat positif yang bisa mendukung tumbuh kembang Si Kecil saat ia sedang di tahap messy eating. Berikut penjelasan selengkapnya:

1. Membantu mengasah keterampilan motorik halus anak

Saat anak bermain dengan makanannya, secara tidak langsung mereka sedang berlatih koordinasi tangan dan mata. Aktivitas sederhana seperti meraih atau menyendok makanan bisa membantu otot-otot tangan mereka. 

2. Anak belajar tentang makanan baru

Ketika Si Kecil diberikan kesempatan untuk bermain dengan makanannya, ia akan mulai belajar tentang makanan tersebut. Terlebih lagi kalau ia belum pernah mencobanya sebelumnya.

Kebiasaan ini juga bisa membuat Si Kecil lebih berani untuk mencoba dan mencicipi berbagai makanan. Kegiatan seperti inilah yang nantinya bisa membantu membangun rasa ingin tahu pada anak.

3. Anak mulai mengenal bentuk, warna, dan tekstur

Ketika anak sedang makan sendiri, ia akan mulai belajar mengenal berbagai bentuk, warna, dan tekstur makanan yang terdapat di piringnya. Hal ini yang bisa membuat Si Kecil lebih peka terhadap perbedaan setiap jenis makanan.

4. Anak belajar tentang sebab-akibat

Kalau Si Kecil sedang menjatuhkan, melempar, atau menghancurkan makanan, secara tidak langsung mereka sedang belajar tentang hubungan sebab-akibat.

Mengapa demikian? Contohnya saja, saat anak sedang melempar makanan itu akan melayang atau jatuh, sedangkan ketika ia berusaha menghancurkan kacang polong nantinya bisa mengubah bentuk dan rasanya.

Apa yang sebaiknya Bunda lakukan supaya anak tetap bisa menikmati makanannya?

Setelah mengetahui manfaat dari messy eating, tentunya hal ini sah-sah saja ya. Namun, Bunda juga tetap perlu menguranginya supaya Si Kecil bisa lebih fokus dan menikmati waktu makanannya.

1. Potong makanan menjadi ukuran yang kecil

Dengan memotong makanan menjadi potongan yang kecil dapat memudahkan anak untuk mengambil makanannya dengan tangan. Pada tahap awal belajar makan, cara ini bisa membuat mereka merasa nyaman dan lebih percaya diri saat sedang makan.

2. Libatkan anak dalam menyiapkan makanan

Jika anak sudah cukup umur, ajak mereka menyiapkan makanan sebelum tibanya waktu makan. Dengan begitu, mereka akan merasa terlibat dan kemungkinan membuat kekacauan saat makan bisa berkurang.

3. Makan bersama keluarga

Kalau Bunda dan Ayah rutin mengajak Si Kecil makan bersama, ini bisa menjadi kesempatan untuk memberinya contoh tentang bagaimana cara makan dan bersikap sopan di meja makan.

Namun, ingat juga ya, anak tetap membutuhkan waktu untuk belajar dan membiasakan diri dengan langkah ini.

4. Tetap tenang dan sabar

Jika Si Kecil melempar atau menghancurkan makanannya, jangan langsung marah atau bereaksi berlebihan. Mereka memang sangat memperhatikan bagaimana orang tuanya merespons perilaku tersebut.

Ketika Bunda tetap tenang, cara ini akan membuat perilaku anak terasa kurang menarik, sehingga mereka cenderung tidak mengulanginya lagi.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ndf/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda