Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Mengenal Otrovert Jenis Kepribadian Baru, Apakah Si Kecil Termasuk Salah Satunya?

Kinan   |   HaiBunda

Rabu, 10 Dec 2025 19:55 WIB

Anak belajar
Ilustrasi/Foto: Getty Images/Pichsakul Promrungsee
Daftar Isi
Jakarta -

Bunda selama ini mungkin lebih mengenal ada dua jenis kepribadian saja, yaitu introvert dan ekstrovert. Nah, kini ada jenis baru yang disebut sebagai otrovert. Sudah tahu, Bun?

Otrovert untuk anak-anak tidak sepenuhnya masuk dalam kategori introvert maupun ekstrovert, bahkan sering kali tidak mudah untuk didefinisikan.

Anak-anak otrovert mungkin menjadi pusat perhatian dalam satu momen, lalu beberapa saat kemudian membutuhkan waktu menyendiri.

Orang tua pun kerap salah mengartikan kebutuhan mereka. Kemudian berasumsi bahwa anak seharusnya bersikap lebih konsisten dengan satu cara atau lainnya.

Apa perbedaan antara ambivert dan otrovert?

Seorang psikoterapis, Lorain Moorehead, PMH-C, EMDR-C, menjelaskan bahwa ambivert merupakan gabungan sifat introvert dan ekstrovert. Sementara itu, otrovert sedikit berbeda.

"Seorang ambivert mendapatkan energi dari aktivitas sendiri dan mengisi ulang tenaga dengan menyendiri. Tetapi mereka juga dapat memperoleh energi saat berada dalam kelompok kecil dan percakapan yang dalam," ujar Moorehead, seperti dikutip dari Parents.

Dengan kata lain, bahkan berada dalam kelompok pertemanan yang besar atau suasana sosial yang ramai bisa juga memberikan energi bagi ambivert.

Bagaimana pakar mendefinisikan 'otrovert'?

Di sisi lain, istilah otrovert menunjukkan bahwa seseorang tidak merasa benar-benar cocok dengan lingkungan sosial mana pun. 

"Ini tidak selalu berarti mereka tidak memiliki keterampilan sosial atau tidak bisa menyesuaikan diri, karena mereka sering memiliki empati tinggi," jelas Moorehead.

Kebutuhan mereka untuk 'tidak dipaksa' masuk dalam lingkup atau norma tertentu sering kali membuat mereka merasa seperti orang asing.

Apa saja ciri-ciri otrovert?

Psikolog Cameron Caswell, PhD, mengatakan istilah otrovert pertama kali dicetuskan oleh psikiater Rami Kaminski, MD. Hal ini didefinisikan sebagai seseorang yang lebih menyukai persahabatan dengan satu orang, dibandingkan berada di tengah keramaian.

Situasi yang terlalu ramai biasanya membuat mereka lelah. Bukan karena pemalu atau kurang percaya diri, tetapi karena mereka tidak merasa perlu untuk menjadi bagian dari kelompok tertentu. 

Meskipun anak-anak neurodivergen atau berada dalam spektrum autisme mungkin memiliki beberapa kesamaan dengan kepribadian otrovert, sampai saat ini tidak ada bukti bahwa termasuk dalam kategori ini merupakan tanda neurodivergensi.

"Melihat istilah ini masih sangat baru, saya tidak yakin ada penelitian yang mendukung kaitannya dengan kategori diagnosis," kata psikolog lainnya, Anne Josephson, PsyD.

Bagaimana anak dengan otrovert bersosialisasi?

Mereka cenderung memiliki satu atau dua teman dekat yang sangat mereka percaya, dibandingkan kelompok besar atau kegiatan bersama yang terus-menerus.

"Mereka mungkin melewatkan acara menginap bersama kelompok, tetapi dengan senang hati mengundang satu teman untuk menonton film atau berbincang. Semangat kebersamaan dalam kelompok besar bukan benar-benar gaya mereka," imbuh Caswell.

Anak otrovert lebih suka berkontribusi secara mandiri, dengan lebih sedikit orang yang saling berbicara. Di sekolah, anak otrovert mungkin lebih dekat dengan guru atau lingkar pertemanan kecil dibandingkan satu kelas penuh.

Proyek dengan kelompok besar dan ruangan yang bising dapat membuat mereka cepat lelah, baik secara fisik maupun psikis. 

Di rumah, mereka biasanya membutuhkan waktu tenang setelah hari yang melelahkan. Misalnya mereka mungkin akan pergi ke kamar untuk membaca atau menggambar. Hal ini bukan berarti mereka menjauhkan diri, melainkan hanya cara untuk 'mengisi energi'.

Caswell juga mencatat bahwa di lingkungan sekitar rumah, anak-anak otrovert juga akan bersikap sopan tetapi cenderung pendiam. Mereka tetap menyapa, tapi jarang langsung bergabung dalam permainan kelompok besar.

Tips mengasuh anak otrovert

Ilustrasi KeluargaIlustrasi Keluarga/Foto: Getty Images/iStockphoto

Bagaimana tips yang dapat diterapkan untuk mengasuh anak otrovert? Berikut ulasannya, Bunda:

1. Kenali karakter anak

Setiap anak berkembang secara sosial dengan kecepatannya masing-masing, jadi penting untuk mengingat bahwa tidak ada satu cara 'benar' untuk terhubung dengan orang lain. 

Ingat, anak adalah individu dan bukan kategori yang harus masuk dalam lingkup tertentu. Mereka masih mencari cara bersosialisasi yang membuat nyaman.

"Tidak semua anak perlu menyatu dalam kelompok untuk memiliki hubungan yang hangat dan bermakna. Terima karakter anak dan beri mereka ruang untuk menavigasi situasi sosial dengan cara mereka sendiri," ujar Josephson.

2. Validasi perasaan 

Pahami bahwa beberapa anak secara alami condong pada kemandirian, terutama saat belajar atau menyelesaikan tugas. Sementara yang lain mungkin masih membutuhkan orang tua dalam situasi sosial agar merasa aman.

3. Rayakan perbedaan anak

Josephson menegaskan pentingnya orang tua menyadari bahwa menjadi otrovert hanyalah salah satu ciri kepribadian, sama seperti introvert atau ekstrovert.

"Tekankan kekuatan yang muncul dari cara mereka melihat dunia secara berbeda. Beri tahu anak bahwa perspektif mereka juga berharga," imbuhnya.

4. Pahami bahwa 'sendiri' tak selalu 'kesepian'

Penting untuk tidak salah menafsirkan kebutuhan anak akan waktu tenang sebagai tanda bahwa mereka kesepian.

Menghabiskan waktu dengan hobi berarti mereka sangat menyukai suatu aktivitas. Bisa juga menjadi tanda bahwa anak membutuhkan jeda dari bersosialisasi untuk mengisi energi.

"Ketika anak menghabiskan waktu berjam-jam membaca, menggambar, bermain musik, atau bahkan bermain game, jangan langsung mengira mereka mengasingkan diri. Anak otrovert benar-benar mengisi energi dengan melakukan hal-hal yang mereka nikmati secara mandiri," pesan Caswell.

Perhatikan kondisi anak setelahnya, Bunda. Jika mereka tampak rileks, banyak bercerita, atau antusias ingin menunjukkan apa yang mereka buat atau lihat, itu pertanda positif. 

5. Beri waktu pada anak

Setelah seharian di sekolah yang penuh kebisingan dan dinamika kelompok, anak otrovert membutuhkan waktu tenang di rumah.

Nah, orang tua bisa membantu memfasilitasi kebutuhan ini. Salah satunya dengan memberi mereka waktu menenangkan diri, sebelum menyuruh mengerjakan PR atau bahkan memberi pertanyaan berat. 

Itulah ulasan tentang serba-serbi otrovert, serta perbedaannya dengan ambivert. Memahami kepribadian anak bukanlah untuk memberi 'label', tapi membantu Bunda memberikan pendekatan yang paling sesuai.

Dengan mengenali karakter dasar anak sejak dini, diharapkan orang tua dapat membimbing anak untuk tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan bahagia di masa depan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda