HaiBunda

PARENTING

Gula Sukrosa dan Laktosa, Mana yang Lebih Baik untuk Anak?

Tim HaiBunda   |   HaiBunda

Jumat, 05 Dec 2025 22:00 WIB
Perbedaan gula sukrosa dan laktosa/ Foto: Getty Images/justocker
Jakarta -

Bunda mungkin sudah sering mendengar gula sukrosa dan laktosa, ya. Kandungan ini umumnya terdapat secara alami pada buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian, hingga produk susu.

Meski mengandung jumlah kalori yang sama setiap gram-nya, sukrosa dan laktosa memiliki struktur kimia yang berbeda sehingga tubuh akan mencerna dengan cara yang berbeda. Selain itu, keduanya juga memiliki pengaruh yang berbeda pada kesehatan tubuh.

Apapun jenis gulanya, jika dikonsumsi secara berlebihan tentu tidak baik untuk kesehatan tubuh, Bunda. Sebuah penelitian pun menunjukkan dampak gula berlebih pada obesitas dan diabetes.


Terlalu banyak mengonsumsi gula juga menimbulkan dampak kesehatan baik jangka pendek maupun jangka panjang pada anak-anak. Selain kegemukan dan diabetes, Si Kecil juga berisiko tinggi terkena gagal ginjal.

Lantas, apa yang dimaksud dengan gula sukrosa dan laktosa ya, Bunda?

Mengenal sukrosa dan laktosa

Mengutip beberapa sumber, sukrosa adalah disakarida yang terdiri dari satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa. Sukrosa adalah karbohidrat alami yang ditemukan dalam banyak buah, sayuran, serta biji-bijian.

Meski banyak ditemukan secara alami, sukrosa juga kerap ditambahkan ke dalam makanan olahan. Misalnya saja permen, es krim, sereal sarapan, makanan kaleng, soda, serta minuman manis lainnya.

Sukrosa yang biasanya ditemukan pada makanan olahan umumnya diekstraksi dari tebu atau bit gula. Rasa sukrosa pun kurang manis dibandingkan fruktosa, tetapi lebih manis daripada glukosa.

Sementara itu, laktosa adalah gula yang biasanya ditemukan dalam susu. Laktosa adalah disakarida yang terdiri dari unit glukosa dan galaktosa.
Laktosa dipecah menjadi dua bagian oleh enzim yang disebut laktase. Setelah dipecah, gula sederhana ini pun bisa diserap ke dalam aliran darah.

Susu murni memiliki nilai indeks glikemik (IG) 41 dan dianggap sebagai makanan dengan IG yang rendah. Ini dipecah secara perlahan, sehingga dapat membantu meningkatkan penyerapan mineral seperti kalsium, magnesium, dan zinc.

Perbedaan sukrosa dan laktosa pada susu anak

Susu hewani mengandung gula alami seperti laktosa yang dapat memberikan manfaat pada kesehatan. Namun, susu lainnya mungkin mengandung gula tambahan seperti sukrosa, Bunda.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, laktosa adalah gula yang berada di dalam susu dan terdapat dalam sebagian besar susu hewani. Misalnya susu sapi, susu kambing, bahkan susu domba.

Laktosa adalah nutrisi penting yang menyediakan energi, membantu pencernaan, dan memberikan berbagai manfaat kesehatan, mulai dari peningkatan kekebalan tubuh hingga penurunan risiko serangan jantung.

Meskipun gula di dalam susu memberikan manfaat kesehatan, baik Si Kecil maupun orang dewasa perlu membatasi asupannya, ya.

Selain laktosa, susu nabati seperti susu gandum, beras, dan susu kedelai, mungkin mengandung gula lainnya yang kurang bermanfaat bagi kesehatan seperti fruktosa, glukosa, maupun sukrosa. Karena itu, pastikan Bunda membaca label nutrisi pada kemasan dengan teliti untuk menghindari kadar gula tambahan yang tinggi.

Manfaat sukrosa dan laktosa

Terdapat beberapa manfaat sukrosa dan laktosa untuk tubuh, Bunda. Berikut ini Bubun bantu bagikan deretannya dari berbagai sumber:

1. Kesehatan gigi

Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2016 oleh Benedikte Grenov, MSc dan kawan-kawan, dijelaskan bahwa laktosa turut bermanfaat pada kesehatan gigi.

Ketika susu yang mengandung laktosa akan memberikan rasa manis secara alami. Hal ini membuat formulasi akan gula tambahan pun menurun. Satu-satunya monosakarida atau disakarida dengan risiko merusak gigi yang paling rendah adalah laktosa.

"Prevalensi karies gigi pada gigi permanen relatif rendah di sebagian besar negara berpenghasilan tetapi lebih dari 90 persen karies tidak diobati," tulis penelitian berjudul Undernourished Children and Milk Lactose itu.

2. Menyerap kalsium

Penelitian yang sama menyebut bahwa laktosa disarankan karena dapat meningkatkan penyerapan dan retensi kalsium. Fermentasi laktosa di usus besar mengakibatkan pembentukan Short Chain Fatty Acids (SCFA) dan penurunan pH luminal.

Adanya pH luminal yang lebih rendah ini bisa meningkatkan kelarutan kalsium dan mineral lainnya dalam kandungan luminal. Dengan demikian, laktosa bisa meningkatkan penyerapan pasif di usus besar.

3. Meningkatkan fungsi otak

Sebuah studi yang berjudul Importance of Sucrose in Cognitive Functions: Knowledge and Behavior dilakukan oleh Salvador Zamora Navarro dan Francisca Pérez Llamas di tahun 2013. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa mengonsumsi makanan dan minuman yang diperkaya dengan sukrosa dapat meningkatkan fungsi otak seperti kewaspadaan mental, memori, hingga kemampuan pemecahan matematika.

"Konsumsi makanan atau minuman yang diperkaya dengan sukrosa telah dikaitkan dengan peningkatan kewaspadaan mental, memori, waktu reaksi, perhatian, dan kemampuan untuk memecahkan masalah matematika, serta pengurangan rasa lelah, baik pada individu yang sehat maupun pasien dengan penyakit Alzheimer," jelas penelitian yang diunggah pada National Library of Medicine ini.

Cara memilih kandungan susu yang rendah sukrosa

Setelah mengetahui perbedaan sukrosa dan laktosa, kini sebaiknya lebih hati-hati memilih produk susu yang rendah gula tambahan ya, Bunda. Pastikan dalam tabel gizi, tidak mengandung tinggi sukrosa.

Kini, ada susu yang diformulasi tanpa sukrosa tambahan. Bebelac NutriGreat+ hadir dengan susu yang rasanya enak dan 0 sukrosa. Dilengkapi dengan tiga serat penting, yaitu FOS, GOS, inulin, dan DHA 2X lebih tinggi. Tersedia dalam dua rasa Vanila dan rasa madu, yang tentunya bisa menjadi favorit Si Kecil.

Susu yang diperkaya FOS dan GOS, dan inulin dapat membantu mengoptimalkan perkembangan kognitif anak. Kandungan FOS:GOS berperan menjaga saluran pencernaan dan otak, sehingga keduanya dapat saling support untuk mengoptimalkan pertumbuhan anak.

Sedangkan inulin yang merupakan serat prebiotik, akan memberi makanan bakteri baik di dalam usus. Inulin kemudian akan bekerja menjaga kesehatan pencernaan secara menyeluruh. Penelitian bahkan menemukan bahwa inulin yang telah meningkatkan jumlah bakteri baik di usus, berkorelasi dengan kemampuan tubuh untuk mengendalikan depresi, kecemasan, dan gangguan mood.

Selain itu, DHA juga penting untuk menunjang kemampuan sosial dan emosional anak, sehingga lebih mudah berinteraksi secara positif dengan orang-orang di sekitarnya, termasuk teman-temannya.

Demikian informasi tentang sukrosa dan laktosa yang perlu Bunda pahami. Semoga bisa memberikan manfaat, ya.


Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Simak video di bawah ini, Bun:

Kenali Perbedaan serta Manfaat Gula Sukrosa dan Laktosa untuk Si Kecil

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

7 Ciri-ciri Sperma yang Sehat untuk Mempercepat Kehamilan & Tips Menjaga Kualitasnya

Kehamilan Dwi Indah Nurcahyani

5 Potret Nane Anak Indra Jegel dan Sasqya Hildayati, Wajah Manisnya Curi Perhatian

Parenting Nadhifa Fitrina

Gula Sukrosa dan Laktosa, Mana yang Lebih Baik untuk Anak?

Parenting Tim HaiBunda

Penampilan Perdana Mahalini Duet dengan Rizky Febian & Adrian Khalif Nyanyikan 'Alamak'

Mom's Life Annisa Karnesyia

9 Kebiasaan Pagi Orang Tua yang Bikin Anak Bahagia

Parenting Nadhifa Fitrina

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

73 Lagu Rohani Kristen Terbaik dan Terpopuler, Penyembahan & Pujian Syukur

15 Manfaat Journaling, Termasuk Mengurangi Kecemasan dan Stres

5 Potret Nane Anak Indra Jegel dan Sasqya Hildayati, Wajah Manisnya Curi Perhatian

7 Ciri-ciri Sperma yang Sehat untuk Mempercepat Kehamilan & Tips Menjaga Kualitasnya

Gula Sukrosa dan Laktosa, Mana yang Lebih Baik untuk Anak?

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK