parenting
5 Alasan Toddler Bangun & Menangis Tengah Malam, Bunda Perlu Tahu
HaiBunda
Selasa, 30 Dec 2025 17:40 WIB
Daftar Isi
Anak sering terbangun di tengah malam sambil berteriak dan menangis histeris menjadi salah satu hal yang bisa membuat orang tua khawatir. Apa sebenarnya penyebab dari kondisi ini?
Masalah tidur pada bayi dan balita dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari fase perkembangan normal hingga kondisi tertentu yang memengaruhi kenyamanan mereka.Â
Pada waktu tertentu, anak yang terbangun dan menangis tengah malam juga sering kali sulit ditenangkan. Mencari tahu penyebab utamanya pun bisa menjadi langkah pertama untuk membantu anak punya jadwal tidur yang berkualitas.Â
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasan balita sering bangun dan menangis tengah malam
Anak-anak memang rentan terganggu tidurnya oleh banyak hal, mulai dari suara bising, kelelahan, dan lain-lain. Namun seiring bertambah usia, faktor-faktor lain bisa muncul dan membuat kualitas tidurnya semakin menurun.
Berikut adalah penyebab balita sering bangun dan menangis tengah malam yang paling umum:
1. Mimpi buruk
Mimpi buruk dapat menyebabkan balita jadi terbangun dalam keadaan ketakutan, bahkan kesal. Dalam kasus yang lebih jarang, balita usia 18 bulan ke atas dapat mengalami mimpi buruk yang mengarah pada night terror.
Selama kondisi ini terjadi, anak tidak benar-benar terbangun (mereka berada pada tahap tidur terdalam), tetapi bisa berteriak, bernapas cepat, berkeringat, dan bergerak tidak terkendali.
2. Tumbuh gigi
Dikutip dari Baby Center, proses tumbuh gigi juga bisa menjadi penyebab anak balita terbangun dan menangis tengah malam. Biasanya terjadi pada tahun kedua dan ketiga kehidupan Si Kecil.
Kondisi ini terjadi karena anak merasakan nyeri dan ketidaknyamanan di waktu tidur malam hari.Â
Perhatikan jika anak sering memasukkan tangan atau benda ke mulut, serta gusinya tampak merah dan bengkak. Kemungkinan ada gigi baru yang akan segera tumbuh dan bisa saja ia jadi mudah terbangun di tengah malam.
3. Regresi tidur
Regresi tidur atau sleep regression adalah hal yang normal, baik pada bayi dan balita. Bahkan, anak yang usianya lebih tua pun dapat mengalaminya.Â
Regresi berarti kembali ke kondisi sebelumnya yang kurang berkembang. Padahal tidur merupakan bagian penting dari kesehatan balita, terutama untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya.Â
Anak usia balita umumnya mengalami regresi tidur saat mereka melewati masa transisi, seperti belajar berjalan, berbicara, dan toilet training.Â
Pada masa ini, mereka mungkin mengalami kesulitan untuk tidur siang atau tidur malam, durasi tidurnya menjadi lebih singkat, lebih sering terbangun di malam hari, atau bangun terlalu pagi.
4. KecemasanÂ
Seperti pada bayi, kecemasan termasuk seperti cemas akan ditinggal oleh orang tua juga umum terjadi pada balita. Seringnya kondisi ini terjadi pada usia sekitar 15 hingga 18 bulan.
Kecemasan perpisahan dapat muncul di malam hari, yakni ketika balita terbangun dan mendapati dirinya sendirian di tempat tidur atau kamarnya. Mereka mungkin akan bereaksi dengan menangis atau berteriak histeris.
5. Kondisi medis tertentu
Jika anak sedang sakit, ia cenderung akan mencari orang tua untuk mendapatkan kenyamanan. Hal ini bisa dilakukan sesuai keinginan anak, baik siang atau malam hari.
Beberapa kondisi medis yang mengganggu kenyamanan anak termasuk seperti demam, muntah, infeksi telinga, serta hidung tersumbat. Ini dapat membangunkan balita di waktu tidurnya secara tiba-tiba, bahkan sampai berteriak atau menangis.
Tips menghadapi anak yang sering terbangun tengah malam
Ilustrasi/Foto: iStock |
Ada beberapa cara yang dapat Bunda lakukan untuk membantu Si Kecil saat sering terbangun dan menangis tengah malam. Dikutip dari What to Expect, berikut tips yang dapat Bunda terapkan:
1. Tetap tenang
Meski sulit, cobalah untuk tetap tenang saat hal ini terjadi. Temani Si Kecil saat terbangun dan menangis, pastikan ia merasa aman di waktu tidur malamnya, Bunda.
2. Jangan memaksanya bangun
Ikut balas berteriak atau mengguncang-guncang tubuh anak untuk membangunkannya justru dapat memperburuk situasi. Ini membuat anak bingung ketika ia terbangun sepenuhnya.Â
Reaksi panik yang Bunda tunjukkan juga bisa membuat anak lebih sulit untuk kembali tidur.
3. Yakinkan anak bahwa semua baik-baik saja
Jika anak tampak bingung atau khawatir saat terbangun dan menangis tengah malam, yakinkan bahwa semuanya baik-baik saja. Peluk Si Kecil dan ajak bicara dengan suara lembut agar ia bisa kembali rileks.
4. Amankan situasi sekitar anak
Pada kasus tertentu, anak mungkin mengalami night terror disertai upaya untuk bangun, berlari, atau berjalan sambil tidur. Oleh sebab itu, Bunda perlu menjaga keamanan lingkungan di sekitar anak.Â
Jika ia bangun dan bergerak, arahkan kembali ke kamarnya dan jauhkan dari tangga atau dinding.
5. Pertahankan rutinitas sebelum tidur
Jaga jadwal tidur dan rutinitas anak sebelum tidur tetap konsisten. Misalnya seperti dengan mandi atau membaca cerita, agar ia mendapatkan tidur yang cukup setiap malam. Bila memungkinkan, hindari begadang, termasuk di akhir pekan.
6. Beri tahu seluruh anggota keluarga
Jika anak sudah terlalu sering bangun dan menangis tengah malam, pastikan Bunda memberi tahu pengasuh, kakek-nenek, dan seluruh anggota keluarga lainnya.
Tujuannya supaya siapa pun yang ada di rumah saat kejadian berlangsung bisa turut membantu menenangkan Si Kecil.
7. Bangunkan sebelumnya
Apakah night terror kerap terjadi pada waktu yang hampir sama setiap malam? Sebagian besar dokter anak merekomendasikan orang tua untuk membangunkan anak 15 hingga 30 menit sebelum waktu tersebut, untuk membantu mencegahnya.
8. Kurangi stres anak
Bicarakan setiap perubahan dalam rutinitas keluarga yang terjadi dan berpotensi membuat anak cemas. Termasuk saat pindah ke rumah lain, ada anggota keluarga yang meninggal, hingga lain-lain.Â
Jika perlu, Bunda bisa berkonsultasi dengan guru prasekolah atau pengasuh untuk mengetahui apakah ada sesuatu yang mengganggu Si Kecil belakangan ini.Â
Tujuannya adalah mengurangi kecemasan anak sebelum tidur, Bunda.
9. Hindari kafein
Camilan ringan sebelum tidur sebenarnya boleh saja diberikan, tapi pastikan untuk menghindari cokelat, soda, atau apa pun yang mengandung stimulan berupa kafein ini.
Kapan harus menghubungi dokter?
Jika frekuensi bangun dan menangis tengah malam mulai sering terjadi, pastikan Bunda mencatat pola tidur anak.Â
Catat berapa lama ia tidur (baik malam hari maupun tidur siang), berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk tertidur, seberapa sering ia terbangun, serta perubahan atau sumber stres apa pun yang terjadi di rumah.
Setelah 1-2 minggu rutinitas ini sering terjadi, night terror yang dialami anak semakin memburuk, bawa ia untuk konsultasi ke dokter anak.Â
Selain itu, hubungi dokter segera juga jika keluhan gangguan tidur di tengah malam ini berlangsung lebih dari 30 menit, atau disertai dengan tubuh yang menjadi kaku, gerakan tersentak-sentak, atau produksi air liur berlebihan.
Demikian ulasan tentang alasan toddler bangun dan menangis tengah malam. Ingatlah bahwa hampir semua balita akan mengalaminya untuk sementara waktu sebagai bagian dari peralihan perkembangan.Â
Namun, jangan ragu konsultasi ke profesional jika kondisinya sudah lebih mengkhawatirkan ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Parenting
5 Hal Tak Boleh Dilakukan Ayah saat Anak Perempuan Usia 5 Tahun
Parenting
Contoh Jadwal Kegiatan Rutinitas Balita di Rumah agar Sehat dan Cerdas
Parenting
Coba 4 Resep MPASI Ini Bun, Bisa Dongkrak Berat Badan Bayi
Parenting
10 Cara Menambah Tinggi Badan Anak, Mulai dari Olahraga Tepat hingga Makan Bergizi
Parenting
5 Cara Mengatasi Batuk pada Anak yang Bisa Bunda Lakukan di Rumah
7 Foto
Parenting
Potret 7 Anak Artis saat Menikmati MPASI, Ekpresinya Cute dan Gemas
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda
Ilustrasi/Foto: iStock
7 Kesalahan Orang Tua Baru saat Menidurkan Bayi, Bunda Perlu Tahu
7 Doa agar Bayi Tidak Kagetan dan Bisa Nyenyak saat Tidur
5 Alasan Bayi Langsung Menangis saat Ditaruh di Tempat Tidur