Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Tinggal Bareng Orang Tua Berkaitan dengan Jumlah Anak Pasutri

Radian Nyi Sukmasari   |   HaiBunda

Jumat, 03 Nov 2017 08:14 WIB

Tahu nggak, Bun? Jumlah anak pasangan suami istri dipengaruhi juga oleh apakah mereka tinggal bareng ibu atau mertuanya.
Jumlah anak pasutri ditentukan oleh faktor tinggal bareng orang tua atau mertua/ Foto: Thinkstock
Jakarta - Jumlah anak yang dimiliki pasangan suami istri (pasutri) dipengaruhi berbagai hal. Salah satu yang disebut berkaitan adalah apakah si pasangan tinggal sama ibu atau ibu mertuanya, Bun.

Baru-baru ini, studi yang dilakukan antropolog di University of Vienna memeriksa catatan medis lebih dari 2,5 juta wanita umur 15-24 tahun dari 14 negara. Ditemukan ketika pasangan tinggal sama ibu atau ibu mertua, mereka punya anak yang lebih sedikit dibanding kalau pasangan itu tinggal berdua aja, Bun.

"Selama ini diduga tinggal bersama ibu atau ibu mertua maka pasangan punya anak lebih banyak. Tapi, di studi kami ternyata hasilnya tidak seperti itu. Bahkan, pasangan punya anak lebih sedikit ketika tinggal dengan ibu si istri ketimbang ibu si suami," kata salah satu peneliti dalam laporannya di Royal Society Open Science, dikutip dari Essential Baby.


Dalam studi ini ditemukan juga kalau makin muda usia istri, pasutri lebih mungkin tinggal bersama ibu sang istri dan memiliki tingkat kesuburan yang lebih rendah. Terus, kenapa ya tinggal bareng ibu atau ibu mertua berkaitan sama jumlah anak? Dari sudut pandang antropologi, peneliti berasumsi kalau ibu juga berperan dalam memberi masukan kepada pasutri untuk memiliki anak dengan berbagai pertimbangan.

Ya, walaupun ini tergantung juga dari bagaimana nilai yang berlaku di keluarga. Sehingga, bisa aja kehadiran ibu di rumah tangga pasutri nggak memengaruhi jumlah anak. Tapi yang pasti, kata peneliti wanita yang melahirkan di usia terlaly muda punya kemungkinan lebih tinggi tinggal sama ibunya dan memiliki fertilitas yang lebih rendah.

"Dari segi sosioekonomi, bisa ditilik juga ketika wanita tinggal seatap dengan ibu atau ibu mertua, mereka mungkin menghadapai persoalan yang lebih rumit yang pada akhirnya berkaitan dengan keputusan berapa anak yang ingin mereka punya," kata peneliti.

Ditekankan peneliti, studi ini menemukan adanya hubungan tinggal bersama ibu atau ibu mertua dengan jumlah anak yang dimiliki pasangan tapi belum menemukan adanya hubungan sebab akibat. Maka dari itu, penting banget dilakukan penelitian lebih lanjut soal kaitan dua hal ini, Bun. Nah, bicara soal perencanaan keluarga, ini memang penting banget dimiliki pasangan bahkan sebelum menikah.



Seperti kata dr Dyana Safitri, SpOG dari Siloam Hospitals Lippo Village setelah menikah penting untuk pasangan merencanakan menunda momongan atau tidak. Kemudian, setelah anak pertama lahir ditentukan juga nih, Bun, berapa tahun jedanya. Kata dr Dyana, disarankan jeda melahirkan dan hamil anak selanjutnya minimal dua tahun karena di waktu itu kondisi fisik ibu sudah mulai pulih.

"Nah, untuk menunda kehamilan, diperlukan alat kontrasepsi yang pilihannya tergantung lagi pada keputusan pasutri. Jadi, punya anak berdasarkan rencana, bukan peluang," kata dr Dyana. (rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda