Jakarta -
Ketika anak menyatakan keinginannya untuk disunat, kadang kala kita sebagai orang tua ragu ya, Bun. Apa memang anak benar-benar sudah siap
disunat atau sekadar pengen aja, bahkan cuma ikut-ikutan teman?
Kalau kata psikolog anak dari Mentari Anakku, Firesta Farizal, yang akrab disapa Eta, ketika anak bilang mau sunat, kita perlu tanya nih apa sih yang dia tahu soal sunat. Karena, ketika anak cuma tahu yang enaknya saja misalkan habis sunat dibuatkan pesta terus dapat angpao, bisa jadi anak cuma ikut-ikutan sunat dan tertarik karena dengar cerita temannya.
"Beda kalau anak memang tahu disunat itu seperti apa, memang prosesnya agak sakit dan apa tujuannya, terus anak memang bilang siap disunat, itu artinya dia memang sudah siap sunat," kata Eta di sela-sela diskusi yang digelar Media Rumah Sunatan 'Revolusi Sirkumsisi Tanpa Jarum Suntik' di Hotel Puri Denpasar, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (14/11/2017).
Tanda lainnya anak sudah siap disunat, lanjut Eta, dia antusias banget, Bun, kalau diajak ngomong soal sunat. Apalagi, kalau anak memang paham banget
disunat terasa agak sakit tapi dia nggak masalah dengan itu. Eta menambahkan kita bisa lho mempersiapkan anak untuk sunat sejak kecil.
Artinya, kita ceritakan ke anak seperti apa proses sunat dan apa tujuannya, sehingga anak punya bayangan dan dia lebih siap kalau disunat. Ini bisa kita lakukan lewat baca buku cerita atau buku pengetahuan bareng anak. Kadang kala, omongan dari orang sekitar bisa bikin anak jadi takut disunat nih, Bun. Misalnya, katanya disunat sakit kayak digigit macan.
"Anak kan pemikirannya masih konkret. Kalau kayak gitu, kita ajak dia diskusi memang digigit macan kayak gimana. Berdarah-darah, tangannya sampai putus. Nah kalau disunat kan nggak kayak gitu," tambah Eta.
Padahal, kenyataannya teman anak atau saudaranya yang lain ada yang sudah
disunat tapi setelahnya baik-baik aja. Eta mengingatkan, dengan kita sering berdiskusi sama anak soal sunat, secara nggak langsung itu juga mempersiapkan anak untuk berani disunat, Bun.
(rdn)