Jakarta -
Kalau Bunda punya anak
balita alias usianya di bawah 5 tahun, pernah nggak mereka ngeyel ketika dikasih tahu kalau apa yang dilakukan salah? Duh, kalau sudah begitu rasa-rasanya pengen ngomel nggak sih, Bun, dengan bilang 'Ya ampun, Nak. Itu salah, kok ngeyel banget sih kamu,'.
Contohnya seperti yang dialami sahabat HaiBunda, Rissa. Si kecil yang berumur 3 tahun pakai sandal dengan posisi salah, sandal kiri di kaki kanan, sandal kanan di kaki kiri. Nggak pengen si kecil jatuh karena salah posisi pakai sandal, Rissa memberi tahu si bungsu kalau pakai sandalnya salah.
"Tapi dianya ngeyel. Tetap bilang pakai sandalnya udah benar. Akhirnya saya diemin. Setelah itu dia jalan beberapa langkah, jatuh dia. Baru deh dia tahu rasa dan mau nurut pas saya suruh ganti posisi sandalnya," kata Rissa.
Beda lagi sama bunda satu anak bernama Arum. Pernah suatu ketikka anaknya yang balita kekeuh ingin membuka botol minum sendiri. Karena nggak kunjung bisa, Arum menawarkan bantuan. Tapi, si anak ngotot dirinya bisa. "Saya sampai kesal sendiri karena kan buang-buang waktu," ujar Arum.
Kesal ya, Bun, kalau berada di posisi Rissa atau Arum. Tapi, sebenarnya di usia
balita anak memang lagi berada di fase sok tahu, demikian diungkapkan psikolog anak dan remaja dari RaQQi Human Development and Learning Centre, Ratih Zulhaqqi. Kata Ratih, sok tahu adalah fase perkembangan anak yang wajar.
"Toddler memang lagi sok tahu, sok bisa, sok ngerti dan kalau dibantuin malah marah-marah. Itu memang kayak gitu, dia lagi memainkan perannya sebagai toddler," ujar Ratih waktu berbincang sama HaiBunda.
Apa yang bisa dilakukan ketika si kecil sok tahu begitu? Ratih bilang, kita perlu kasih anak kesempatan melakukan sesuatu sendiri sampai akhirnya dia pun menyerah. Kalau yang dilakukan anak keliru, baiknya hindari bilang apa yang dilakukan anak salah, Bun. Lho, kenapa?
"Jangan menekankan salahnya di awal. Kalau balita dikasih tahu salah, dia langsung memproteksi dirinya. Jadi misal dia salah pakai sandal, kita bilang itu sandal kanan dipakai di kaki yang kanan. Sandal kiri dipakai di kaki kiri. 'Coba deh kamu pakai'," tutur Ratih.
Ketika di awal
balita sudah dinyatakan salah, secara nggak langsung kita menghakimi dia. Yang ada, anak justru makin nggak mau dibenerkan karena lagi-lagi, si kecil lagi berada di fase ketika dia merasa dirinya yang paling benar.
Tapi, nanti ketika waktu senggang, kita bisa masukkan pembelajaran soal kekeliruan yang dilakukan anak, Bun. Apalagi kalau kita mencontohkan ke anak yang benar itu kayak apa, anak bisa lebih mudah memahami kalau yang dia lakukan keliru.
(rdn)