Wisconsin, AS -
Memiliki lebih dari satu anak saja terkadang sulit untuk membagi perhatian. Tapi, nggak berlaku bagi
ibu bernama Cori Salchert (51). Ya, udah empat tahun dirinya menjadi perawat paliatif bagi anak-anak yang mengalami penyakit berat dan sudah berada di fase terminal.
"Saya sekarang merawat anak laki-laki usia tiga tahun, Charlie. Ia mengalami kerusakan otak yang tidak dapat dipulihkan dan telah lama menjalani prognosisnya setahun ini," ujar Cori dikutip dari Daily Mail.
Cori pertama kali mengadopsi bayi umur dua minggu yang diberi nama Emmalynn pada tahun 2013. Ia lahir dengan cacat otak. Si kecil Emmalyn tinggal selama 50 hari dalam perawatan keluarga, sebelum akhirnya meninggal di pelukan Cori.
"Tahun berikutnya kami mengadopsi Charlie yang berusia empat bulan yang mengalami kerusakan otak dan berakibat kekurangan oksigen. Dokter bilang dia tidak akan hidup lama, mungkin hanya dua tahun tapi baru-baru ini Charlie berhasil merayakan ulang tahunnya yang ketiga," ujar
ibu delapan anak ini.
Kata Cori, setiap hari memang penuh perjuangan, Bun, layaknya bayi-bayi yang sedang memperjuangkan hidupnya. Selain punya delapan anak biologis berusia 18-25 tahun, Cori dan pasangannya juga mengadopsi lima anak lain termasuk bayi kembar tiga denga berbagai diagnosis medis.
Meskipun mungkin bakal sedih banget mencintai anak-anak yang akhirnya akan meninggal, buat Cori bisa merawat mereka telah memberinya kesempatan untuk menyembuhkan dirinya dari trauma.
"Saat saya usia empat tahun, adik saya, Aime mengalami spinal meningitis yang menyebabkan otak rusak dan membuatnya buta serta kejang-kejang. Saat keluarga saya sudah tak sanggup merawatnya, ia kemudian dikirim ke rumah difabel. Waktu itu Aime sudah berusia lima tahun," tutur Cori dikutip dari People.
Kematian Aime sangat tragis, pada usia 11 tahun ia berjalan-jalan keluar melalui pintu yang nggak terkunci kemudian tenggelam di kolam. Hal tersebut menjadi trauma tersendiri bagi Cori.
"Bagian yang paling sulit adalah kondisi Aime yang sendirian. Dia sedang berjuang dan sendirian," ujar Cori.
Kejadian itulah yang membuatnya tergerak melakukan sebuah aksi agar anak-anak difabel yang hidup tanpa keluarga bisa merasakan cinta yang sama seperti mereka hidup dengan keluarganya sendiri.
"Saya tidak bisa mengubah fakta bahwa mereka akan mati, tapi saya bisa memastikan mereka tidak harus mati sendiri. Semua ini memang tidak mudah, tapi sangat bermanfaat," ungkap Cori.
Ibu asal Wisconsin AS ini telah membuat sebuah situs web dan halaman Facebook yang disebut Safe Haven 4 Babies. Ia membuat blog tentang perjalanannya merawat kebutuhan khusus bayi dan menyediakan sumber daya tentang cara mengadopsi atau mengasuh anak-anak dengan sakit stadium terminal.
Dalam situs web tersebut tertulis 'Keluarga kami dan keluarga lain siap dan berkemauan keras serta ingin menerima bayi dengan prognosis atau diagnosis. Kami mencintai mereka dan berusaha memberikan pengasuhan terbaik sebelum mereka meninggal.
(aci)