Tak sedikit perempuan yang kulitnya bermasalah saat hamil. Hal ini karena dipicu oleh hormon kehamilan, sehingga bisa menstimulasi produksi minyak alami di
kulit. Alhasil, muka jadi jerawatan deh. Hiks.
Biasanya saat lagi nggak hamil kita bisa pakai obat jerawat lebih 'bebas' ya, Bun. Sayangnya, menggunakan obat kimia nggak bisa digunakan secara bebas sewaktu kita hamil.
Tapi tenang, bukan berarti kita nggak bisa mengatasi jerawat saat hamil lho. Soalnya, ada berbagai bahan alami yang bisa membantu mengatasi jerawat seperti dirangkum HaiBunda berikut ini:
1. Baking SodaBaking soda bekerja dengan mengeringkan minyak pada kulit. Cara penggunaannya ambil 1 sendok makan baking soda dan campurkan dengan 1 sendok makan air. Aplikasikan ke daerah jerawat bukan seluruh wajah. Tunggu sampai kering lalu cuci dengan air hangat. Dengan demikian jerawat cepat kering dan dapat segera sembuh.
2. KunyitKunyit adalah antiseptik alami dan akan mengobati infeksi yang menyebabkan jerawat. Kunyit juga akan memperbaiki keseluruhan warna kulit dan tekstur. Caranya kita buat dulu pasta kunyit dengan mencampur 1/2 sendok teh bubuk kunyit dengan air. Oleskan ke jerawat, diamkan selama satu jam lalu cuci bersih. Gunakan pasta ini setiap hari untuk hasil yang efektif ya, Bun.
3. Minyak KelapaKarena sifat antimikroba yang terkandung di dalamnya, minyak kelapa bisa efektif melawan bakteri penyebab jerawat. Untuk pemakaiannya, pertama-tama cuci muka dan tepuk sampai kering. Oleskan minyak kelapa murni sebagai pelembap dan pijat ke daerah yang berjerawat. Lalu diamkan semalaman. Minyak kelapa ini nggak hanya akan melawan bakteri tapi juga akan melembapkan dan memberi nutrisi pada
kulit.
4. Cuka ApelCuka apel akan menyerap minyak di kulit sekaligus bertindak sebagai toner karena enzim alami yang ada di dalamnya. Cara pemakaiannya, campurian cuka sari apel dan air dengan perbandingan 1:3. Ambil bola kapas dan rendam dalam campuran lalu oleskan ke jerawat.
5. Aloe VeraAloe vera atau lidah buaya akan menyembuhkan jerawat secara efektif sekaligus meremajakan kulit. Untuk perawatan ini, pastikan kita membersihkan wajah terlebih dulu. Setelah itu ambil daun lidah buaya dan iris terbuka. Keruk gel pada daging lidah buaya dan tempatkan dalam wadah. Oleskan gel ke wajah dan biarkan selama satu jam sebelum membilasnya. Terapkan setiap malam sebelum tidur untuk hasil terbaik.
6. Minyak AtsiriMinyak atsiri seperti minyak pohon teh dan minyak lavender mengandung antioksidan, antimikroba dan menyeimbangkan kadar minyak. Untuk perawatan ini, ambil 1 tetes minyak lavender, 4-5 tetes minyak zaitun atau minyak kelapa dan 1-2 tetes minyak pohon teh. Campurkan atau aduk rata dan oleskan pada jerawat. Biarkan semalaman dan gunakan setiap malam di wajah yang udah dibersihkan lebih dulu untuk hasil terbaik. Sebelum menggunakan minyak esensial, konsultasikan dengan dokter untuk memastikan bahwa kita nggak alergi terhadap obat tersebut.
7. MaduMadu menciptakan sensasi menenangkan kulit karena memiliki khasiat antiseptik dan antibakteri. Bilas wajah dengan air hangat terlebih dulu, lalu oleskan madu ke jerawat. Biarkan selama 30 menit, lalu bilas.
8. Buah JerukLemon dan limau mengandung asam alfa hidroksi yang membantu mengecilkan pori-pori. Lemon dan limau juga mengandung sifat antibakteri sehingga bisa dibilang buah jeruk adalah agen exfoliant yang baik. Cara pemakaiannya, peras air jeruk nipis. Oleskan pada area yang terkena dengan menggunakan kapas. Biarkan selama 10 menit lalu bilas dengan air dingin. Lakukan tes kulit terlebih dahulu untuk mengetahui apakah kulit kita nggak alergi. Buah jeruk bisa menyebabkan luka bakar bila dioleskan langsung pada kulit sensitif jika nggak diencerkan.
Terlepas dari itu, kita semua tentunya memiliki jenis kulit yang berbeda dan nggak setiap obat akan menimbulkan reaksi sama untuk semua orang. Oleh karena itu, cobalah berbagai solusi untuk mencari tahu bahan apa yang sesuai untuk kita.
Kita dapat menguji kepekaan
kulit terhadap ramuan tersebut dengan melakukan pengujian pertama pada bagian kecil di lengan bawah. Jika timbul alergi di tangan, berkonsultasilah dengan dokter yang mungkin merekomendasikan solusi lainnya seperti rencana diet, suplemen atau probiotik untuk dikonsumsi secara oral atau topikal.
(rdn)