Jakarta -
Suatu kali saudara saya bilang,
anaknya yang kelas 5 SD selalu mengatakan nggak tahu saat ditanya cita-citanya. "Benar-benar nggak ada motivasinya nih anak," begitu ucap saudara saya.
Benarkah anak bilang begitu karena dirinya nggak punya motivasi? Kalau kata psikolog
anak dan keluarga, Roslina Verauli, sebenarnya nggak ada anak yang nggak termotivasi. Mungkin ya, Bun, anak kita termoitivasi di suatu bidang yang menurut kita itu adalah bidang 'nggak penting'.
Contohnya nih, anak termotivasi main game. Menurut kita nggak penting, tapi menurut anak, ternyata dengan main game dia menemukan hal yang disukai. Misalnya di situ dia jadi punya teman. Kalau itu alasannya, artinya anak termotivasi main game karena ternyata ada masalah dengan pertemanan.
"Nah, kalau anak ditanya mau main apa nggak tahu, nanti kalau besar mau jadi apa bilang nggak tahu juga, jangan-jangan anak terbiasa diarahkan. Soalnya kalau anak terbiasa diarahkan, di jadi terlihat nggak punya keinginan," tutur Vera, panggilan akrabnya, dalam talkshow 'Bersama Cerdaskan Anak Bangsa' yang digelar Cussons di Atrium Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Sabtu (24/2/2018).
Setiap orang termasuk anak-anak, sambung Vera, sebetulnya punya dorongan untuk mengaktulisasikan diri. Ketika dalam proses mengaktualisasikan diri dapat kritik negatif, otomatis penghayatan pada diri sendiri nggak dapat.
"Akibatnya konsep diri nggak berkembang optimal," tambah Vera.
Ketika impian anak selaras dengan kenyataan, maka penghayatannya sebagai individu tentang dirinya juga kongruen atau sesuai. "Impian masa kecil menentukan aksi individu di kemudian hari. Ayo kita bantu anak-anak mengenali impiannya, menggapainya," ajak Vera.
(Nurvita Indarini)