Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Respons Ini Bisa Kita Coba Saat Anak Bilang Ditinggalkan Temannya

Radian Nyi Sukmasari   |   HaiBunda

Rabu, 04 Apr 2018 07:05 WIB

Bun, teman aku ninggalin aku. Dia sudah punya teman baru.
Respons Ini Bisa Kita Coba Saat Anak Bilang Ditinggalkan Temannya/ Foto: Thinkstock
Jakarta - Anak-anak pasti senang saat punya banyak teman. Sehingga, ketika ada seorang teman yang dia rasa 'berpaling', anak bisa sedih luar biasa, Bun. Hal ini salah satunya dialami bocah 5 tahun bernama Cambelle.

Suatu hari saat menghadiri pesta, Cambelle menghampiri bundanya Allison Kimmey. Saat itu Cambelle bilang sahabatnya udah punya sahabat baru. Sedihlah hati Cambelle, Bun. Tahu putrinya sedih, Allison pun memberi sesuatu ke putrinya.

Allison mengatakan kita akan punya banyak teman yang berbeda seiring bertambahnya usia. Sehingga, sudah biasa tuh ketika ada orang yang datang dan pergi dalam kehidupan kita. Nah, Allison juga mengingatkan Cambelle bahwa ada keluarganya kok yang selalu ada untuknya.

"Lalu saya bilang ke dia ada satu orang yang selalu menghabiskan waktu bersamanya, menari bersama dia, menangis, memakai make up, dan tertawa bersama. Saya bertanya ke Cambelle apakah dia tahu siapa orang itu, Cambelle bilang nggak tahu. 'Dia adalah dirimu sendiri', jawab saya kala itu," kata Allison di halaman Instagram-nya.

Kata Allison dia ingin menekankan ke Cambelle kalau dia punya sahabat di dalam dirinya. Sehingga, apapun yang terjadi termasuk dengan teman kita, menurut Allison kita nggak perlu terlalu sedih karena kita punya diri sendiri yang jadi sahabat buat kita dan pastinya ada keluarga yang selalu ada untuk kita.



Saat membicarakan hal itu dengan Cambelle, Allison bilang itu juga sebagai pengingat dirinya, Bun. Ya, sering kali orang-orang punya banyak hal yang ingin dicapai kemudian membandingkannya dengan orang lain. Tapi, ingatkah kita akan diri kita sendiri yang sejatinya adalah sahabat kita?

"Jadi, kita perlu bertanya nih sudahkah kita menjadi sahabat untuk diri kita sendiri dan menjaga diri kita? Apakah kita sudah memenuhi kebutuhan diri ini, ketika butuh menangis dan merayakan kebahagiaan? Cinta pada diri sendiri dimulai ketika kita merasakan kedamaian dari luar dan menghubungkannya dengan apa yang ada di dalam diri kita," kata Allison.

Soal sahabat, Bun, anak-anak pastinya punya teman dekat ya. Nah, bukan nggak mungkin ada anak yang kita rasa bisa membawa pengaruh ke anak kita padahal dia adalah sahabatnya si kecil. Dengan kata lain, si kecil udah lengket banget sama temannya itu. Hmm, kalau kayak gitu sebagai orang tua kita perlu nih ngajak ngomong anak.

Kita sampaikan ke anak gimana pendapat kita tentang si teman pastinya disesuaikan dengan observasi kita, demikian disampaikan psikolog anak dari Tiga Generasi, Fathya Artha Utami. Jangan lupa, beri kesempatan anak untuk menyampaikan apa pemikirannya terkait si sahabat ya, Bun.

"Kita juga perlu lihat kondisi anak gimana. Kalau ternyata sahabatnya cuma satu, si teman itu aja kalau kita langsung larang anak main sama temannya kan anak jadi nggak punya teman. Makanya kita ajak ngomong anak pelan-pelan jangan sampai dia merasa dilarang berteman tapi kita ajak dia berpikir gimana perilaku temannya saat ini yang bikin bunda dan ayahnya khawatir," tutur Fathya.

(rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda