Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Pelajaran di Balik Kasus Balita yang Diserang Hewan Peliharaan

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Jumat, 11 May 2018 14:10 WIB

Amit-amit, jangan sampai kejadian lagi.
Pelajaran di Balik Kasus Balita yang Diserang Hewan Peliharaan/ Foto: Ilustrasi penemuan mayat bayi (Dok detikcom)
San Diego, California - Mungkin ini kesekian kalinya kita mendengar kasus anak diserang oleh anjing peliharaan. Jika seperti ini rasanya nggak tepat kalau menyalahkan hewan peliharaannya. Ya, karena mereka sejatinya nggak punya akal seperti manusia.

Baru-baru ini ada kasus yang sama dari kota San Diego, California. Bayi berusia dua bulan diserang oleh anjing pit bull milik tetangga. Si kecil, Jemma-Linda kala itu sedang tertidur di kursi bayi di halaman belakang.

Jemma-Linda padahal ditempatkan di sebelah ibunya. Saat itu ada tetangga yang sedang memegang anjing peliharaannya dengan tali. Si anjing menyentuh kursi bayi dengan cakarnya. Menurut polisi San Diego Letnan Jason Weeden, yang dilakukan si anjing menyebabkan kursi bayi bergoyang ke depan yang diduga mengejutkan anjing dan memicu serangan itu.

Pelajaran di Balik Kasus Balita yang Diserang Hewan PeliharaanPerawakan anjing jenis Pit Bull, seperti di kasus Jenna-Linda/ Foto: Andhika Dwi


"Bayi itu mengalami luka serius di kepala, hidung, dan wajahnya, termasuk tengkorak yang retak dan luka parah di matanya. Kami diberitahu oleh dokter bahwa banyak tulang di wajahnya telah rusak karena serangan itu. Hidung si anak patah, lubang matanya bocor, rahangnya bergeser, tengkorak retak, bibir sobek, otak tertusuk, dan retakan di belakang telinganya," tutur Shermane Eugene, kakak perempuan Jemma, dikutip dari halaman Go Fund Me.

Setelah Jemma-Linda tiba di rumah sakit dalam kondisi kritis, dokter memperingatkan keluarga bahwa komplikasi dari luka-lukanya mungkin akan berisiko ketidakmampuan untuk berkembang dengan baik secara mental. Jemma-Linda bisa juga membutuhkan operasi plastik di masa depan untuk mengganti rahangnya yang dislokasi. Namun, untungnya, Jemma-Linda mengalami kemajuan dalam recovery-nya.

"Ketika dia pertama kali tiba di sini, dia kehilangan banyak darah dan butuh transfusi darah. Tapi sekarang bengkaknya sudah membaik, dia membuka matanya hari ini. Hasil MRI menunjukkan tidak ada luka internal lain pada saat ini. Untung Jemma-Linda segera ditangani sehingga dia nggak berisiko cacat mental atau fisik apa pun saat ini," tutur sang ibu, Xochitl Gonzalez, dikutip dari Cafe Mom.

Sejak insiden itu, Jemma-Linda telah menjalani dua operasi termasuk rekonstruksi hidung lengkap dan memiliki pelat logam yang ditempatkan di tengkoraknya. Dia diperkirakan akan tetap di rumah sakit selama beberapa minggu tetapi nggak ada operasi lain yang dibutuhkan.



"Sebelum saya datang ke sini, dia membuka matanya dan mengerakkan tubuhnya, jadi untungnya dia tidak lumpuh. Namun, saluran air matanya robek, dan mereka mencoba mencari tahu bagaimana mereka akan merekonstruksi bagian itu," tutur sang ibu.

Kini, menurut Direktur Layanan Hewan Wilayah Dan DeSousa, anjing berusia 20 bulan itu telah di-eutanasia (dimatikan secara sengaja) sesuai permintaan pemiliknya.

Pelajaran di Balik Kasus Balita yang Diserang Hewan PeliharaanPelajaran di Balik Kasus Balita yang Diserang Hewan Peliharaan/ Foto: Go Fund Me/ Jemma-Linda's Recovery


Sementara gadis kecil yang kuat itu terus berjuang untuk sembuh. Ibu dan empat saudara kandungnya hanya bisa berdoa dan bersyukur atas proses penyembuhannya yang cukup cepat.

"Saya pikir anak saya sudah meninggal. Saya tidak pernah membayangkan seorang bayi usia dua bulan bisa melalui sesuatu seperti ini. Saya mencoba menerima segalanya dan bersyukur bahwa dia masih hidup. Untuk sebagian besar itu adalah berkah dan dia hanyalah makhluk kecil yang kuat, berani, menakjubkan," kata sang ibu.

Kasus ini sekiranya menjadi pelajaran bagi orang tua, Bun. Jangan pernah sekali-kali percaya dengan hewan peliharaan sekalipun mereka setia dan jinak. Kita nggak bisa menebak kapan naluri pemangsa mereka keluar. Jika masih bayi sebaiknya tetap gendong dan selalu berada di dekapan. Jika anak sudah agak besar, ajarkan sejak usia dini untuk nggak menyentuh anjing atau menepuk anjing secara sembarangan. Hal ini disampaikan oleh Kathy Clayton dari KC Dog School di Johannesburg, dikutip dari News 24.

"Jika seorang anak bertemu dengan seekor anjing yang bukan miliknya, mereka harus selalu meminta izin dari pemiliknya untuk menepuk anjing tersebut. Anak-anak perlu diajarkan untuk tidak berlari ke anjing dan memeluknya. Ini sangat berbahaya," kata Kathy.

Jangan pernah meninggalkan anak sendirian dengan anjing. Menurut Kathy, banyak hal terjadi begitu cepat, anak mungkin menarik rambut atau ekor anjing atau bagian tubuh lain. Anak-anak juga bisa jatuh ke anjing dan membuatnya takut, terutama jika sedang tidur.

Lalu, apa yang harus dilakukan ketika seekor anjing menggigit anak? Jika diserang oleh anjing liar atau sakit, yang berperilaku aneh atau menyerang tanpa alasan, mungkin ada risiko rabies, hal ini diutarakan oleh Institut Nasional untuk Penyakit yang Dapat Menular (NICD).

Dokter harus menilai risiko dan jika perlu memberi anak program vaksinasi rabies dan dalam beberapa kasus imunoglobulin rabies. Gigitan anjing bisa menjadi infeksius, menularkan tetanus atau dalam kasus rabies langka. Jika kulit sudah tertusuk, segera pergi ke dokter untuk membersihkan lukanya. Dokter harus memastikan memiliki suntikan tetanus dan mungkin meresepkan antibiotik.

(rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda