Jakarta -
Ada orang yang tampilannya selalu wow dari ujung rambut sampai ujung kaki, menggunakan barang-barang bermerek, selalu update mode, coba-coba makanan yang sedang tren, dan liburan ke mana-mana. Tapi ternyata tabungannya hampir selalu nggak bersisa. Ini namanya look rich atau kelihatan kaya.
Tapi ada juga orang yang bajunya sepertinya itu-itu saja, jarang sekali jalan-jalan, bahkan perawatan ke salon aja nggak pernah. Namun saat dilihat tabungannya bikin orang lain berdecak. Belum lagi
investasinya yang juga banyak. Ini namanya be rich.
"Prefer look rich atau be rich? Sering banyak yang bilang maunya be rich, tapi kalau lihat mutasi rekening bank nggak mengatakan demikian," ujar financial planner dan founder ZAP Finance, Prita Ghozie, dalam Cerita Bunda bersama Sinarmas MSIG Life 'Perlukah Membedakan Investasi Anak Sesuai Usianya Sebagai Parenials?' yang digelar di Beranda Kitchen, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (12/5/2018).
Untuk menjadi be rich, sambung Prita, memang nggak gampang. Gaya hidup seseorang sering kali ikut meningkat sesuai dengan peningkatan penghasilan. Tapi amit-amit ya, jangan sampai kita tekor hanya gara-gara gaya hidup tinggi sehingga melebihi pemasukan.
"Tapi kalau saya nggak mau kece tapi kere, karena itu harus punya prioritas," lanjut Prita.
Mau tampil kece bukan kesalahan, tapi jangan membabi-buta. Jadi nih, kita perlu punya prioritas dalam hidup. Kita mau ngapain sih dalam hidup ini. Apa yang akan kita siapkan untuk masa depan, Jangan sampai semua habis hanya untuk mengejar gaya hidup yang tinggi dan serba wow.
Baiknya kita alokasikan juga nih, Bun, dana untuk beauty, untuk jalan-jalan dan life style kita. Misalnya kalau gaji kita Rp 10 juta, untuk orang yang suka bergaya bisa alokasikan 10 persen dari Rp 10 juta untuk keperluan beauty. Hal yang sama juga untuk keperluan liburan dan sebagainya.
Prita juga mengingatkan untuk nggak lupa
berinvestasi demi masa depan. Untuk jangka panjang bisa berinvestasi dengan berbasis saham, Bun. Menabung juga bisa sih buat investasi, tapi kalau semua uang untuk nabung nanti kita nggak belanja-belanja, Bun, he-he-he. Intinya proporsional dan tetapkan prioritas sih.
(Nurvita Indarini)