Jakarta -
Setiap
anak itu unik dan punya kemampuan masing-masing. Nah, sebagai ibu nggak bisa dipungkiri kalau hati ini kesal bahkan baper ketika anak kita dibanding-bandingkan dengan anak lain. Ya nggak, Bun?
Salah satu momen yang bisa bikin anak kita dibanding-bandingkan dengan anak lain adalah saat kumpul keluarga ketika Lebaran nih. Ya, anak akan bertemu sepupunya dan nggak jarang momen kayak gini pun jadi ajang membanding-bandingkan anak. Contohnya anak kita umur 14 bulan belum bisa jalan sedangkan dulu sepupunya baru umur 12 bulan udah bisa jalan.
Kesal ya, Bun, dibuatnya? Memang, kalau sedang kumpul keluarga banyak topik-topik yang tidak bisa kita hindari salah satunya soal anak, demikian disampaikan psikolog anak dari Tiga Generasi, Fathya Artha Utami. Misalnya nih, Bun, perkataan 'Kok anak kamu belum bisa ngomong, itu sepupunya udah lancar ngomong'. Atau, anak kita dikomentari kurus.
"Kalau komentar kayak gitu dibicarakan di depan
anak, sebaiknya orang tua bisa menanggapi sambil memberikan satu kalimat pujian untuk anak. Misalnya anak dibilang kurus, kita bisa sampaikan 'Oh iya kurus ya tante, tapi adek makannya hebat lho tante'" kata Fathya waktu ngobrol sama HaiBunda.
Kemudian, jangan lupa mendistraksi anak untuk bermain atau beraktivitas lain, Bun. Dengan begitu anak jauh dari obrolan tersebut. Acara kumpul keluarga terlebih keluarga besar memang bisa jadi ajang membanding-bandingkan anak. Bahkan nggak cuma anak, segala aspek kehidupan kita pun bisa aja jadi bahan perbincangan ya, Bun, atau lebih tepatnya nyinyiran.
Cuma, hati ini bisa sedih dan kesal ketika kehidupan kita dijadikan bahan nyinyiran. Nah, untuk menghadapi nyinyiran orang kita perlu tahu dulu nih tujuan dia berkomentar yang nggak enak di telinga karena peduli atau sekadar ingin nyinyiri. Kata psikolog keluarga Anna Surti Ariani yang akrab disapa Nina ketika orang cuma mau tahu atau nyinyiri pertanyaannya sekadar basa-basi dan nggak ada lanjutan dari pertanyaan itu, Bun.
Beda ketika orang tersebut peduli dia akan bertanya lebih lanjut dan memang benar-benar pengen tahu apa yang terjadi dengan kita. Nah, kalau kita cuma dinyinyiri cara terbaik meresponsnya menurut Nina adalah tersenyum kemudian alihkan bahan perbincangan ke hal lain supaya
anak kita nggak lagi jadi bahan pembicaraan. Kalau memang nyinyiran tersebut masih menyebalkan, dengan sopan kita tinggalkan aja orang yang nyinyir itu. Jangan lupa, cueki semua omongan tersebut ya, Bun. Ibaratnya masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Karena kalau kita masukkan dalam hati apa yang disampaikan bisa bikin 'makan hati' dan ini nggak baik buat kesehatan mental kita.
(rdn)