Jakarta -
Pekan ini
negara Kroasia akan maju ke babak final piala dunia 2018. Menariknya, banyak orang-orang yang ternyata belum terlalu mengenal negara Kroasia. Mulai dari letak negaranya di peta, bahasa sampai kebudayaannya. Nah, kebudayaan negara Kroasia ini cukup kaya, Bun, salah satunya bisa kita lihat dari permainan tradisionalnya.
Ternyata, beberapa permainan di sana masih populer dan dimainkan oleh anak-anak di negara Kroasia. Apa aja ya permainannya? Berikut telah HaiBunda rangkum dari berbagai sumber tentang permainan anak dari negara Kroasia.
1. Brusim, Brusim SkariceBrusim, brusim skarice jika diterjemahkan artinya 'Saya sedang menajamkan, menajamkan gunting'. Tenang, Bun, anak-anak yang melakukan permainan ini nggak menggunakan gunting sungguhan kok. Permainan ini biasanya dimainkan di sebuah kebun atau tempat dengan banyak pohon. Satu pemain mengambil dua cabang pohon terpisah dan menyilangkannya satu sama lain seolah-olah itu adalah gunting. Tugas pemain yang mengambil cabang pohon adalah menangkap pemain lain. Namun, selama pemain lain secara fisik menyentuh salah satu pohon di sekitarnya, mereka dianggap 'aman'.
Namun, ada aturan bahwa setiap pohon hanya boleh ditempati satu pemain saja dan yang menyentuhnya duluan. Ini berarti pemain harus berlari menuju pohon yang lain kalau di satu pohon udah ada pemain lain. Hal itu bisa memberikan kesempatan bagi penangkap untuk menemukan korbannya. Jika semua pemain berhasil berputar mengelilingi pohon setidaknya sekali, penangkapnya akan kalah. Jika dia berhasil menyentuh korban tanpa pohon dengan dahannya, pemain yang tertangkap menjadi penangkap dan permainan dimulai lagi. Hmm mirip benteng ya, Bun tapi bedanya bentengnya banyak.
 Foto: thinkstock |
2. Slijepi NisAnak-anak Kroasia terkadang menggambarkan kelelawar sebagai slijepi mis yakni tikus buta. Dalam permainan ini, satu pemain menutup mata dan berputar. Dia kemudian mencoba menangkap pemain lain yang menggunakan teriakan untuk memandu si 'slijepi mis' ke arah yang berlawanan dari mereka. Begitu dia menangkap seseorang, dia harus menyentuh wajahnya dan mengenali orang yang dimaksud. Jika si penangkap berhasil, pemain yang tertangkap menjadi 'slijepi mis' selanjutnya.
 Foto: thinkstock |
3. Cida-CiskapaIni adalah permainan yang paling sering dikaitkan dengan gembala dan biasanya dimainkan di padang rumput. Satu pemain melepas topi atau sepatunya dan menaruhnya di tanah. Dia kemudian memprovokasi peserta lain untuk menyentuh topi atau sepatunya dengan kaki mereka.
Pemain itu harus menjaga topinya dengan baik,m. Tapi ketika seseorang benar-benar berhasil menyentuh sepatu atau topi, sang pemukul memiliki hak untuk menangkap si pemiliknya. Namun, jika pemilik topi menyentuh topi itu lagi, sang pemukul harus menangkap peserta lain. Dengan kata lain, orang terakhir yang menyentuh topi boleh ditangkap dan jika tertangkap, dia harus melepas topinya dan menjadi penangkap baru.
4. KonacKonac dimainkan di pulau-pulau kecil di
negara Kroasia. Dibutuhkan seutas tali atau dalam bahasa Kroasia disebut Konac yang dipotong jadi beberapa bagian. Jumlah potongan sesuai dengan setengah jumlah pemain. Jadi jika sepuluh orang bermain, konac akan dipotong menjadi lima bagian. Nah, satu orang pemain bertugas menggoyangkan tali di tangannya dengan posisi hanya ujung tali yang menjulur di antara jari-jarinya. Sekarang semua pemain lain harus memegang satu ujung tali.
Setelah tali dilepaskan dari tangan pemain pertama, masing-masing pemain melihat siapa yang memegang ujung tapi yang lain. Kedua orang ini seharusnya berciuman. Jika tidak ingin mencium orang yang memegang ujung lain tali, kita akan keluar dari permainan. Aduh ada-ada saja ya permainan ini.
 Foto: thinkstock |
5. PiljenjeIni adalah permainan yang meniru induk ayam. Sangat populer di kalangan anak perempuan di masa lalu. Cara memainkannya adalah salah satu dari anak perempuan yang bermain meletakkan tangannya di tanah dan mengangkat telapak tangannya, sehingga hanya ujung jari-jarinya yang menyentuh tanah. Kemudian dia menempatkan kerikil kecil di depan setiap ruang di antara jari-jarinya. Kerikil kecil itu diibaratkan anak ayam.
Mirip permainan bola bekel, satu kerikil diambil dan dilempar ke atas. Saat kerikil terlempar, kita harus meletakkan kerikil lain di bawah telapak tangan. Hal ini karena jika dianalogikan dengan binatang yang sesungguhnya, seekor ayam betina pasti menempatkan anak-anaknya di bawah pantatnya. Yang penting adalah bisa menangkap kerikil yang dilempar tadi. Jika berhasil, kita bisa terus mengumpulkan 'anak ayam' dengan lemparan baru.
Gimana, Bun, tertarik mengajak anak melakukan permainan dari
negara Kroasia ini?
(rdn)