Oadby, Leicestershire -
Nggak ada yang menyangka kalau benda yang dianggap aman malah membahayakan anak. Terkadang kita sebagai orang tua lalai dengan hal-hal kecil seperti ini. Beberapa waktu lalu, seorang bocah 10 tahun, Layla Fisher mengalami luka bakar pada kulit jarinya setelah membuat
slime sendiri di rumah. Rupanya ia mendapatkan tutorial bikin slime di internet.
Layla Fisher tanpa sadar membakar kulitnya dengan mencampur bahan-bahan untuk membuat slime yakni lem PVA, foam cukur dan larutan untuk lensa kontak yang mengandung larutan kimia boraks yang kuat. Sang ibu, Gemma Williams, percaya bahwa penyebab kulit putrinya melepuh adalah boraks yang bisa terkandung di cairan lensa kontak. Boraks sendiri biasanya ditemukan dalam produk pembersih rumah tangga, Bun,
Ibu dua anak ini berbagi foto luka bakar putrinya untuk memperingatkan orang tua plus anak-anak yang mengikuti instruksi online bahwa cara membuat slime ini berpotensi berbahaya.
"Kami terkejut ketika Layla mendapat luka bakar yang mengerikan ini dan dokter bilang lukanya itu adalah luka bakar kimia dari slime yang dia buat. Lukanya benar-benar tampak sakit dan semakin memburuk seiring waktu. Luka bakar menyebabkan semua kulitnya terlepas dan jari-jarinya lecet," kata Gemma dilansir Metro.
Menurut Gemma, hal itu cukup buruk tapi bisa jadi jauh lebih buruk. Dengan bahan kimia seperti ini, bukan hanya masalah kulit yang perlu kita pertimbangkan, tapi kita juga perlu khawatir juga dengan asap kimianya, Bun. Hal itu tentu bisa berakibat fatal. Layla rupanya juga telah berkali-kali membuat slime sebelumnya.
Menggunakan bahan-bahan yang ditemukan di rumah, termasuk pewarna makanan dan glitter, Layla membuat mainan dan bermain. Lukanya itu terjadi selang beberapa jam sebelum Layla menyimpan slimenya di wadah. Layla mengatakan jari-jarinya gatal malam itu, tetapi keesokan paginya makin buruk, kulitnya makin lecet.
 Hiks! Kulit Bocah Ini Melepuh Setelah Bikin Slime/Foto: Instagram/ Istimewa |
"Dia telah membuat slime sendiri selama beberapa minggu. Layla membuat 30 jenis slime dari waktu ke waktu. Kami tidak tahu apa yang salah dengan mainan anak zaman sekarang, tapi yang jelas ramuan yang dipakai itu salah. Slime benar-benar digilai anak-anak seusia Layla. Anak-anak bermain-main dengan itu, menempelkan jari-jari mereka di dalamnya, menariknya dan kemudian meletakkannya di dalam sebuah wadah," tambah Gemma.
Kata Gemma bahkan ada beberapa orang tua yang menyelenggarakan pesta slime di mana anak-anak membuat slime dan memamerkannya. Orang tua Layla sempat mengunjungi departemen A & E Leicester Royal di mana dokter mengungkapkan luka bakar telah berkembang menjadi infeksi kulit impetigo. Layla kemudian diresepkan antibiotik oral dan disarankan untuk menggunakan krim agar kulitnya tetap lembap.
"Saya mulai bermain dengan slime karena semua teman saya dan saya hanya ingin bergabung. Saya pikir itu sangat keren. Rasanya sangat asyik melihat slime dimainkan, tetapi ternyata malah merusak jari-jari saya. Terakhir kali saya bermain slime, saya hanya mencari resep itu. Slime terasa sedikit lebih pulen dari biasanya, tetapi saya merasa itu baik-baik saja. Saya juga merasa malu karena lukanya terlihat mengerikan. Saya tidak ingin itu terjadi pada siapa pun lagi, itu adalah barang beracun," kata Layla.
Soal luka bakar akibat slime, ahli luka bakar dari Staten Island University Hospital di New York, Dr Michael Cooper menyebut sedikitnya ada tiga faktor yang menyebabkan luka bakar. Pertama lamanya kontak dengan bahan kimia atau sumber panas, lalu yang kedua adalah kekuatan dari sumber panas.
"Terakhir, ketebalan kulit juga berperan, dan anak-anak punya kulit yang lebih tipis," jelas Cooper dikutip dari detikHealth.
Slime buatan sendiri biasanya menggunakan campuran lem cair dan boraks gliserin, yang dalam keseharian dikenal sebagai GOM obat sariawan. Ketika dicampurkan, terlebih dahulu bahan tersebut diencerkan dengan air sehingga tidak terlalu pekat.
Menurut Cooper, boraks jarang menjadi pemicu luka bakar mengingat bahan tersebut hanya dikategorikan sebagai iritan ringan. Namun untuk menghindari risiko yang nggak diinginkan, maka nggak ada salahnya membatasi kontak dengan bahan tersebut agar nggak berlebihan dan jangan lupa untuk selalu mencuci tangan sesudah memainkan
slime.
(rdn)