Jakarta -
Stunting adalah perawakan pendek yang diakibatkan oleh kondisi kesehatan yang suboptimal terutama kuantitas dan kualitas asupan makanan yang salah. Dari tiga nutrisi inti yang diperlukan tubuh, kualitas dan kuantitas asupan protein sangat penting untuk mencegah stunting, Bun.
Menurut Dr dr Damayanti R Sjarif SpA(K), konsultan nutrisi dan penyakit metabolik dari FKUI dan RSCM, stunting dapat dicegah dengan memperhatikan kuantitas dan kualitas protein yang dikonsumsi balita.
"Menurut penelitian anak yang mendapat protein 15 persen dari total asupan kalori, mempunyai tinggi badan yang lebih dibandingkan anak yang mendapat protein tujuh setengah persen dari total kalori," kata dr Damayanti di acara Diskusi Media '
Stunting, Gagal Tumbuh dan Bagaimana Mencegahnya' di Riung Sunda Cikini, baru-baru ini.
Kata dr Damayanti, sumber protein pertama dengan porsi 15 persen adalah protein hewani seperti susu, telur dan ayam yang mengandung asam amino esensial. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas protein juga kritis untuk pertumbuhan linear.
"Sebuah penelitian mengambil sampel sebanyak 5.703 rumah tangga di daerah perkotaan Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya menunjukkan konsumsi protein hewani hanya 5,74 persen dari 15 persen. Artinya masih sedikit sekali masyarakat yang memperhatikan kualitas dan kuantitas asupan protein," imbuh dr Damayanti.
Untuk itu anak khususnya batita, dianjurkan mengonsumsi 1,1 gram protein per kilogram berat badan setiap hari. Kata dr Damayanti, proteinnya yang berkualitas tinggi ya, Bun, dalam arti mengandung asam amino esensial lengkap. Nah, protein berkualitas tinggi bisa didapat dari sumber hewani seperti daging sapi, ayam, ikan, telur atau susu.
(rdn)