Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Mengenal GHD, Salah Satu Penyebab Gangguan Tumbuh Kembang Anak

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Kamis, 26 Jul 2018 17:55 WIB

Salah satu penyebab terganggunya tumbuh kembang anak adalah Growth Hormone Deficiency (GHD). Apa itu GHD?
Ilustrasi gangguan tumbuh kembang anak/ Foto: thinkstock
Jakarta - Seringkali perawakan pendek jadi salah satu alasan orang tua membawa anak konsultasi ke dokter. Nah, tahu nggak, Bun, salah satu gangguan tumbuh kembang anak yang belum banyak dikenal oleh masyarakat adalah Growth Hormone Deficiency (GHD) atau defisiensi hormon pertumbuhan.

Ahli endokrinologi anak Dr dr Aman Bhakti Pulungan SpA(K) FAAP menjelaskan GHD muncul ketika tubuh anak nggak mampu menghasilkan hormon pertumbuhan yang cukup untuk proses pertambahan ukuran tubuh sesuai usianya. Padahal hormon pertumbuhan membantu anak-anak agar tumbuh tinggi.

"Hormon ini diproduksi oleh kelenjar pituitari (kelenjar kecil di dalam otak), yang mengalir di dalam darah ke seluruh tubuh untuk membantu manusia menjalankan fungsinya secara kompleks, khususnya pertumbuhan," kata dr Aman di acara Media Briefing 'Mengenal Masalah Pendek pada Anak' di Restoran Seribu Rasa Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (26/7/2018).



dr Aman bilang anak-anak dengan GHD mengalami pertumbuhan yang lebih lambat dibanding anak-anak lain pada usia yang sama. Umumnya anak-anak dengan GHD mengalami keterlambatan pertumbuhan hingga 5,08 cm per tahun.

"Terlihat lebih gemuk di usianya, alat reproduksinya nggak berkembang secara sempurna, perkembangan tulang di tengah wajah yang lemah juga merupakan pertanda hormon pertumbuhan yang nggak mencukupi. Walaupun bukan penyakit keturunan, tapi sejumlah kecil kasus GHD ditemukan pada kakak beradik," lanjut dr Aman.

Penanganan yang terlambat pad anak dengan GHD akan mengakibatkan anak sulit mengejar ketinggalan tinggi tubuh yag ideal sesuai usianya. Saat dewasa, anak berisikio mengalami perubahan fungsional yang nggak spesifik.

"Contohnya seperti perubahan kesehatan fisik dan mental, fungsi jantung dan parameter metabolik. Tapi, orang dewasa dengan GHD memiliki kemungkinan mengalami tingkat energi dan libido yang rendah dibandingkan dengan orang dewasa normal," tutur dr Aman.

dr Aman menambahkan dengan perkembangan sains dan teknologi dalam bidang kesehatan, GHD sudah dapat diterapi dengan recombinant human growth hormone (r-hGH) yang identik dengan somatotropin yang diproduksi di kelenjar pituitari.

"Anak GHD sama anak kekurangan gizi jelas berbeda. Anak GHD memiliki masa pengobatan atau terapi yang signifikan yaitu usia tiga tahun sampai pubertas alias sampai tulangnya menutup," kata dr Aman.

(rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda