Jakarta -
Ternyata nggak semua
anak kurang mampu yang diasuh yayasan nggak punya orang tua lho, Bun. Padahal sebaiknya anak kurang mampu ini mendapat pengasuhan dari keluarganya, bukan yayasan.
Data dari Yayasan Sayangi Tunas Cilik menyebutkan 90 persen dari 500 ribu anak yang tinggal di 8.000 Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) ternyata masih memiliki orang tua. Ada berbagai alasan nih, kenapa anak-anak tidak mampun ini dititipkan ke yayasan. Tapi umumnya ekonomi jadi alasan utama.
Fajar Jasmin, Sekretaris Yayasan Sayangi Tunas Cilik, bilang seharusnya ini tidak terjadi. Anak yang kurang mampu harus lebih dulu di bawah tanggung jawab keluarga.
"Tahapannya, jika memang tidak ada orang tua, maka harus di bawah pengasuhan keluarga. Jika tidak ada keluarga yang mampu, anak diasuh oleh orang tua angkat. Bila tidak ada juga, barulah kemudian diasuh oleh yayasan," ujar Fajar dalam pemaparan di acara 'Penyerahan Donasi Pelanggan The Body Shop untuk Program Family First Kepada Yayasan Sayangi Tunas Cilik' di Mal Pasific Place, Jakarta, baru-baru ini.
"Tapi yang ada saat ini adalah ketika ada
anak yang memiliki orang tua tidak mampu, langsung dikirim ke yayasan. Inilah kenapa yayasan saat ini jadi lebih mirip tempat penitipan," imbuhnya.
 Penyerahan Donasi Pelanggan The Body Shop untuk Program Family First Kepada Yayasan Sayangi Tunas Cilik/ Foto: Zika Zakiya |
Fajar bersama Yayasan Sayangi Tunas Cilik memiliki prinsip berbeda dalam membantu anak-anak kurang mampu. Mereka mencoba dengan cara menangkal masalah yang dimiliki setiap keluarga tidak mampu yaitu ekonomi. Akan ada bantuan berupa sumber pemasukan, seperti mesin jahit atau alat kelengkapan kerja lain, yang didonasikan pada keluarga bersangkutan. Dengan demikian, anak tetap bisa tumbuh dalam kasih sayang dari keluarga mereka.
Program ini bernama Family First yang bekerja sama dengan Kementerian Sosial (Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak). Tujuannya memastikan anak-anak dapat bertumbuh kembang dengan kasih sayang dari keluarga mereka. Program ini juga mencegah dan meresposn berbagai kasus kekerasan, penelantaran, dan eksploitasi terhadap anak.
Atas nilai yang dianut oleh yayasan ini, diberikan bantuan senilai lebih dari Rp 620 juta dari The Body Shop Indonesia. Donasi ini merupakan hasil sumbangan dari para pembeli The Body Shop secara sukarela dalam kurun waktu tujuh pekan.
"Donasi di toko bukanlah hal baru, tapi donasi dengan kerelaan tersendiri dari pembeli adalah hal berbeda," kata Aryo Widiwardhono selaku CEO The Body Shop Indonesia, saat berbincang di kesempatan yang sama.
"Kami tidak hanya menyediakan perlengkapan yang membuat seseorang feel pretty, tapi juga membuat mereka merasa feel good," tambahnya.
Program Family First juga terpilih sebagai Signature Program oleh Save the Children International sebagai program perlindungan
anak untuk periode 2014-2021. Sebab program ini telah terbukti mampu meningkatkan dan memperluas program di 9 wilayah pada 4 provinsi yakni Lampung, Cianjur, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Cimahi, Yogyakarta, Sumba, serta Kupang.
(ziz)