Jakarta -
Satu hari, anak Bunda
tidak masuk sekolah karena kondisinya kurang sehat. Istirahat di rumah, si kecil lantas menghabiskan waktu seharian dengan menonton TV atau main games di
smartphone.
Bunda sulit membatasinya, demi menjaga
mood anak agar tetap mau makan dan lekas kembali fit. Selama dua atau tiga hari di rumah, kemudian bebas dari aktivitas belajar, anak bisa jadi ketagihan.
Di sinilah 'kreativitas' anak muncul untuk mencari alasan ketika di lain hari
malas pergi ke sekolah. Ya, berpura-pura sakit! Bunda pernah mengalaminya dan bingung harus berbuat apa? Coba deh simak dua tips berikut.
1. Kenali rasa takut anakBiasanya, rasa takut menghantui anak dalam masa transisi dari taman kanak-kanak ke sekolah dasar. Ini tantangan berat bagi anak maupun orang tua. Ada anak yang tidak mau belajar di kelas kalau Bunda tidak menemaninya. Bisa jadi anak merasa takut dengan lingkungan baru, guru baru dan teman-teman baru. Bunda harus kerja keras nih, meyakinkan sang buah hati agar tetap merasa nyaman berada di sekolah.
Diselimuti rasa takut, anak kemudian merasa perutnya sakit dan nggak mau berangkat ke sekolah. "Coba katakan, kadang perut terasa sakit kalau kita merasa cemas. Tapi, kalau rasa takut itu pergi, sakit perut juga akan hilang," ujar psikoterapis asal Amerika Serikat, Jenn Mann, dikutip dari
Parents.
2. Kurangi aktivitas menyenangkanDi sekolah dasar sangat berbeda dengan taman kanak-kanak, yang lebih banyak kegiatan bermain. Ketika anak bosan dengan rutinitas belajar di sekolah, anak akan berpikir lebih senang bermain di rumah. Baiknya, Bunda mulai membatasi aktivitas menyenangkan di rumah seperti menonton TV, main games, atau main bersama teman-temannya di luar rumah.
 Ilustrasi anak malas ke sekolah berpura-pura sakit/ Foto: Istock |
Psikolog anak Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengatakan, kalau anak terserang 'virus malas' berangkat ke sekolah, Bunda bisa membujuknya dengan cerita positif tentang sekolah. Ia juga menyarankan agar Bunda memastikan kualitas tidur anak terjaga, sehingga bangun pagi dengan rasa senang dan antusias pergi ke sekolah.
"Seringkali tidur anak kurang karena dipengaruhi aktivitas sebelum tidur seperti menonton atau interaksi dengan gadget yang menyebabkan otak aktif, sehingga mengganggu kualitas tidur," imbuh Vera.
(muf/rap)