Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Anak Sudah Kenal Huruf, Cynthia Lamusu Bahagia tapi Bingung

Muhayati Faridatun   |   HaiBunda

Selasa, 11 Dec 2018 20:33 WIB

Anak Cynthia Lamusu yang baru menginjak dua tahun sudah mengenal huruf. Bahagia, tapi Cynthia juga mengaku bingung nih, Bun. Kenapa ya?
Anak Sudah Kenal Huruf, Cynthia Lamusu Bahagia tapi Bingung/ Foto: Instagram
Jakarta -

Cynthia Lamusu terlihat bahagia ketika salah satu anak kembarnya, Ataya Tatjana Aisyah Putri, menunjukkan kemampuan baru. Bocah dua tahun itu sudah mulai mengenal huruf lho, Bun.

Saat sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan, Cynthia menguji kemampuan Tatjana. Tak disangka, beberapa deretan huruf yang ditunjuk sang mama bisa dibaca saudara kembar Atharva Bimasena Saputra itu.


Di akun Instagram miliknya, Cynthia membagikan momen tersebut lewat potongan video. Personel trio B3 itu pun terdengar sangat gembira dengan kepandaian Tatjana, yang menyebut huruf-huruf dengan Bahasa Inggris. Bikin gemas deh, Bun.

Cynthia lantas menuangkan perasaannya, "Bahagianya seorang Ibu salah satunya adalah melihat perkembangan buah hatinya. Alhamdulillah... Tatjana sekarang ga bisa lihat huruf maunya semua dibaca."

Tapi, istri aktor Surya Saputra ini juga mengaku bingung. Kenapa ya, Bun? "Apa ini tandanya udah siap buat mulai sekolah yaa? Hai Moms bisa sharing, umur berapa ya sebaiknya anak mulai belajar di sekolah?" tulisnya.

[Gambas:Instagram]


Hmmm, Bunda punya jawaban dari pertanyaan Cynthia Lamusu? Atau Bunda juga memiliki permasalahan yang sama? Nggak usah bingung lagi ya Bunda. Kita simak yuk penjelasannya.

Dilansir Baby Center, hampir semua prasekolah menerima anak mulai usia 2,5 tahun. Tapi, bukan berarti anak Bunda dikatakan siap masuk prasekolah saat mencapai usia tersebut. Kesiapan masuk prasekolah dilihat dari perkembangan anak. Secara sosial, emosional, fisik, dan kognitif, apakah anak Bunda siap berpartisipasi dalam program pendidikan harian dengan sekolompok anak lain.


Menurut profesor pendidikan di Universitas San Fransisco, Dr Nancy Cappelloni, EdD, melihat pengalaman orang tua lain sebagai referensi memang bisa membantu. Tapi dia menambahkan, orang tua harus tetap meyakini bahwa setiap anak dan keluarga memiliki faktor keunikan masing-masing, termasuk kemampuan sosial dan kesiapan akademis anak.

"Orang tua tidak seharusnya hanya memikirkan tentang Taman Kanak-kanak dan sekolah tingkat pertama. Tapi, orang tua juga harus menggarisbawahi sampai nanti 10 atau 15 tahun mendatang," kata Dr Nancy, dikutip dari Parents.

Ia pun menegaskan, orang tua mungkin merasa kesulitan untuk mengambil keputusan. Tapi perlu diingat bahwa tak seorang pun memahami anak lebih baik dari orang tuanya sendiri.

(muf/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda