Jakarta -
Hati-hati ya, Bun, jika
anak keseringan nonton TV. Sebenarnya boleh saja, tapi tetap awasi dan batasi juga waktunya. Disebutkan bahwa kebiasaan menonton televisi lama-lama juga bisa memengaruhi emosi anak, lho.
Salah satu alasannya adalah karena banyaknya paparan gambar kekerasan dan konten dewasa di televisi, yang mungkin dilihat oleh anak. Kondisi ini jika dibiarkan juga bisa mengganggu kesejahteraan emosi dan moral anak. Selain dari televisi, konten kekerasan juga banyak terdapat di koran, majalah, dan bahkan
video game.
"Paparan berulang terhadap kekerasan di televisi, film, dan musik, mengurangi sensitivitas anak terhadap perilaku yang tidak sehat," tulis Raksha Bharasia dalam bukunya
Roots and Wings 3. American Psychological Association menyebutkan, ada tiga dampak utama dari menonton perilaku kekerasan di media seperti televisi atau
video game. Efeknya, anak-anak menjadi kurang sensitif terhadap kesedihan dan penderitaan orang lain.
 Ilustrasi anak nontin TV/ Foto: Thinkstock |
Anak juga kelak akan merasa takut dengan dunia di sekitarnya. Kemungkinan mereka berperilaku agresif atau melakukan tindakan yang menyakiti orang lain pun kian meningkat.
Dalam sebuah penelitian yang mengaitkan antara kekerasan di media dan di dunia nyata, ditemukan bahwa anak yang lebih sering menonton televisi di usia 8 tahun, kelak saat dewasa lebih berpotensi melakukan kejahatan serius. Mereka juga bersikap lebih agresif jika minum minuman keras. Tentunya hal ini sangat mengkhawatirkan ya, Bun.
Berbicara tentang televisi,
Healthy Children menuliskan beberapa alasan kenapa orang tua perlu menghindarkan anak, terutama bayi dan balita, dari kebiasaan menonton televisi berlebihan. Disebutkan, balita yang berlebihan menonton TV berpotensi memiliki masalah pada atensi di usia 7 tahun.
Sedangkan bayi yang terlalu banyak
menonton televisi berdampak pada perkembangan bahasa, membaca, ingatan, sulit tidur, hingga sulit memerhatikan. Dokter anak David L. Hill, MD, FAAP, menyarankan para orang tua untuk membatasi durasi menonton televisi pada anak.
"Khususnya pada anak berusia sampai 5 tahun, sebaiknya batasi menonton televisi maksimal satu jam sehari," ujar David.
(rdn/muf)