Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Manfaat yang Hilang Saat Bayi Diberi ASI Perah

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Rabu, 06 Feb 2019 18:05 WIB

Sebenarnya, adakah dampak memberikan ASI perah pada bayi? Berikut ini penjelasan ahlinya, Bun.
Manfaat yang Hilang Saat Bayi Diberi ASI Perah /Foto: istock
Jakarta - Bagi ibu bekerja, memerah ASI merupakan satu rutinitas agar si kecil tetap dapat merasakan ASI ekslusif. Tapi, apakah sebenarnya ASI perah (ASIP) ini bagus untuk bayi? Simak penjelasan ahli ini yuk.

Menurut pakar laktasi, dr Utami Roesli, SpA, IBCLC, FABM, ASI perah tentu tidak sebaik ASI dari menyusu langsung. Kalau disimpan sampai beku, akan berkurang beberapa zat daya tahan tubuhnya.


"Seorang ibu tidak boleh memberikan ASI perah kalau sudah satu atap dengan anaknya," ungkap dr Utami dikutip dari detikcom.

Seperti pepatah, tidak ada rotan akar pun jadi, dr Utami mengumpamakan menyusui sebagai rotan, sedangkan memberi ASI perah seperti akar. Artinya, sebisa mungkin ibu harus menyusui secara langsung dan ASI perah hanya diberikan jika terpaksa.

Selama satu atap dengan bayinya, ibu mesti memberikan ASI secara langsung. Ada manfaat yang didapat dengan menyusui secara langsung, antara lain terbentuknya ikatan ibu dan anak, manfaat psikobiologi yang meningkatkan oksitosin serta imun tubuh, dan manfaat dari zat yang terkandung dalam ASI yakni HAMLET atau protein antikanker.

"Jadi kalau hanya memberikan ASI perah, hanya yang ketiga, HAMLET-nya saja atau antibodinya saja yang didapat. Tetapi bonding ikatan kasih sayang antara bayi dengan ibu dan psikobiologi tidak didapatkan," papar kakak kandung seniman kondang almarhum Harry Roesli ini.

Lebih lanjut, dr Utami menuturkan, manfaat lain yang juga hilang ketika bayi diberi ASI perah adalah ketidakmampuan bayi menentukan kapan lapar atau haus. Pada isapan awal, ASI hanya mengandung sedikit lemak dan karbohidrat. Biasanya, bayi akan mengonsumsi ASI ini bila haus.

Semakin lama isapan, semakin tinggi lemak dan karbohidrat yang dikandung. Bila bayi lapar, dia akan mengisap lebih lama untuk mendapatkan asupan karbohidrat dan lemak itu. Tapi pada ASI perah, akan terjadi percampuran sehingga tidak jelas mana ASI yang rendah atau tinggi karbohidrat dan lemak.


"Kalau kita kasih ASI perah, kita tidak tahu dia haus atau lapar, kita jejali saja nasi (karbohirat) dan lemaknya sekalian," sambung dr Utami.

Sempat terkena kanker payudara akibat gagal menyusui anaknya, dr Utami kini justru menjadi pejuang ASI yang sangat gigih. Ia berpesan agar para ibu memberikan ASI secara langsung untuk bayi, meskipun stok ASI perah di lemari pendingin masih banyak. Dengan demikian, banyak manfaat yang akan diperoleh. (yun)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda